
Inovasi
Adu Strategi Hadapi Resesi
Ekonomi digital diharapkan bisa menjadi tumpuan berbagai sektor lain di tengah resesi.
Resesi global yang diperkirakan akan membayangi di 2023, tentu memerlukan strategi mitigasi tersendiri. Di sektor telekomunikasi, isu resesi juga telah mulai diantisipasi oleh para pelakunya dengan berbagai strategi.
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Ririek Adriansyah mengungkapkan, dalam menghadapi ancaman resesi global, industri telekomunikasi di seluruh dunia telah melakukan berbagai strategi. Salah satunya, adalah relying business telekomunikasi yang tadinya di dalam satu grup, kemudian dipisahkan berdasarkan masing-masing portofolio.
Mulai dari, tower atau menara di sektor infrastruktur, fiber, data center dan sektor lainnya. Semua hal ini, kata Ririek, dilakukan demi mendorong terjadinya efisiensi. “Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan valuasi aset dan membuka peluang network sharing,” kata Ririek, dalam acara IndoTelko Forum yang digelar daring, Rabu (30/11).
Ririek yang juga direktur utama Telkom Indonesia menambahkan, para perusahaan telekomunikasi Indonesia saat ini juga melakukan konsolidasi dan akuisisi untuk meningkatkan efisiensi. “Telkom juga melakukan berbagai partnership dengan perusahaan digital terkemuka di dunia di bidang cloud, IT, data center, dan sebagainya,” jelas Ririek.

Senada, Presiden Direktur PT XL Axiata, Dian Siswarini dalam kesempatan yang sama menyampaikan, dalam menghadapi ancaman resesi global, XL Axiata akan fokus pada tiga pilar pertumbuhan, yaitu convergence proposition, network expansion, dan customer experience. “Untuk pilar pertama, XL akan terus meningkatkan penawaran konvergen sesuai dengan visi perusahaan. Fokusnya pada dua segmen, yaitu keluarga dan bisnis,” kata Dian.
Untuk segmen keluarga, XL akan memberikan konten digital terbaik kepada konsumen lewat partnership. Termasuk juga, kemudahan membeli paket yang sesuai dengan kebutuhan para anggota keluarga.
Sedangkan untuk segmen bisnis, XL akan mengembangkan produk konvergen sebagai solusi terpadu small medium enterprise (SME). Di sisi lain, Dian mengatakan, XL juga akan terus mengembangkan infrastruktur jaringan demi mendukung kualitas layanan yang lebih baik.
Caranya, adalah dengan mempertahankan investasi untuk pengembangan jaringan. Tak ketinggalan, XL juga akan melanjutkan fokus dalam mengembangkan jaringan di luar Jawa.
Dian menambahkan, dalam menghadapi persaingan di depan, berbagai proses digitalisasi akan terus dilakukan oleh perusahaan. Salah satu fokusnya, adalah dengan menggunakan teknologi terbaru dalam mendukung operasional bisnis.
Misalnya, dengan meningkatkan digitalisasi dan otomatisasi untuk mencapai operational excellence, menggunakan big data dan advance analytics. Sehingga solusi yang diberikan bisa tepat sasaran sesuai yang dibutuhkan konsumen.
Dalam menghadapi ancaman resesi global, industri telekomunikasi di seluruh dunia telah melakukan berbagai strategi.RIRIEK ADRIANSYAH, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI)
Transformasi Pemerintah

Dalam menghadapi ancaman resesi yang sudah di depan mata, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga telah menyusun berbagai langkah strategis. Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kemenkominfo Ismail MT menyampaikan, di tengah adanya perlambatan ekonomi global serta ancaman resesi, industri ekonomi digital justru diharapkan bisa menjadi solusi dan tumpuan dari berbagai sektor lain.
Hal ini tak lepas dari makin banyaknya aktivitas kehidupan dan ekonomi masyarakat yang sangat bergantung pada ekonomi digital. “Ruang digital mampu memberikan alternatif kepada masyarakat untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi dalam berbagai macam aktivitas ekonomi. Mulai dari, proses produksi, marketing, kemudian pembiayaan, hingga berbagai macam rantai distribusi yang bisa dihemat dengan menggunakan industri digital,” kata Ismail.
Dalam menghadapi tantangan ke depan, Ismail menjelaskan, pemerintah telah melakukan beberapa upaya. Salah satunya, adalah deregulasi yang tercermin dalam UU Cipta Kerja. Menurutnya, kehadiran UU Ciptaker, memungkinkan para pelaku di sektor telekomunikasi untuk saling berbagi infrastruktur secara aktif.
Mulai dari, berbagai infrastruktur, sampai berbagai spektrum. Selain itu, pemerintah juga mengupayakan efisiensi spektrum untuk mendorong perkembangan teknologi 5G.
Hal ini, kata Ismail, dilakukan dengan analog switch off (ASO) yang telah dilakukan pada awal November lalu. “Yang juga tak kalah penting, adalah meningkatkan literasi masyarakat dalam pemanfaatan atau utilitas teknologi,” lanjutnya
Saat ini, pemerintah, disebut Ismail, masih dan akan terus meningkatkan literasi digital masyarakat. Hal ini, dilakukan dengan menggandeng pemangku kepentingan lainnya, seperti akademisi hingga komunitas dari berbagai lapisan masyarakat.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Kiai Dahlan Melawan Bodoh
Ahmad Dahlan sesungguhnya sedang mendobrak kejumudan beragama dan berkehidupan umat.
SELENGKAPNYAAPBD DKI 2023 Fokus Atasi Banjir, Macet, dan Dampak Resesi
Kegiatan prioritas untuk antisipasi dampak resesi ekonomi antara lain untuk penyaluran pangan murah (subsidi pangan)
SELENGKAPNYAPedagang: Pasokan Beras Menurun
Mentan optimistis produksi beras lokal tetap mencukupi kebutuhan dalam negeri.
SELENGKAPNYA