Kepadamu yang Tercinta | Republika/Daan Yahya

Sastra

Kepadamu yang Tercinta

Puisi Tiko Rizqi

Oleh TIKO RIZQI

Kepadamu yang Tercinta

 

Aku Terlambat untuk menyadari

Bahwa ternyata waktu 

Memang secepat itu berlalu

 

Sementara diriku 

Masih saja terombang-ambing

Di dalam rasa yang teramat bising

 

Aku tidak tahu 

Apakah aku benar-benar mencintaimu

Atau hanya sekedar terpukau

Pada dirimu

 

Sedangkan di sisi lain

Aku merasa ada

Ketika bersamamu

***

 

Tempat Paling Teduh

 

Bolehkah aku untuk berlabuh

Di bawah pelupuk matamu

Yang menatap sayu,

 

Di dalam pikiranmu,

Atau jauh di dalam lubuk hatimu

Yang tersimpan rapi dan tersembunyi

 

Bolehkah aku untuk berlabuh

Jawablah, Aku bertanya kepadamu

Atau barangkali kau enggan untuk menjawabnya

Pertanyaan-pertanyaan yang terkesan basa-basi semata

Padahal aku serius dalam pengucapannya

 

Aku sungguh ingin berlabuh

Di dalam pikiranmu,

Di dalam hatimu,

Di bawah pelupuk matamu,

Di segala hal tentang dirimu

 

Singkat Cerita

 

1/

Kemarin kita berbincang perihal banyak hal

Kita terbuai dengan indahnya angan-angan

Lalu kita berjanji untuk saling melengkapi

 

Hingga tiba di suatu masa,

Semuanya hilang dan sirna begitu saja

Tanpa aba-aba, tanpa ada pertanda

Dan kelak, kita berjumpa sebagai orang yang saling melupa

 

2/

Andai saja waktu mau mendengarkanku

Aku ingin berkata kepadanya ;

Permisi tuan waktu, bolehkan aku meminta tolong kepadamu?

Tolonglah, berhentilah sejenak

Aku ingin menghela nafas panjang

Aku ingin berpikir sebentar

Sebentar saja, hanya untuk sekedar menyusun kembali

Bagaimana sebaiknya aku memulai semua ini

 

3/

Pada suatu hari, 

Aku melihatmu berlarian kesana-kemari

Menyapa setiap orang yang kau lalui,

Dengan senyumanmu yang indah nan berseri

 

Di dalam anganku ;

Aku ingin berlari ke hadapanmu,

Seperti anak kecil yang tak punya rasa malu

Menyapamu tanpa ragu-ragu,

Bahkan meminta senyum indahmu itu untukku

 

4/

Aku menginginkannya ;

Aku ingin belajar 

Tentang bagaimana caranya memahamimu,

Menatap kedua matamu tanpa rasa ragu,

Mendengarkan suaramu yang mendayu-dayu

 

Mungkin kamu bertanya 

Untuk apa juga aku menginginkannya

Kamu tidak akan mengerti ketika aku mengatakan ;

Aku menginginkannya

 

5/

Akan kuhilangkan semua diamku

Demi berucap “Aku Mencintaimu”

Dan setelah itu aku akan kembali bersembunyi

Dibalik bayang-bayang matahari

Dibalik malam yang sunyi

Dan dibalik bisingnya kota pagi hari

***

 

Salam Kenal

 

Perkenalkan namaku adalah tuan rindu

Aku lahir dari harapan-harapan yang semu

Tepatnya rasa ingin tahu tentang dirimu

Untuk saat ini aku masih belum tau

Bagaimana caranya untuk mengenalmu

 

Aku memiliki hobi memikirkanmu 

Dan aku sangat tertarik perihal tingkah lakumu

Aku  berharap kita bisa segera bertemu

Senang berkenalan denganmu

***

 

Sewaktu Maghrib

 

Kulepas dahaga dikala senja telah tiada

Bersama-an dengan datangnya rintik hujan ;

Mengguyur keringnya dedaunan,

Membasahi lahan yang gersang,

Mendermakan genangan airnya

Kepada siapa yang membutuhkan

 

Barangkali, bukan hanya kita 

Sebagai manusia yang menahan dahaga,

Mereka yang tidak disadari oleh mata manusia ;

Tumbuhan, hewan-hewan, batu, 

Air, udara dan segala ciptaan-Nya

 

Mereka menahannya

Dengan cara mereka sendiri,

Dengan cara yang mungkin tidak bisa kita pahami,

Dengan cara yang mungkin tidak bisa kita mengerti

***

 

Tiko Rizqi tinggal di Pengadegan, Purbalingga, Jawa Tengah. Ia bisa dihubungi lewat email di Tikorizqi03@gmail.com

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Matinya Tukang Kritik 

Cerpen Rusmin Sopian 

SELENGKAPNYA

Penyair-Penyair di Zaman Nabi

Puisi Imam Budiman

SELENGKAPNYA

Letupan Tengah Malam

TEUKU HENDRA KEUMALA

SELENGKAPNYA