Tentara Ukraina berdiri di atas kendaraan APC sebelum berangkat ke garis depan di Donetsk, Ukraina, Sabtu, (28/ 1/2023). | AP Photo/Andriy Dubchak

Internasional

Ukraina Kembali Minta Tambahan Senjata

Rusia luncurkan robot penghancur tank.

KIEV -- Ukraina terus meminta tambahan pengiriman senjata dari Barat. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, Ukraina membutuhkan rudal jarak jauh untuk berperang agar lebih efektif melawan tentara Rusia.

Zelenskyy dalam pesan di Telegram menyatakan, pasukan Rusia melancarkan serangan rudal terhadap Kostiantynivka di wilayah Donetsk Sabtu (28/1) pagi. Atas serangan ini, sebanyak tiga warga sipil meninggal dunia dan 14 lainnya luka-luka.

Menggaris bawahi bahwa tempat-tempat pemukiman menjadi sasaran serangan itu, Zelenskyy menggambarkan, pasukan Rusia melakukan serangan itu dengan rudal S-300. Dia mencatat dikutip dari Anadolu Agency, bahwa Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata untuk mencegah serangan serupa dan membatasi kapasitas tentara Rusia untuk serangan baru.

photo
Tentara Ukraina berdiri di atas kendaraan APC sebelum berangkat ke garis depan di Donetsk, Ukraiana, Sabtu, (28/ 1/2023). - ( AP Photo/Andriy Dubchak)

Tuntutan terbaru ini merupakan rangkain permintaan tambahan usai Jerman dan Amerika Serikat (AS) setuju untuk mengirimkan tank tercanggihnya. Beberapa negara lain di Eropa yang memiliki pasokan tank Leopard asal Jerman pun setuju untuk ikut digunakan dalam perang di Ukraina.

Bahkan Prancis, melalui Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna yang mengunjungi Odesa pada Kamis (26/1), berjanji akan mempertimbangkan menyumbangkan memasok tank tempur utama Leclerc. Prancis sejauh ini telah setuju untuk mengirim kendaraan tempur lapis baja AMX-10 RC, tetapi berhenti berkomitmen untuk mengirim Leclerc.

Prancis berpendapat bahwa, tidak seperti Leopard Jerman yang ada di seluruh Eropa dengan ketersediaan sebanyak 2.000, hanya ada sekitar 200 Leclerc yang bisa digunakan. Armada itu juga tidak lagi diproduksi.

photo
Serba Serbi Leopard 2 - (Republika)

Duta Besar Ukraina untuk Prancis Vadym Omelchenko mengatakan total tank yang janjikan ke Ukraina sebanyak 321 tank. Hal ini ia sampaikan di stasiun televisi BFM.

"Sampai hari ini, dalam kesepakatannya beberapa negara sudah mengkonfirmasi untuk mengirimkan 321 tank berat ke Ukraina," kata Omelchenko, Jumat (28/1).

"Setiap kasus pengirimannya berbeda dan kami membutuhkan bantuan ini secepatnya," tambahnya. Omelchenko tidak memaparkan jumlah tank yang dikirimkan setiap negara.

Sampai Kamis (27/1) beberapa negara yang dipimpin Jerman dan Amerika Serikat (AS) mengatakan akan mengirimkan tank mereka ke Ukraina.

photo
Tentara Polandia mengemudikan tank Leopard 2 di wilayah latihan militer di Biedrusko, Polandia, beberapa waktu lalu. - (EPA-EFE/JAKUB KACZMARCZYK )

Sebelumnya dilaporkan Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan negaranya akan mengirimkan 60 tank tambahan selain 14 tank Leopard 2 ke Ukraina. Hal ini ia sampaikan dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Kanada.

Warsawa menempatkan diri sebagai salah satu sekutu Kiev yang paling vokal. Polandia menekan Jerman untuk mengirimkan tank Leopard 2 ke Ukraina dan mengizinkan negara-negara lain untuk melakukan. Pada Rabu (25/1) Berlin sepakat mengirim tank tempur tersebut.

"Pada separuh tahun lalu Polandia menjadi negara pertama yang mengirimkan 250 tank atau bahkan lebih," kata Morawiecki pada CTV News, Kamis (27/1).

Pada April tahun lalu, dua bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, Polandia mengatakan telah mengirim tank untuk membantu Kiev mempertahankan diri dari serangan.

Dukungan Senjata untuk Ukraina - (Republika)  ​

"Kini kami siap untuk mengirim 60 tank modern kami, 30 di antaranya PT-91 dan selain itu 14 tank, tank Leopard 2 dari yang kami miliki," tambahnya.

Tank PT-91 yang diproduksi Polandia sudah mulai beroperasi sejak tahun 1990-an. Tank itu pengembangan dari tank T-72 milik Uni Soviet.

Di pihak lain, Rusia meluncurkan robot penghancur tank Abrams dan Leopard 2 sebagai respons Moskow terhadap keputusan Amerika Serikat dan negara-negara Eropa yang akan mengirimkan tank ke Ukraina.

Mantan direktur jenderal badan antariksa federal Rusia Roscosmos, Dmitry Rogozin, menuturkan bahwa robot yang diberi nama Marker itu mampu memukul tank Abrams buatan AS dan tank Leopard buatan Jerman.

Rogozin menjelaskan bahwa Marker mempunyai katalog target dalam bentuk spektrum cahaya tampak dan inframerah. Sistem tersebut akan membantu Marker untuk mendeteksi secara otomatis perangkat keras militer musuh.

"Misalnya, sesaat setelah pengiriman tank Abrams dan Leopard ke pasukan Ukraina dimulai, Marker akan dilengkapi dengan gambar elektronik yang sesuai untuk mendeteksi dan menghancurkan tank AS dan Jerman dengan peluru kendali anti-tank," kata Rogozin kepada Sputnik.

Marker, menurut dia, juga bisa memprioritaskan target musuh saat berada di garis terdepan. Ia mengatakan empat robot Marker akan dikirimkan ke wilayah Donbass pada Februari nanti. Dia berharap Marker bisa segera beroperasi setelah melalui serangkaian uji coba.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Rusia Tambah Gencar Serang Ukraina

Serangan digencarkan setelah janji bantuan tank AS dan Jerman.

SELENGKAPNYA

AS Susul Jerman Kirim Tank ke Ukraina

Pemerintah Ukraina juga meminta pengiriman jet tempur.

SELENGKAPNYA

Bantuan Senjata untuk Ukraina Mengalir

Belum ada kesepakatan soal tank yang akan dikirim ke Ukraina.

SELENGKAPNYA