
Laporan Utama
Mengisi Pergantian Tahun dengan Kegiatan Bermakna
Dalam setiap waktu, Muslim harus mempersiapkan apa yang akan dilakukannya pada esok hari.
OLEH ANDRIAN SAPUTRA
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan mengatakan, perayaan tahun baru Masehi merupakan bagian dari muamalah. Tradisi itu boleh dilakukan selagi tidak melanggar syariat Islam.
"Pada dasarnya boleh sepanjang tidak ada praktik yang dilarang agama, seperti perkataan yang mendatangkan bahaya (mudarat) perbuatan yang berlebihan (mubazir), seperti makan dan minum yang berlebihan tentu merugikan atau membahayakan diri sendiri dan orang lain," kata Buya Amirsyah pada Selasa (27/12).
Namun, Buya Amirsyah mengajak umat Islam untuk mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan yang bermakna. Ada banyak kegiatan bermakna yang dapat dilakukan keluarga Muslim pada malam pergantian tahun baru Masehi. Di antaranya adalah dengan bermuhasabah. Sebab, Allah SWT dalam Alquran surat al-Hasyar telah memerintahkan orang-orang beriman untuk selalu bermuhasabah.

Buya Amirsyah mengatakan, dalam setiap waktu, umat Islam harus memperhatikan dan mempersiapkan apa yang harus dilakukannya esok hari. Karena itu, setiap Muslim harus mempersiapkan hari esok dengan lebih baik, mulai dari pemahaman hingga pelaksanaan ajaran agama harus lebih baik. Oleh karena itu, dia berharap umat Islam bertekad agar tahun 2023 lebih baik dari 2022.
Buya mengajak umat mengubah cara pandang, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama agar lebih baik dimulai dari niat karena Allah. Dengan demikian, Muslim dapat melakukan sesuatu yang terbaik sehingga menghasilkan amal soleh yang terbaik seperti mempersiapkan generasi emas yang tangguh, kuat menghadapi tantangan zaman yang semakin berat.
Indonesia memiliki peluang karena bonus demografi dan sumber daya alam yang kaya raya harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.BUYA AMIRSYAH TAMBUNAN
"Indonesia memiliki peluang untuk itu karena bonus demografi dan sumber daya alam yang kaya raya harus dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat, bukan hanya untuk kepentingan segolongan atau kelompok tertentu," kata dia.
Buya Amirsyah mengajak umat untuk mensyukuri pergantian tahun. Maka, menurut dia, bentuk syukur sebagai anak bangsa adalah harus mampu mengubah bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bersyukur karena sumber daya alam yang kaya raya yang harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat dan bangsa.

Bentuk kemaslahatan itu, menurut Buya Amirsyah, antara lain harus memberikan solusi terhadap kesenjangan ekonomi seperti yang terjadi saat ini. Selain itu juga mengubah wajah politik bangsa Indonesia kepada bangsa yang bermartabat karena menjunjung tinggi nilai ukhuwah untuk kebersamaan, kepedulian, kekompakan dalam menegakkan keadilan.
"Bukan justru menyebarluaskan fitnah, berita hoaks, adu domba (namimah). Kita berharap Indonesia lebih berkemajuan dan bermartabat serta berdaulat pada tahun 2023. Amin," katanya.
Pengasuh Pesantren Darul Uchwah KH Marsudi Syuhud mengimbau masyarakat dari berbagai kalangan untuk berkolaborasi dan saling menghormati secara bersama-sama dalam menjalankan keyakinan. "Kita berharap semua pihak saling menghormati dalam menjalankan iman di tengah pergantian tahun baru ini," ujar Marsudi.
Kita berharap semua pihak saling menghormati dalam menjalankan iman di tengah pergantian tahun baru ini.KH MARSUDI SYUHUD Pengasuh Pesantren Darul Uchwah
Jika seluruh masyarakat sudah bersepakat untuk bisa membangun negara secara bersama-sama, semuanya akan menjadi nyaman dan mampu menjadi bangsa yang satu. Ia berharap seluruh rangkaian pergantian tahun berjalan dengan aman, nyaman, bahkan tanpa adanya gangguan dari pihak mana pun. Untuk itu, situasi yang damai, aman, dan terkendali ini harus terus dijaga oleh semua elemen masyarakat.
Pergantian tahun menjadi momentum perayaan umat tertentu. Sementara itu, sebagian Muslim ada yang memanfaatkan situasi ini untuk mempererat kekeluargaan dan membangun kebersamaan dengan berlibur bersama.
“Silakan dijalankan dengan baik-baik, dengan berpegang teguh pada aturan yang ada. Kita sama-sama junjung tinggi aturan yang ada, saling menghormati dan mengapresiasi,” kata Marsudi.
Dengan menaati aturan yang ada, baik itu dari pemerintah maupun tradisi agama, keharmonisan akan tercipta. Semuanya akan berjalan dalam keteraturan. Kehidupan berbangsa yang penuh toleransi akan tercipta.
View this post on Instagram
Kronik Sang Mutiara Hitam
Nama Pele menjadi sejarah tersendiri di jagat sepak bola dunia.
SELENGKAPNYABolehkah Karyawan Telat Masuk Kerja Disanksi Potong Gaji?
Lembaga boleh memberlakukan ketentuan sanksi kepada karyawannya (yang tidak disiplin).
SELENGKAPNYAIkhtiar Menumpulkan Paradoks Digital
Republika menyodorkan nilai-nilai kepada para pembacanya.
SELENGKAPNYA