Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (kanan) dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono (kiri) melakukan inspeksi pasukan saat apel Gelar Pasukan Operasi Lilin 2022 di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (22/12/2022). | Republika/Putra M. Akbar

Tajuk

Jaga Kedamaian Nataru

Kita berharap, persiapan yang dilakukan aparat keamanan gabungan dapat berjalan lancar.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin 2022 di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Kamis (22/12).

Kapolri berharap agar ratusan ribu personel gabungan yang diturunkan, dapat mengamankan rangkaian kegiatan selama Natal dan tahun baru (nataru) sehingga berjalan dengan lancar dan kondusif.

Dalam operasi lilin ini, dikerahkan sebanyak 166.322 personel gabungan yang ditempatkan di 1.845 pos pengamanan, 695 pos pelayanan, dan 89 pos terpadu. Ratusan ribu personel tersebut akan mengamankan 52.636 objek pengamanan. 

Kita berharap, persiapan yang dilakukan aparat keamanan gabungan tersebut dapat berjalan lancar dan tidak ada kendala apa pun. Termasuk berbagai hambatan dan kejadian yang tidak kita inginkan.

 

 
Kita berharap, persiapan yang dilakukan aparat keamanan gabungan tersebut dapat berjalan lancar dan tidak ada kendala apa pun.
 
 

Karena itu, kita pun mendukung langkah Polri melakukan pengamanan perayaan Tahun Baru 2023, dengan memperketat kegiatan izin keramaian di tempat yang berpotensi berkumpulnya massa guna mencegah korban jiwa. Polri akan bekerja sama dengan penyelenggara dan pemangku kepentingan terkait untuk melakukan asesmen dalam memberikan izin kegiatan keramaian.

 

Kita tidak ingin kejadian-kejadian yang mengganggu keamanan dalam perayaan Nataru terulang. Setidaknya ada dua hal yang harus menjadi perhatian pemerintah dan aparat keamanan dalam merayakan Nataru. 

Pertama, potensi gangguan keamanan saat umat Nasrani melakukan ibadah di gereja. Kita tidak ingin peristiwa pengeboman di sejumlah gereja, yang terjadi beberapa tahun lalu terulang tahun ini. Meski dalam beberapa tahun ini perayaan Natal berjalan lancar, hal itu tidak membuat kita terlena. 

Sebab, potensi ancaman tersebut masih tetap ada. Apalagi, kita juga mengetahui baru-baru ini terjadi bom bunuh diri Polsek Astana Anyar Bandung. Aksi bom bunuh diri tersebut menggambarkan jaringan pelaku masih tetap tumbuh di Tanah Air. Karena itu, Polri diharapkan, dapat mengantisipasi para terduga teroris tersebut sebelum mereka melakukan aksinya.

 
Kita berharap, kewaspadaan aparat keamanan gabungan dan masyarakat pun tidak kendur ketika berhasil mengamankan perayaan Natal tanpa kejadian.
 
 

Selain di jaga oleh aparat keamanan gabungan, kita berharap masyarakat, baik melalui ormas maupun pengurus lingkungan warga, ikut serta menjaga lokasi ibadah umat Nasrani seperti yang telah berlangsung selama ini. Dengan ikut sertanya masyarakat diharapkan, upaya-upaya yang dilakukan terduga teroris untuk mengganggu perayaan Natal umat Nasrani dapat dicegah.

Kita berharap, kewaspadaan aparat keamanan gabungan dan masyarakat pun tidak kendur ketika berhasil mengamankan perayaan Natal tanpa kejadian. Karena bukan tidak mungkin, para terduga teroris sengaja mengincar perayaan tahun baru sebagai tempat aksinya. Untuk itu, kita mengapresiasi larangan petugas keamanan terhadap petasan selama perayaan tahun baru. 

Kedua, yang harus menjadi perhatian pemerintah adalah kemacetan yang mungkin timbul karena libur Nataru kali ini digunakan oleh masyarakat untuk pulang ke kampung halaman.

Sejak pandemi Covid-19 Maret 2020, libur Nataru tahun ini merupakan yang tanpa aturan ketat. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Nataru ini pemerintah sama sekali tidak memberlakukan batasan-batasan. Bahkan, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) direncanakan segera dicabut pemerintah.

 
Dengan berbagai kelonggaran tersebut, potensi masyarakat mudik untuk merayakan Nataru di kampung halaman menjadi sangat besar.
 
 

Dengan berbagai kelonggaran tersebut, potensi masyarakat mudik untuk merayakan Nataru di kampung halaman menjadi sangat besar. Karena itu, pemerintah dan aparat keamanan gabungan harus mencegah sedini mungkin potensi kemacetan parah, seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu. Kita tidak ingin hal tersebut terulang ketika puluhan jam masyarakat harus terjebak di jalan tol. 

Kita berharap, aparat keamanan, pengelola jalan tol, Kementerian Perhubungan, serta dinas perhubungan di sejumlah daerah, memiliki berbagai rencana jalur alternatif bila terjadi kemacetan yang parah. Langkah antisipasi tersebut diharapkan, dapat membuat masyarakat yang ingin merayakan liburan Nataru di kampung halaman berjalan dengan lancar.

Mudah-mudahan dengan berbagai persiapan yang matang, aparat keamanan, pemerintah, dan instansi terkait, termasuk peran dari masyarakat, perayaan Nataru tahun ini berjalan damai dan lancar. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

‘Jadi Disabilitas Tidak Perlu Minder’

Meskipun harus memulai semuanya dari awal, penyandang disabilitas ini merasa senang.

SELENGKAPNYA

Dubes Cina: Kami Menentang Politisasi Pangan dan Energi

Hubungan bilateral Indonesia dan Cina saat ini menarik perhatian banyak pihak.

SELENGKAPNYA

Wakaf dan Literasi Keuangan

Motivasi mencapai kebajikan sempurna perlu menjadi paradigma mendasar dalam proses edukasi wakaf.

SELENGKAPNYA