Timnas Iran berpose sebelum dalam pertandingan Grup B di Stadion Ahmad bin Ali Stadium di Doha, Qatar, Jumat (25/11/2022). | AP Photo/Francisco Seco | AP Photo/Francisco Seco

Kabar Utama

AS-Iran Saling Serang di Luar Lapangan 

FFIRI kemungkinan besar akan memperpanjang masalah penghapusan lambang di bendera Iran.

OLEH EKO SUPRIYADI 

Ketegangan terjadi menjelang laga Grup B Piala Dunia 2022 antara Iran melawan Amerika Serikat yang akan digelar di Stadion Al Thumama pada Rabu (30/11) dini hari WIB. Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (USSF) mengunggah foto bendera nasional Iran tanpa lambang Republik Islam di media sosial mereka. 

Unggahan tersebut membuat tensi sudah memanas sebelum pertandingan. Apalagi, laga nanti menjadi penentu lolos atau tidaknya kedua tim ke babak 16 besar. Pemerintah Iran marah besar atas unggahan USSF. USSF berdalih foto bendera editan itu diunggah sebagai dukungan atas protes besar-besaran yang sedang terjadi di Iran. Foto tersebut diubah kembali tak lama kemudian.

Protes besar-besaran di Iran telah berlangsung dalam beberapa bulan terakhir, setelah wafatnya wanita berusia 22 tahun bernama Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral pada 16 September.

Amini, seorang wanita Iran asal Kurdi, meninggal tiga hari setelah penangkapannya di Teheran atas dugaan pelanggaran peraturan berpakaian Republik Islam untuk wanita, termasuk kewajiban berjilbab.

Ratusan orang meninggal dalam unjuk rasa besar-besaran. Pemain Iran juga sempat melakukan aksi protes dengan tidak menyanyikan lagu kebangsaan saat melawan Inggris. Kabarnya, keluarga maupun teman para pemain Iran mendapat ancaman dari pemerintah karena aksi mereka tersebut. 

Tensi tinggi ini tentu saja akan menular ke dalam lapangan. Terlepas dari konflik politik kedua negara, laga di Al Thumama Stadium ini juga jadi penentu nasib mereka di Piala Dunia.

photo
Perempuan keturunan Iran melakukan aksi unjuk rasa memprotes kematian Mahsa Amini di depab Konsulat Iran di Istanbul, Turki, Senin (17/10/2022). - (AP/Emrah Gurel)

Menurut kantor berita resmi, Pemerintah Iran akan mengajukan protes kepada komite etik FIFA. Bahkan, Iran siap mengambil langkah hukum. USSF pun kemudian menghapus unggahan foto tersebut.

Juru bicara USSF menyatakan keputusan mengubah bendera Iran dibuat oleh federasi, bekerja sama dengan para ahli di Iran. Keputusan ini juga tidak ada hubungannya dengan tim nasional yang berlaga di Qatar. Bek AS Walker Zimmerman mengatakan, timnya akan berfokus pada pertandingan daripada memikirkan konflik di luar lapangan.

''Saya pikir ini adalah tim yang fokus pada tugas yang ada. Tapi pada saat yang sama kami berempati, dan kami sangat percaya pada hak-hak perempuan dan mendukung mereka,'' kata Zimmerman.

Tapi, urusan bendera bukan satu-satunya serangan terhadap Iran di luar lapangan. Ofisial FIFA, Juergen Klinsmann, juga menyindir Iran bermain kotor dan curang saat menang melawan Wales. Klinsmann menyebut Iran memiliki budaya tidak sportif, yang ditunjukkan oleh para pemain mereka di Piala Dunia. 

photo
Pemain Inggris Declan Rice dan pemain AS Haji Wright berebut bola dalam pertandingan Grup B Piala Dunia 2022 di the Al Bayt Stadium di Al Khor, Qatar, Jumat (25/11/2022). - (AP Photo/Abbie Parr)

''Ini bagian dari budaya mereka, begitulah cara mereka bermain. Mereka mengganggu wasit, pemain di bangku cadangan selalu melakukan protes, mengganggu hakim garis terus menerus," kata Klinsmann dikutip dari Al-Jazeera. 

Pelatih Iran Carlos Queiroz sangat geram dengan komentar Klinsmann tersebut. Ia bahkan mengundang Klinsmann untuk mengunjungi kamp latihan Iran untuk berbicara langsung dengan para pemain dan belajar lebih banyak dengan tim dan budaya negara mereka. Queiroz pun meminta Klinsmann mundur dari jabatannya sebagai anggota Kelompok Studi Teknis Qatar 2022.

Kendati demikian, Carlos mengaku menghormati apapun keputusan yang diambil oleh FIFA mengenai posisi mantan pelatih tim nasional Amerika Serikat tersebut. ''Karena jelas, kami berharap Anda mengundurkan diri sebelum Anda mengunjungi kamp kami,'' ucap Queiroz.

Queiroz juga kesal karena media Inggris terus mengajukan pertanyaan politik kepada dia dan pemainnya. Queiroz merasa media-media barat menerapkan standar ganda terhadap Timnas Iran dalam hal pertanyaan politik saat konferensi pers pertandingan sepak bola.

Ia mengaku heran karena media barat tidak pernah bertanya kepada manajer Inggris maupun Amerika Serikat soal Afghanistan. "Mengapa Anda tidak bertanya (persoalan politik) kepada pelatih lain?" tegas Queiroz.

photo
Penjaga gawang Wales Wayne Hennessey (kanan) bertabrakan dengan pemain Iran Mehdi Taremi dalam pertandingan Grup B di Stadion Ahmad bin Ali Stadium di Doha, Qatar, Jumat (25/11/2022). - (EPA-EFE/Rungroj Yongrit)

Federasi Sepak Bola Republik Islam Iran (FFIRI) kemudian menyindir momen kontroversial soal keikutsertaan Jerman di Piala Dunia 1982, ketika dituduh mengatur pertandingan melawan Austria, agar kedua tim melaju. FFIRI menyebut Klinsmann, sebagai orang Jerman, dijanjikan tidak akan diadili untuk laga paling memalukan dalam sejarah Piala Dunia, yang dikenal dengan Aib Gijon 1982, saat Jerman Barat bertemu Austria.

"Dia dijanjikan tidak akan diadili karena kesalahannya, karena diving dramatis sebagai mantan pemain," jelas FFIRI dalam sebuah pernyataan.

Kirim pengaduan ke FIFA 

FFIRI kemungkinan besar akan memperpanjang masalah penghapusan lambang di bendera Iran. Penasihat hukum federasi sepak bola Iran, Safia Allah Fanghanpour, menyebut penghilangan lambang tersebut tidak etis. Menurutnya, menghormati bendera suatu negara adalah praktik internasional yang semestinya dijalankan semua negara.

"Tindakan yang dilakukan sehubungan dengan bendera Iran tidak etis dan bertentangan dengan hukum internasional," ucap Fanghanpour, dikutip dari Middleeasteye.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by FIFA World Cup (fifaworldcup)

Meskipun belum jelas pasal apa yang akan dipakai oleh FFIRI untuk menuntut USSF ke FIFA, tapi ada bagian 13 dari kode disiplin FIFA yang menyatakan bahwa pelanggaran terhadap martabat atau integritas negara, dapat dihukum dengan skors yang berlangsung setidaknya 10 pertandingan atau periode tertentu, atau tindakan disiplin lain yang sesuai.

Media yang terafiliasi dengan pemerintah Iran, Tasneem, meminta FIFA untuk mendiskualifikasi AS dari Piala Dunia Qatar. FIFA sampai saat ini memang belum memberikan tanggapan soal perilaku USSF. Namun, FIFA selalu menekankan tidak boleh ada aksi politik dalam sepak bola.

"Dengan mengunggah foto yang menyimpang dari bendera Republik Islam Iran di akun resminya, tim sepak bola AS melanggar piagam FIFA, dimana skorsing 10 pertandingan adalah hukuman yang sesuai. Tim AS harus dikeluarkan dari Piala Dunia 2022," ujar kantor berita Tasneem.

Iran sebelumnya juga meminta Qatar untuk melarang pendukung Iran membawa bendera singa dan matahari, yang ada sebelum Revolusi Islam pada 1979. Pemerintah Iran juga meminta Qatar melarang slogan perempuan, kehidupan, dan kebebasan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Brasil tanpa Neymar Hadapi Swiss

Tite dapat melakukan beberapa opsi berbeda untuk menggantikan Neymar.

SELENGKAPNYA

Les Bleus Patahkan Kutukan Juara Bertahan

Mbappe kini membidik rekor gol Just Fontaine sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa Prancis di Piala Dunia.

SELENGKAPNYA

Menanti Aksi Ronaldo (Lagi) di Lusail

Laga kali ini adalah laga yang penting bagi Ronaldo dan Portugal.

SELENGKAPNYA