
Kabar Utama
Kronik Sang Mutiara Hitam
Nama Pele menjadi sejarah tersendiri di jagat sepak bola dunia.
Tepat pada 23 Oktober 1940, di salah satu kota di Brasil yang bernama Tres Coracoes, terdengar suara tangisan yang pecah dari bibir seorang bayi mungil bernama Edson Arantes do Nascimento. Namun, siapa yang saat itu mengira, tangisan itu merupakan suara dari seorang legenda sepak bola Brasil, yang dikenal seantero dunia dengan nama Pele.
Pele, yang lahir dan besar di Tres Coracoes itu memang telah akrab dengan sepak bola sejak ia masih kecil. Pesepak bola dengan julukan 'si Mutiara Hitam' itu membuat debut profesionalnya pada usia 16 tahun dengan bergabung bersama klub Brasil, Santos. Menjalani debutnya bersama Santos dari 1956 hingga 1974, Pele sukses tampil sebanyak 656 kali dengan menorehkan 643 gol.
Dengan jumlah golnya yang sebanyak itu, tak mengherankan jika Pele merupakan salah satu pesepakbola Brasil yang mampu menjadi top skor liga selama 11 musim.
Maracanazo
Pele kecil juga punya mimpi. “Saya akan menjuarai Piala Dunia untukmu, Ayah,” kata Pele kecil ketika melihat sang ayah menangis usai Brasil digilas Uruguay pada final Piala Dunia 1950. Itulah pertama kalinya Pele melihat ayahnya menangis.

“Semua karena kekalahan Brasil dari Uruguay pada final Piala Dunia 1950,” tulis Pele dalam autobiografinya yang berjudul, Pele: The Autobiography (2006). Kekalahan 1-2 di Stadion Maracanã, Rio de Janeiro, Brasil, itu memang memukul masyarakat Brasil.
Begitu terpukulnya lantaran kekalahan tersebut, muncul istilah baru di Brasil, Maracanazo. Istilah itu merujuk pada kesuksesan tim yang tidak diunggulkan menjungkalkan semua prediksi dengan mengalahkan tim yang lebih diunggulkan.
Akibat kekalahan itu, Brasil gagal menjadi kampiun Piala Dunia. Sementara buat sang lawan, itu merupakan trofi Piala Dunia kedua. Sebelumnya la Celeste, julukan Uruguay, menjadi juara pada edisi perdana kompetisi sepak bola paling bergengsi sejagat tersebut.
Debut Samba
Pada 7 Juli 1957, Pele membuat debutnya di timnas Brasil saat menghadapi Argentina. Saat itu, usia Pele baru menginjak 16 tahun sembilan bulan dan menjadi pemain termuda yang pernah memperkuat timnas Brasil.

Debut Pele berakhir manis sekaligus pahit. Ia mencetak satu gol ke gawang Argentina, tapi Selecao takluk 1-2 di Stadion Maracana. Ketika itu, Pele baru dua tahun menjadi pemain profesional. Setahun sebelumnya, ia menandatangani kontrak profesional pertamanya dengan Santos saat baru berusia 15 tahun.
Tak butuh waktu lama bagi Pele untuk meraih gelar pertama bersama Brasil. Setahun kemudian, ia mengantarkan tim Samba menjadi kampiun Piala Dunia 1958. Dalam Piala Dunia yang digelar di Swedia itu, Pele mencetak enam gol, termasuk dua gol di final saat mengalahkan tuan rumah Swedia 5-2.
Piala Dunia
Setelah 28 tahun mengikuti turnamen akbar empat tahunan Piala Dunia, Brasil akhirnya meraih sukses. Untuk meraih trofi perdana itu, Brasil tak terlalu menemui banyak kesulitan. Pada babak kualifikasi Grup 4, tercatat Selecao meraih dua kali kemenangan dari Uni Soviet dan Austria serta satu kali imbang dari Inggris.
Capaian ini pun berhasil mengantarkan Brasil ke perempat final. Di babak itu, Brasil unggul tipis 1-0 atas Wales. Keunggulan atas Wales mengantarkan Selecao lolos ke semifinal untuk menjajal kehebatan Prancis. Nama besar Prancis tak lantas membuat Brasil patah arang. Buktinya, Brasil berhasil mengalahkan Prancis dengan skor telak 5-2 dan berhak lolos ke partai puncak.
Di babak final, Brasil ditantang tim tuan rumah Swedia. Swedia juga sukses menundukkan salah satu raksasa Eropa Jerman Barat di semifinal dengan skor 3-1.
Catatan gemilang Swedia tak lantas membuat semangat skuat asuhan Vicente Feola mengendur. Bermain di depan 51.800 penonton di Stadion Rasunda di Solna, Brasil mampu melesakkan lima gol, sementara Swedia hanya bisa membalasnya dengan dua gol.
Kesuksesan ini diiringi dengan catatan apik Pele. Ia menjadi pemain termuda yang tampil di final Piala Dunia kala itu. Saat itu, usia Pele baru 17 tahun 249 hari. Janjinya pada sang ayah ia tunaikan.
Kiprah Pele berlanjut di Piala Dunia 1962. Namun sayang, Pele hanya sempat bermain hingga putaran ketiga fase grup. Pele mengalami cedera dan mesti absen hingga gelaran Piala Dunia berakhir. Kendati begitu, Brasil masih mampu mempertahankan gelar juara.
Pele kembali memperkuat Brasil di Piala Dunia 1970 saat usianya telah 30 tahun. Pada Piala Dunia terakhirnya, Pele sekali lagi berhasil meraih gelar juara bersama Brasil. Ia pensiun dari timnas Brasil pada 18 Juli 1971. Selama 14 tahun, Pele telah 92 kali berseragam timnas Brasil dan mencetak 77 gol.
Ke Amerika
Prestasi itu pun menjadikan Pele sebagai salah satu pemegang rekor pencetak gol untuk timnas Brasil. Tak hanya itu, nama Pele menjadi sejarah tersendiri di jagat sepak bola dunia.
Namanya tercatat dalam sejarah Piala Dunia, sebagai pesepak bola yang berhasil merasakan nikmatnya juara dunia dalam kurun waktu tiga perhelatan (1958, 1962, dan 1970). Pada 1975, Pele menandatangani kontrak baru dengan klub Amerika, New York Cosmos.

Kehadiran Pele, membuat klub yang bermarkas di New York, Amerika, itu mengamankan gelar liga pada 1977. Jelang gantung sepatu, Pele memainkan pertandingan terakhirnya pada 1 Oktober 1977 dalam sebuah pertandingan eksebisi antara Cosmos dan Santos. Unik nya, Pele menjadi pemain Cosmos di babak pertama, kemudian menjadi pemain Santos pada babak kedua.
Pada saat berseragam New York Cosmos, ia mencetak gol melalui tendangan bebas. Berkat sebiji golnya itu, pertandingan pun diakhiri dengan kemenangan New York Cosmos dengan skor 2-1. Setelah pertandingan, beberapa pemain Cosmos mengarak Pele di sekitar lapangan. Sementara itu, sang legenda mengangkat bendera Brasil dan Amerika Serikat.
Seribu gol
Sejumlah 65 ribu penonton yang memadati Stadion Maracana, Rio de Janeiro, menjadi saksi lahirnya sejarah baru yang saat itu dicetak legenda hidup Brasil, Pele. Pada 19 November 1969, Pele mencetak gol ke-1.000 sepanjang kariernya saat Santos mengalahkan Vasco da Gama dengan skor 2-1.
Uniknya, gol bersejarah Pele ini juga dirayakan oleh 8.000 suporter Vasco da Gama meski mereka mengetahui bahwa gol Pele tersebut menyebabkan kekalahan bagi tim kesayangannya.
Sebelumnya, amat sulit bagi Pele untuk mencetak gol ke-1.000 tersebut. Lantaran, para pemain Vasco da Gama paham betul bahwa publik sepak bola Brasil sedang menantikan momen bersejarah tersebut. Bahkan, saking ingin mencegah terciptanya gol tersebut, salah satu pemain bertahan Vasco da Gama, justru mencetak gol ke gawangnya sendiri saat Pele mendapat umpan cantik di depan gawang, hal itu dilakukan semata-mata ingin mencegah hajat besar sang legenda.
Kendati demikian, gol ke-1.000 sang mutiara hitam akhirnya terukir. Melalui sepakan penalti saat pemain Santos dilanggar, Pele sukses mengeksekusi tendangan tersebut, sekaligus menuntaskan semua harapan para penggemarnya. Gol yang juga menjadi kemenangan untuk Santos menjadi tonggak baru bersejarah di jagat sepak bola Brasil.
Tutup karir
Pele menutup akhir karirnya di lapangan hijau dengan unik. Ia bermain masing-masing satu babak untuk New York Cosmos dan Santos ketika kedua klub ini bertanding dalam laga persahabatan di Stadion Giants, New Jersey, Amerika Serikat, 1 Oktober 1977. Cosmos dan Santos adalah dua tim yang pernah diperkuat legenda sepak bola Brasil itu sepanjang kariernya.

Pele memulai karir bersama Santos pada 1956 ketika masih berusia 16 tahun. Bersama Santos, ia merebut dua gelar juara Copa Libertadores serta 23 trofi bergengsi lainnya. Pele hijrah ke AS pada 1975 dan pensiun dua tahun kemudian selesai mengantarkan Cosmos menjuarai Liga Amerika Utara.
Sebanyak 77 ribu penonton memadati stadion yang berlokasi di New Jersey tersebut, termasuk Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter dan petinju legendaris Muhammad Ali. Seusai pidato sebelum pertandingan, Pele bermain pada babak pertama bersama Cosmos dan dengan Santos pada babak kedua.
Pele mencetak gol untuk Cosmos di babak pertama. Ramon Mifflin yang menggantikan Pele menambah gol untuk membawa Cosmos menang 2-1.
Pele tidak pernah merumput di Eropa. Namun, bersama Santos ia menjuarai Piala Interkontinental 1962 dan 1963. Ia juga meraih Piala Super Interkontinental 1968. Ia mengoleksi enam trofi Liga Brasil dan dua gelar Copa Libertadores. Artinya, secara tim, Pele telah meraih semua gelar di berbagai kompetisi yang diikutinya. Baik di level timnas maupun klub. Di level individu, ia telah mendapatkan sejumlah penghargaan bergengsi.
View this post on Instagram
Beberapa di antaranya, top scorer Liga Brasil, top scorer Copa Libertadores, dan pencetak gol terbanyak Piala Interkontinental. Kemudian, Pemain Muda Terbaik Piala Dunia 1958, Pemain Terbaik Piala Dunia 1970, juga pemain terbaik abad ini versi IFFHS pada 1999 lalu. Masih ada sederet penghargaan bergengsi lainnya yang diperoleh Pele.
Di ujung usianya, dalam beberapa tahun terakhir ia keluar masuk rumah sakit. Selain masalah pinggul, sang legenda juga sempat bermasalah dengan fungsi mata dan menderita infeksi saluran kemih. Sang Mutiara Hitam kemudian berpulang pada Kamis, 29 Desember 2022, setelah berjuang melawan kanker.
Di luar rumah sakit Albert Einstein di Sao Paulo, Brasil, para penggemar berkumpul ketika mereka mendengar kabar meninggalnya Pele. Beberapa mengenakan nomor punggung 10 yang dikenakan Pele saat bermain untuk Santos. “Pele, Raja Abadi” tertulis di salah satu spanduk.
Disadur dari Koran Republika
Bolehkah Karyawan Telat Masuk Kerja Disanksi Potong Gaji?
Lembaga boleh memberlakukan ketentuan sanksi kepada karyawannya (yang tidak disiplin).
SELENGKAPNYAIkhtiar Menumpulkan Paradoks Digital
Republika menyodorkan nilai-nilai kepada para pembacanya.
SELENGKAPNYATantangan Mediamorfosis Menghadapi Generasi Kaca
Pandemi Covid-19 sejak 2020 juga mengakselerasi perilaku digital warga global.
SELENGKAPNYA