Di tengah hujan deras, ribuan buruh dari sejumlah serikat pekerja dan serikat buruh menggelar aksi menuntut stabilisasi harga pangan di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (7/12/2022). | Edi Yusuf/Republika

Ekonomi

Menerka Inflasi Jelang 'Tahun Resesi'

Bagaimana kondisi inflasi di Indonesia menjelang tahun 2023 nanti?

OLEH NOVITA INTAN, IIT SEPTYANINGSIH

Datangnya tahun baru membuka juga salah satu masa yang kerap diperkirakan akan diwarnai resesi besar-besaran. Bagaimana kondisi inflasi di Indonesia menjelang tahun 2023 nanti?

Center of Economic and Law Studies (Celios) memprediksi laju inflasi sebesar lima persen pada 2023. Adapun target ini relatif lebih tinggi dibandingkan inflasi pra pandemi.

Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira mengatakan, berlanjutnya eskalasi perang di Ukraina dan aksi Rusia mengurangi pasokan ekspor minyak ke Eropa akan memicu cost push inflation. Sementara di dalam negeri tantangan kenaikan sisi permintaan muncul setelah pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). 

“Ketika masyarakat mulai belanja secara bersamaan maka ada risiko inflasi sisi permintaan. Komponen transportasi selain pangan akan jadi penyumbang inflasi yang lebih besar pada 2023,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Ahad (1/1/2023).

photo
Pelaku usaha mikro memperlihatkan uang tunai saat mengambil bantuan sosial di Dinas Koperasi, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/12/2022). Pemerintah Kota Kediri menyalurkan bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada 316 pelaku usaha mikro sebesar Rp600 ribu per orang sebagai upaya pengendalian inflasi dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). - (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

“Ketika harga energi masih naik, imbas ke biaya transportasi akan langsung terasa,” ucapnya.

Bhima menyebut stabilitas bahan pangan juga menjadi kunci dalam pengendalian inflasi. Maka itu, Bhima menyarankan pemerintah sebaiknya tambah dan pastikan pasokan subsidi pupuk tepat waktu tepat sasaran. 

“Komoditas yang perlu diwaspadai antara lain beras, kedelai, gandum, bawang merah dan cabai serta telur ayam,” ucapnya.

Sedangkan, Center of Reform on Economics (Core) Indonesia memprediksi ekonomi nasional tumbuh 4,5 sampai lima persen pada 2023. Angka pertumbuhan itu bisa dicapai meskipun ekonomi negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa akan menjadi rentan akibat lonjakan inflasi dan pengetatan moneter.

"Memandang ekonomi dunia 2023, meskipun diprediksi tumbuh lebih lambat, kami (Core Indonesia) sebenarnya masih melihat peluang untuk tidak serta-merta jatuh ke jurang resesi," ujar Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy.

Menurutnya ekonomi negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa mungkin akan menjadi rentan akibat lonjakan inflasi dan pengetatan moneter. Namun, China yang menjadi mitra dagang terbesar banyak negara termasuk Indonesia menunjukkan indikasi perbaikan, sejalan dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19.

Begitu juga dengan inflasi global pada 2023 yang memang masih berpotensi meningkat. Core Indonesia memperkirakan tingkat inflasi diprediksi lebih rendah dibandingkan 2022 dan tidak banyak mengganggu tingkat konsumsi secara agregat. 

Kendati demikian, dampak dari inflasi global masih akan menekan daya beli masyarakat berpendapatan rendah dan kemungkinan juga masih menahan pemulihan mobilitas jarak jauh.

"Konsumsi rumah tangga diprediksi tetap kuat dan melampaui tingkat konsumsi pra-pandemi, meskipun pertumbuhannya melambat marginal akibat tekanan global," ucapnya.

Selain itu, pengetatan moneter diprediksi lebih terbatas karena berkurangnya tekanan inflasi global dan domestik. Investasi pun diprediksi akan kembali menjadi penyumbang kedua terbesar pertumbuhan ekonomi pada 2023.

photo
Warga lansia membeli beras kemasan 5 kg pada Operasi Beras Murah di halaman kantor Kecamatan Seberang Ulu I Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (15/12/2022). Untuk mencegah inflasi jelang akhir tahun, Pemerintah Kota Palembang menggelar operasi beras murah secara bergiliran di tiap kecamatan. - (ANTARA FOTO/Feny Selly)

"Pertumbuhan investasi swasta tidak banyak terganggu oleh tekanan ekonomi global. Meski demikian, surplus perdagangan diprediksi menyempit karena pelemahan permintaan sebagian negara tujuan ekspor utama dan juga pelemahan harga komoditas khususnya komoditas non-energi," ucapnya. 

Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah memperkirakan, angka inflasi sekitar 5,3 persen sampai 5,5 persen year on year (yoy) per Desember 2022. Hal itu utamanya dipicu oleh kenaikan harga transportasi, makanan, dan minuman jelang serta selama Natal juga Tahun Baru.

"Inflasi volatile foods dan inflasi inti diperkirakan lebih tinggi daripada sebelumnya," jelas Piter kepada Republika, Ahad (1/1). Di tengah suasana Natal dan Tahun Baru, kata dia, biasanya dipengaruhi oleh komoditas pangan seperti daging sapi, daging ayam, dan telur yang mengalami kenaikan harga, sehingga berkontribusi terhadap kenaikan inflasi.

photo
Pedagang merapikan dagangannya di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta, Senin (19/12/2022). Menjelang hari libur Natal dan Tahun Baru 2023, sejumlah harga bahan pokok seperti bawang merah, cabai rawit merah, cabai merah dan daging ayam mengalami kenaikan. - (Republika/Thoudy Badai)

Meski begitu, lanjutnya, inflasi pada 2022 walau meningkat cukup tinggi tapi tidak setinggi yang ditakutkan ketika pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. "Cukup terkendali, apresiasi untuk keberhasilan pemerintah dan Bank Indonesia," ujar dia.

Tahun ini dia prediksi inflasi akan tetap tinggi. Faktor utama yang harus diwaspadai, yaitu energi dan pangan. "Sementara pasokan global masih terganggu oleh gejolak geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina. Hanya saja saya perkirakan inflasi tidak akan lebih tinggi dibandingkan inflasi 2022," tutur Piter.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan tingkat inflasi di dalam negeri akan mencapai 6,3 persen pada akhir 2022. Dirinya menyampaikan, proyeksi tersebut lebih rendah jika dibandingkan proyeksi BI sebelumnya, yang memperkirakan inflasi menembus 6,6 sampai 6,7 persen tahun ini.

Perlu diketahui, inflasi pada September 2022 mencapai 5,9 persen. Angka itu lebih rendah dari proyeksi BI sebelumnya yang  sebesar 6,2 persen. Lalu inflasi pada November 2022 sebesar 5,42 persen secara year on year (yoy). Lebih rendah dibandingkan pada Oktober yang tercatat 5,71 persen.

Hantarkan Selera Rasa Nusantara

Kuliner nusantara yang ikonik dapat dipadukan dengan rasa internasional sebagai wujud modern Indonesia food.

SELENGKAPNYA

Praktis dengan Kontak Minimal

Saat berwisata, pelancong tentu menginginkan perjalanan yang lancar dan nyaman.

SELENGKAPNYA

Teguran untuk Pencela Nabi

Umair mengadukan perihal seorang saudaranya yang mencela Nabi Muhammad SAW.

SELENGKAPNYA