Pesawat F-15 milik Angkatan Udara AS. | US AIR FORCE

Internasional

AS Juga Ogah Kirim Pesawat Tempur

Permintaan Ukraina atas bantuan pesawat tempur belum bersambut.

WASHINGTON -- Harapan Ukraina untuk mendapatkan bantuan pesawat tempur guna melawan serangan Rusia kian tipis. Setelah Jerman sebelumnya menolak, Amerika Serikat (AS) juga menyatakan penolakan.

Presiden Joe Biden pada Senin (30/1) waktu setempat mengatakan, Amerika Serikat (AS) tidak akan menyediakan jet tempur F-16 bagi Ukraina untuk melawan Rusia. Langkah ini diambil ketika pasukan Rusia mengklaim peningkatan serangkaian di timur Ukraina.

"Tidak," ujar Biden singkat kepada wartawan di Gedung Putih ketika ditanya apakah Amerika Serikat akan menyediakan jet tempur untuk Ukraina.

Biden mengungkapkan pernyataan tersebut tak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, Rusia mulai membalas dendam atas perlawanan Ukraina dengan serangan tanpa henti di wilayah timur. Zelenskiy telah memperingatkan, Moskow bertujuan untuk meningkatkan serangan di sepanjang garis depan yang membentang melintasi selatan dan timur.

photo
Pesawat tempur MiG-31K milik Angkata Udara Rusia beraksi dalam peringatan Hari Kejayaan di Moskow, pada 2021. - (AP/AP)

Ukraina telah mengamankan pasokan tank tempur dari Jerman dan AS. Namun setelah itu, Ukraina kembali mendesak sekutu Baratnya untuk mengirim jet tempur generasi keempat seperti F-16. "Rintangan besar berikutnya sekarang adalah jet tempur,” ujar Penasihat Menteri Pertahanan Oleksiy Reznikov, Yuriy Sak.

Meskipun tidak ada tanda-tanda serangan baru Rusia yang lebih luas, administrator Provinsi Donetsk di timur Ukraina yang dikuasai Rusia, Denis Pushilin, mengatakan, pasukan Rusia telah mengamankan pijakan di Vuhledar. Wilayah ini merupakan sebuah kota pertambangan batu bara yang reruntuhannya menjadi benteng pertahanan Ukraina sejak pecahnya perang pada Februari 2022 lalu.

Ratusan tank modern dan kendaraan lapis baja yang dijanjikan oleh negara-negara Barat ke Ukraina akan dikirim beberapa bulan lagi. Hal ini membuat Kiev harus berjuang melewati musim dingin dalam perang yang tanpa henti.

Pasukan tentara bayaran Rusia dari Wagner Group telah mengirim ribuan narapidana yang direkrut dari penjara Rusia ke area pertempuran di sekitar Bakhmut. Ini mengulur waktu bagi militer reguler Rusia untuk menyusun kembali unit dengan mengerahkan ratusan ribu pasukan cadangan.

photo
Negara yang Berkubu ke Ukraina dan Rusia - (Republika)

Zelenskiy mendesak Barat untuk mempercepat pengiriman senjata yang dijanjikan sehingga Ukraina dapat menyerang. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, negara-negara Barat yang memasok senjata mengarah semakin terlibat langsung dalam konflik. Tetapi langkah itu tidak berpotensi untuk mengubah perang.

Lembaga think tank, Institute for the Study of War, yang berbasis di AS mengatakan, kegagalan Barat untuk menyediakan bantuan yang diperlukan tahun lalu adalah alasan utama kemajuan Kiev di medan perang terhenti sejak November. Para peneliti mengatakan, Ukraina masih dapat merebut kembali wilayahnya setelah senjata yang dijanjikan tiba.

Kanselir Jerman Olaf Scholz sebelumnya mengindikasikan, pihaknya mulai gerah dengan permintaan senjata terus-menerus oleh Ukraina. “Saya hanya dapat menyarankan untuk tidak terus-menerus melakukan perang penawaran dalam hal sistem persenjataan,” kata Scholz dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Tagesspiegel, Ahad (29/1).

Ia mengingatkan, Jerman baru saja menyetujui pengiriman tank Leopard 2 setelah melalui perdebatan panjang. Sebab itu, permintaan atas jet tempur yang seketika dilayangkan Ukraina menjadi persoalan. "Itu tidak terlihat serius dan merusak kepercayaan warga terhadap keputusan pemerintah,” kata Scholz.

photo
Serba Serbi Leopard 2 - (Republika)

Ia menegaskan, negaranya tidak akan mengirim atau memasok jet tempur ke Ukraina. Hal itu disampaikan di tengah meningkatkan seruan Kiev tentang kebutuhan terhadap pesawat tersebut.

Pada Rabu (25/1) pekan lalu, Scholz akhirnya menyetujui pengiriman 14 tank Leopard 2 ke Ukraina. Negara-negara Eropa yang memiliki tank tersebut dan ingin mengerahkannya ke Ukraina juga mendapat restu dari Scholz. Langkah Jerman mengizinkan pengiriman Leopard 2 ke Ukraina terjadi berbarengan dengan keputusan Amerika Serikat (AS) mengirim 31 tank M1 Abrams untuk Kiev.

Sebelumnya, kedua negara tersebut menolak memasok masing-masing dari jenis tank tempur tersebut ke Ukraina. Kendati demikian, desakan terus-menerus dari Ukraina serta sejumlah negara Eropa Timur akhirnya melunakkan kebijakan Jerman.

Ukraina sejauh ini bukan anggota NATO. Artinya, negara-negara NATO sebenarnya tak punya kewajiban membantu saat negara tersebut diserang. Rusia menyerang Ukraina pada Februari 2022 lalu, dengan asumsi bahwa NATO akan menggunakan wilayah Ukraina sebagai pangkalan militer yang bakal mengancam keamanan Rusia.

Tepat setelah mengamankan pasokan tank, Ukraina kemudian menyerukan sekutu Barat untuk mengirimkan jet tempur. “Tantangan besar berikutnya sekarang adalah jet tempur,” kata Yuriy Sak, penasihat Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov, saat diwawancara Reuters.

Jerman Gerah dengan Tuntutan Ukraina

Jerman tak menggubris permintaan jet tempur oleh Ukraina.

SELENGKAPNYA

Ukraina Kembali Minta Tambahan Senjata

Rusia luncurkan robot penghancur tank.

SELENGKAPNYA

Rusia Tambah Gencar Serang Ukraina

Serangan digencarkan setelah janji bantuan tank AS dan Jerman.

SELENGKAPNYA