
Internasional
PM Australia: Pemimpin G-20 Masih Bahas Komunike
Ukraina menjadi agenda utama pemimpin-pemimpin Barat di pertemuan G-20.
PHNOM PENH -- Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan para pemimpin 20 perekonomian terbesar di dunia atau G-20 masih membahas kemungkinan komunike pada pertemuan di Bali mendatang. Hal ini disampaikan di sela pertemuan Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN) di Phnom Penh, Kamboja.
"Dialog antarpejabat masih berlanjut, Anda tahu cara kerja konferensi ini, kami baru saja melalui pertemuan Asia Timur di pertemuan ASEAN dan berbagai pertemuan lainnya, jadi kami masih menunggu apa yang akan terjadi. Tapi, saya akan datang ke G-20 dengan keyakinan adanya kesepakatan," kata Albanese seperti dikutip Bloomberg, Ahad (13/11).
Sementara itu, Rusia dan Amerika Serikat (AS) gagal menyepakati bahasa dalam pernyataan bersama di pertemuan ASEAN. Kemungkinan besar tidak ada konsensus dalam pertemuan puncak G-20 di Bali.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan akan "kembali lebih kuat" dalam pertemuan pertamanya dengan Presiden Cina Xi Jinping, Senin (14/11). Optimisme ini didukung hasil pemilu sela di AS yang lebih baik dibandingkan yang diperkirakan.
Biden pertama kali bertemu dengan Perdana Menteri Cina Li Keqiang di Pertemuan Asia Timur di Kamboja. Sebelum ia akan bertemu Xi di Bali, Indonesia.
Rencananya, Biden juga akan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara sekutu AS seperti Korea Selatan dan Jepang. Biden berjanji AS akan bekerja sama dengan ASEAN dalam menghadapi tantangan bersama seperti isu Laut Cina Selatan dan meningkatnya kekerasan di Myanmar.
Dalam pernyataan tentang Pertemuan Asia Timur di Kamboja, Gedung Putih mengatakan AS akan "sepenuhnya tegas" pada Cina dan berbicara mengenai pelanggaran hak asasi manusia. Sembari terus menjaga jalur komunikasi terbuka dan memastikan persaingan tidak berubah menjadi konflik.
Biden menegaskan akan menekankan pentingnya perdamaian dan memastikan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan. “Biden juga mengutuk invasi "brutal dan tidak adil" Rusia ke Ukraina dan ancaman uji coba rudal Korea Utara,” ungkap pernyataan dari Gedung Putih.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergie Lavrov sudah menegaskan tidak akan ikut dalam pernyataan bersama usai pertemuan ASEAN. Sebab menurutnya, AS dan sekutu-sekutunya menggunakan bahasa yang tidak dapat diterima.
Lavrov mengatakan Barat mencoba "memiliterisasi" Asia Tenggara untuk menahan kepentingan Rusia dan Cina di kawasan. Lavrov akan memimpin delegasi Rusia dalam pertemuan internasional tingkat kepala negara pertama, sejak invasi Rusia ke Ukraina bulan Februari lalu usai Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin terlalu sibuk untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Ukraina tampaknya menjadi agenda utama pemimpin-pemimpin Barat di pertemuan G-20. Tampaknya, AS dan sekutu-sekutunya akan mengkritik secara terbuka invasi Rusia ke Ukraina dan menekan Cina dan India untuk mengkritik aksi Moskow.
Dalam konferensi pers pertemuan ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Lavrov juga mengkritik langkah AS di kawasan. Moskow dan Barat menilai, Asia Tenggara akan menjadi medan persaingan strategis dalam beberapa dekade ke depan.
"Amerika Serikat dan sekutu-sekutu NATO (Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara) mencoba menjadi tuan di ruang ini," kata Lavrov pada wartawan.
Ia mengatakan, strategi Presiden AS Joe Biden di Indo-Pasifik adalah mencoba meloloskan "struktur inklusif" untuk kerja sama regional dan akan melibatkan "militerisasi kawasan ini dengan fokus menahan kepentingan Rusia dan Cina di Asia Tenggara."
Baik AS maupun Rusia bukan anggota ASEAN, tapi beberapa pemimpin dunia menghadiri pertemuan perkumpulan 10 negara itu menjelang pertemuan G20 di Bali.
Lavrov juga mengatakan Rusia sudah membina hubungan ekonomi, politik dan keamanan yang baik dengan Asia. Sejak Barat memukul Moskow dengan berbagai sanksi atas respon invasi ke Ukraina.
Selama ini, Putin menggambarkan Rusia dan Cina sebagai pemimpin perlawanan global atas dominasi AS dan Barat di panggung internasional. Sementara di sisi lain, AS juga kerap menganggap Cina dan Rusia sebagai dua ancaman utama global.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Haji Abdurrahman Sjihab, Teladan Sang Pendidik
Haji Sjihab menaruh perhatian besar pada upaya-upaya menjaga akidah umat.
SELENGKAPNYASegera Tangani Cedera Olahraga
Penanganan cedera yang cepat dan tepat berperan penting untuk kesembuhan pasien.
SELENGKAPNYA