
Inovasi
Mengenal Ragam Kecerdasan Buatan dalam Seni Digital
Karya digital dalam konteks AI bentuknya bisa beragam.
Dunia seni kini ikut bertransformasi bersama perkembangan teknologi. Konsep seni AI atau AI art adalah bentuk seni digital yang dibuat atau dipengaruhi oleh kecerdasan buatan (AI).
Menurut peneliti Center for Digital Society CfDS Perdana Karim, karya digital dalam konteks AI bentuknya bisa beragam, salah satunya musik.Tetapi, Karim melanjutkan, mungkin saat ini yang lebih terkenal di media sosial adalah gambar-gambar.
Gambar-gambar ini dibuat oleh AI melalui sebuah prompts atau kata-kata kunci yang kita berikan. Prompts tersebut kemudian akan membuat gambar yang menarik atau sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Lalu bagaimanakah AI menciptakan sebuah seni? Karim menyebutkan yang paling sering kita lihat adalah melalui teknologi generative art.
View this post on Instagram
Pada dasarnya, para seniman ini menggunakan algoritma untuk menghasilkan keluaran visual atau audio. “Karya-karya yang bermunculan di internet itu karya-karya yang statusnya masih belum jelas, apakah itu karya yang public domain atau mungkin sebuah karya yang memiliki copyright. AI tidak melihat aspek legalitas dari gambar-gambar yang berseliweran di internet,” ujar Karim menjelaskan dalam acara live streaming Diffusion #83 “Legality in the Digital Era: Relevance of IP on Regulating AI-generated Arts”, Selasa (24/1/2023).
“Dia hanya mengambil gambar-gambar tersebut untuk kemudian diubah menjadi sebuah algoritma, yang pada dasarnya menjadi strings of words codes and datas, yang ketika orang itu menggunakan prompts," kata dia.
Kemudian, AI akan mencocokkan antara prompts yang dikeluarkan dengan gambar atau data-data yang dimiliki di bank data. "Jika dirasa cocok, dia akan mengeluarkan gambar based on itu,” katanya menjelaskan.
Misalnya, membuat gambar anjing shiba melalui DALL-E. Kita bisa memberikan prompts yang lebih spesifik, seperti seekor anjing shiba yang berdiri dengan dua kaki belakangnya menggunakan baju-baju samurai di periode Meiji Jepang.
View this post on Instagram
Kemudian yang kedua adalah neural style transfer. Di presentasi Karim tertulis, teknik ini menggunakan algoritma pembelajaran mendalam atau deep learning algorithm untuk mentransfer gaya satu gambar ke gambar lainnya. Contoh neural style transfer ini adalah gaya seni seperti anime yang trending di salah satu media sosial, Tiktok.
“Ini menarik di mana kita hanya menggunakan foto kita saja, kemudian filter tersebut yang ada di Tiktok akan mengubah gambar kita menyerupai tokoh-tokoh anime dengan gaya khas anime, seperti muka yang lebih kinclong atau mungkin struktur wajah yang lebih ganteng dan lebih cantik,” ujar Karim.
Ketiga, ia melanjutkan, ada machine learning-based image manipulation. Para seniman menggunakan konsep ini untuk memanipulasi atau mengedit gambar dalam bentuk-bentuk yang beragam.
Misalnya, kita memiliki foto kuno berwarna hitam putih. Foto ini kita masukkan ke dalam filter Tiktok atau di laman mana pun kemudian menjadi sebuah foto berwarna.
Karya-karya yang bermunculan di internet itu statusnya masih belum jelas.PERDANA KARIM, Peneliti Center for Digital Society (CfDS)
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Puluhan Juta UMKM Masuk Ekosistem BUMN
Erick menargetkan transaksi PaDi UMKM meningkat menjadi Rp 50 Triliun.
SELENGKAPNYAMelihat Sejarah Angkringan di Museum Desa Ngerangan
Desa Ngerangan ini diyakini sebagai asal warga muasal pelopor jajanan Angkringan
SELENGKAPNYA