Kanselir Jerman Olaf Scholz. | AP Photo/Kay Nietfeld/dpa

Internasional

Jerman Gerah dengan Tuntutan Ukraina

Jerman tak menggubris permintaan jet tempur oleh Ukraina.

BERLIN -- Negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah menyepakati pengiriman tank tempur untuk Ukraina. Meski begitu, permintaan tambahan Ukraina terkait bantuan jet tempur belum digubris.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengindikasikan, pihaknya mulai gerah dengan permintaan senjata terus-menerus oleh Ukraina. “Saya hanya dapat menyarankan untuk tidak terus-menerus melakukan perang penawaran dalam hal sistem persenjataan,” kata Scholz dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Tagesspiegel, Ahad (29/1).

Ia mengingatkan, Jerman baru saja menyetujui pengiriman tank Leopard 2 setelah melalui perdebatan panjang. Sebab itu, permintaan atas jet tempur yang seketika dilayangkan Ukraina menjadi persoalan. "Itu tidak terlihat serius dan merusak kepercayaan warga terhadap keputusan pemerintah,” kata Scholz.

Ia menegaskan, negaranya tidak akan mengirim atau memasok jet tempur ke Ukraina. Hal itu disampaikan di tengah meningkatkan seruan Kiev tentang kebutuhan terhadap pesawat tersebut.

photo
Dua pesawat Eurofighter milik Bundeswehr Jerman terbang bersama jet Israel pada 2020. - (AP/Sven Hoppe/DPA)

Pada Rabu (25/1) pekan lalu, Scholz akhirnya menyetujui pengiriman 14 tank Leopard 2 ke Ukraina. Negara-negara Eropa yang memiliki tank tersebut dan ingin mengerahkannya ke Ukraina juga mendapat restu dari Scholz. Langkah Jerman mengizinkan pengiriman Leopard 2 ke Ukraina terjadi berbarengan dengan keputusan Amerika Serikat (AS) mengirim 31 tank M1 Abrams untuk Kiev.

Sebelumnya, kedua negara tersebut menolak memasok masing-masing dari jenis tank tempur tersebut ke Ukraina. Kendati demikian, desakan terus-menerus dari Ukraina serta sejumlah negara Eropa Timur akhirnya melunakkan kebijakan Jerman.

Ukraina sejauh ini bukan anggota NATO. Artinya, negara-negara NATO sebenarnya tak punya kewajiban membantu saat negara tersebut diserang. Rusia menyerang Ukraina pada Februari 2022 lalu, dengan asumsi bahwa NATO akan menggunakan wilayah Ukraina sebagai pangkalan militer yang bakal mengancam keamanan Rusia.

Tepat setelah mengamankan pasokan tank, Ukraina kemudian menyerukan sekutu Barat untuk mengirimkan jet tempur. “Tantangan besar berikutnya sekarang adalah jet tempur,” kata Yuriy Sak, penasihat Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov, saat diwawancara Reuters.

Dukungan Senjata untuk Ukraina - (Republika)  ​

Yuriy Sak mengungkapkan, pasokan jet tempur itu dibutuhkan negaranya untuk misi pencegatan dan menyerang posisi Rusia. “Jika kami mendapatkan jet tempur Barat, keuntungan di medan perang akan sangat besar. Bukan hanya F-16 (jet tempur multiperan AS), pesawat generasi keempat, ini yang kami inginkan,” ucapnya.

Angkatan Udara Ukraina memiliki armada jet tempur era Uni Soviet. Mereka sudah tua dan jauh dibandingkan kekuatan udara Rusia. Sak optimistis, Barat akan bersedia memasok jet tempur untuk negaranya.

“Mereka (Barat) tidak ingin memberi kami artileri berat, lalu mereka melakukannya. Mereka tidak ingin memberi kami sistem Himars, lalu mereka melakukannya. Mereka tidak mau memberi kami tank, sekarang mereka memberi kami tank. Selain senjata nuklir, tidak ada yang tersisa yang tidak akan kami dapatkan,” ucap Sak. Ukraina juga menyampaikan membutuhkan bantuan rudal jarak jauh dari Barat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, negaranya membutuhkan senjata baru dan pengiriman yang lebih cepat untuk menghadapi "situasi sulit" serangan tanpa henti pasukan Rusia di timur wilayah Donetsk. Rusia mencoba menerobos pertahanan Ukraina.

photo
Pasukan Ukraina bersiap menuju garis depan di Donetsk, Ukraina, sabtu (28/1/2023). - ( AP Photo/Andriy Dubchak)

"Situasinya sangat sulit, Bakhmut, Vuhledar, dan sektor-sektor lain di wilayah Donetsk diserang tanpa oleh Rusia, ada upaya terus-menerus untuk menerobos pertahanan kami," kata Zelenskyy dalam pidato malamnya, Ahad (29/1).

"Rusia ingin menyeret perang dan membuat lelah pasukan kami, sehingga senjata kami harus tepat waktu, kami harus mempercepat pergerakan, mempercepat pasokan, dan membuka opsi senjata baru untuk Ukraina," katanya menambahkan.

Sebelumnya, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan, pasukannya membalas serangan di Blahodatne di sebelah timur wilayah Donetsk. Sementara kelompok militer swasta Rusia, Wagner, mengatakan bahwa pasukan mereka berhasil mengambil alih sebuah desa. Pernyataan militer berikutnya tidak menyinggung soal Blahodatne.

Bantahan Korea

Sementara itu, Korea Utara (Korut) membantah tudingan yang menyebutnya memasok persenjataan ke Rusia. Tuduhan terhadap Korut itu dilayangkan oleh Amerika Serikat (AS).

photo
Negara yang Berkubu ke Ukraina dan Rusia - (Republika)

Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) pada Ahad (29/1), Direktur Jenderal Departemen Urusan AS Korut, Kwon Jong Gun, memperingatkan bahwa AS akan menuai hal yang tak diinginkan jika terus menyebarkan rumor rekaannya sendiri. “Mencoba menodai citra (Korut) dengan mengarang sesuatu yang tidak ada adalah provokasi besar, yang tidak akan pernah bisa dibiarkan dan itu tidak bisa tidak memicu reaksinya,” ujarnya.

Kwon kemudian menyoroti kebijakan AS yang memasok persenjataan ke Ukraina. Menurut dia, upaya untuk membenarkan tindakan Washington itu adalah tindakan bodoh.

Awal bulan ini AS menunjuk perusahaan militer swasta Rusia, Wagner Group, sebagai “organisasi kriminal internasional”. Keputusan itu didasarkan pada kesepakatan senjata antara Wagner dan Korut yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Gedung Putih sempat merilis foto-foto intelijen AS yang menunjukkan gerbong-gerbong pengangkut Rusia memasuki Korut. Menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby, gerbong datang untuk mengangkut roket dan rudal infanteri. Setelah muatan terangkut, gerbong-gerbong itu kembali ke Rusia.

Rusia merupakan satu di antara sedikit negara yang memiliki hubungan cukup dekat dengan Korut. Sejauh ini Korut, termasuk Cina, menolak mengecam serangan Rusia ke Ukraina. Baru-baru ini, adik perempuan dari pemimpin Korut Kim Jong-un, yakni Kim Yo Jong, mengkritik tajam keputusan AS yang menyediakan 31 tank M1 Abrams untuk Ukraina.

Kim Yo Jong menilai, langkah Washington tersebut telah “jauh melewati garis merah”. Rusia telah memperingatkan bahwa keputusan Barat memasok tank tempur ke Ukraina, hanya akan memperpanjang pertempuran dan mengakibatkan penderitaan bagi rakyat Ukraina.

Menjaga Anak di Tengah Derasnya Isu Penculikan

Anak kini harus diajari mekanisme pertahanan diri.

SELENGKAPNYA

Temuan Amplop Badrun dan Hukum Barang tak Bertuan

Ada perselisihan pendapat di kalangan ulama, apakah sebaiknya diambil atau dibiarkan.

SELENGKAPNYA

Saat Alquran Dibakar, Kenapa tak Boleh Membalas Bakar Injil?

Bimbingan ini menyangkut larangan mencaci Tuhan-Tuhan mereka.

SELENGKAPNYA