
Nusantara
JK Singgung SDM Minang Kini tidak Sehebat Dulu
JK berharap, pemerintah daerah dapat melakukan upaya mengembalikan jati diri Sumbar.
PADANG -- Tokoh dari Minangkabau pada zaman dahulu sangat diakui di pentas nasional hingga internasional. Bahkan, Sukarno pernah mengatakan, bila berpikir, berpikirlah seperti orang Minang, kalau bekerja, bekerjalah seperti orang Jawa dan kalau bicara, bicaralah seperti orang Batak.
Wakil Presiden RI di era SBY dan Jokowi, Jusuf Kalla (JK), mengatakan, artinya orang Minang adalah sosok-sosok pemikir. “Mereka sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas," kata JK saat menghadiri Hari Jadi Sumatra Barat (Sumbar) yang ke-77 di Gedung DPRD Sumbar, Sabtu (1/10).
JK menyebut, dari sekian banyak pahlawan nasional dari Minangkabau, rata-rata merupakan tokoh yang berjuang dengan pikiran, bukan dengan pedang. "Orang Minang selalu memakai otak, bukan otot," ucap JK.
Ia lalu menyebut sejumlah tokoh Minang, seperti Hatta, Sjahrir, Yamin, M Natsir, dan lainnya. "Sebagian besar mereka adalah tokoh yang menjadi pelopor kemajuan bangsa ini," kata JK.
Ia mencontohkan, pada 1921 sudah ada tokoh Minang yang menjadi doktor, yakni M Djamil, sementara di Sulawesi Tenggara orang baru menjadi sarjana pada 1949, bahkan sarjana pertama di Betawi ada pada 1956. Menurut dia, ada perbedaan waktu antara Minang dan Bugis, Sulawesi Selatan, yakni sekitar 30 tahun soal pendidikan. Ini menunjukkan kemajuan pendidikan di Minang dibanding daerah lain.
"Bahkan, guru-guru dari Minang ini dulu dikirim ke seluruh daerah untuk meningkatkan pendidikan bangsa, dan salah satunya mertua saya yang dikirim sebagai kepala sekolah Muhammadiyah ke Makassar," kata JK.
Pada zaman dulu, pemuda Minang ini seusai makan di rumah langsung pergi ke surau, di sana mereka belajar tentang agama, silat, dan lainnya, sehingga hubungan kekerabatan mereka di surau itu kuat. Selain itu, sistem matriakat di Minangkabau membuat lelaki itu harus merantau ke daerah lain dan mereka harus bertahan hidup di sana.
"Ini yang membuat mereka bertahan hidup dengan berdagang dan menjadi semakin kuat sehingga memunculkan dunia usaha yang baik," ujar dia pula.
Namun, sekarang ini, menurut JK, SDM dari Minangkabau sudah tidak lagi seperti dulu. Menurut dia, sudah sulit mencari tokoh-tokoh besar dari Sumatra Barat. Begitu juga, menurut JK, dari dunia usaha.
Kini, kalangan pengusaha muda sukses tidak banyak dari Minang. Padahal, sejak zaman dulu, kata JK, banyak pengusaha Minang menguasai pasar-pasar besar di Indonesia.
Ia melihat penurunan sosok pengusaha besar di Sumbar adalah terlambatnya kaderisasi. Pengusaha hebat dari Minang pada zaman dahulu ini, kata dia, tidak menyiapkan generasi pengganti untuk melanjutkan usaha yang telah ia rintis.
"Mungkin karena tidak ada yang melanjutkan. Sehingga, usahanya diambil orang lain," ujar JK.
JK berharap, ke depan, pemerintah daerah dapat melakukan upaya-upaya untuk mengembalikan jati diri Sumbar sebagai daerah yang menciptakan pengusaha-pengusaha besar. "Pak Gubernur perlu suatu upaya memajukan kembali, tingkatkan pengetahuan keagamaan, dan mampu kembalikan marwah orang Minang dalam urusan agama Islam," katanya.
Di Mana Mengadili Sengketa Hasil Pilkada Serentak 2024?
Meneruskan dikotomi rezim pemilu dan rezim pemerintahan daerah hanya akan menimbulkan ketidakpastian hukum.
SELENGKAPNYADe-Dolarisasi Meluas
Cina menguatkan upaya mengikis hegemoni dan dominasi mata uang dolar AS di kawasan Asia.
SELENGKAPNYA