
Wawasan
Berbincang tentang Petani Kopi, Perempuan, dan Islam
Wawancara Wakil Kepala United States Agency for International Development (USAID) Dr Isobel Coleman
Kata sustainability atau berkelanjutan menjadi benang merah saat berbincang dengan Wakil Kepala United States Agency for International Development (USAID) Dr Isobel Coleman.
Perbincangan saat itu melompat dari kopi, perempuan, hingga pandangannya tentang perempuan dalam Islam. Di USAID, ia antara lain membidangi tanggap krisis, mencegah kelaparan, dan pandemi masa depan. Mantan duta besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB ini berkunjung ke Indonesia pada 8-10 September dan menyempatkan diri untuk berbincang dengan wartawan Republika, Yeyen Rostiyani. Berikut petikan perbincangan kami.
Bisa ceritakan tentang kunjungan Anda Anda ke Indonesia?
Saya di Indonesia mewakili Amerika Serikat (AS) untuk hadir di Belitung dalam pertemuan Development Ministerial Meeting G-20 pada Kamis (8/9). Sejauh ini presidensi Indonesia di G-20 sukses, saya ingin mengucapkan selamat.
G-20 sendiri sangat penting karena mewakili 80 persen ekonomi dunia, 75 persen perdagangan dunia, dan 60 persen dari populasi dunia. Posisi presidensi G-20 sangat penting karena pascapandemi Covid-19, dan juga semua disrupsi disebabkan oleh upaya memerangi covid dan lain-lain. Dan di atas semua itu juga invasi Rusia sehingga memperburuk harga-harga yang sudah naik, sehingga menyebabkan inflasi khususnya bahan pangan.
Kami sebagai badan pembangunan global, banyak melakukan tugas kemanusiaan di seluruh dunia. Kami menyaksikan Rusia secara tidak adil menahan bahan pangan di Laut Hitam, sehingga tidak bisa diekspor. Padahal, Ukraina berfungsi sebagai lumbung makanan dunia.
Itu mengakibatkan harga pangan jauh melesat sehingga menyulitkan begitu banyak orang di seluruh dunia. Jadi kepresidenan Indonesia memang ada pada situasi yang sangat menantang. Kami sangat menghargai upaya Indonesia dalam memimpin G-20.

USAID mendukung praktik yang sustainable, termasuk bidang pertanian. Bisa Anda jelaskan?
Indonesia negara besar, dengan populasi besar terbesar ke-5 di dunia, perekonomiannya tumbuh, dan posisi penting di Indo Pasifik. Jadi begitu banyak alasan mengapa kita bermitra strategis. Ini kunjungan pertama saya ke Indonesia dan saya senang menyaksikan banyak hal yang sudah dilakukan USAID selama sekian lama di Indonesia.
Dan tentu saja yang penting adalah sustainability dari semua itu, termasuk tentu saja pertanian yang berkelanjutan. Sudah lebih dari satu dekade, USAID terus bekerja dengan petani kecil, membantu mereka lebih produktif, efisien, lebih berdaya tahan menghadapi goncangan perubahan iklim, dan benar-benar belajar to do more with less, menjadi lebih berkelanjutan.
Jadi kami membantu petani, meningkatkan produksi, kualitas, sehingga mereka memiliki akses ke pasar ekspor, dan terus tumbuh. Para petani kecil ini juga menghadapi tantangan perubahan iklim misalnya suhu naik, kekeringan, dan banjir. Maka membangun daya tahan adalah bagian dari hal yang kami kerjakan.
Para petani kecil ini juga menghadapi tantangan perubahan iklim misalnya suhu naik, kekeringan, dan banjir.
Mengapa USAID memilih kopi? Bukan jagung atau padi misalnya?
Indonesia memiliki kopi yang bagus dan produsen kopi terbesar ketiga atau keempat di dunia --tergantung data mana yang kita pakai. Begitu banyak org Amerika tahu betapa luar biasanya kopi Indonesia yang mereka minum. Kopi memiliki nilai ekspor tinggi dan jutaan petani tergantung pada kopi. Tentu ada lagi yang punya nilai ekspor tinggi, seperti rempah, kakao, dan lainnya.
Namun, kami memilih kopi. Dan kini kami bekerja sama dengan 14 ribu petani kecil kopi di Jawa, Sumatera Utara, dan Aceh. Ini menjadi sumber penting bagi pemasukan petani kecil di Indonesia.
Dan petani kopi menghadapi guncangan iklim. Kami membantu mereka agak menjadi lebih berdaya tahan, demi pemasukan mereka dan keberlangsungan usaha mereka.
Anda sudah bertemu dengan sejumlah pegiat perempuan Indonesia. Apa kesan Anda?
Saya bertemu dengan mereka yang bekerja menangani beragam tantangan sustainability. Salah satunya ada yang berperan dalam merancang kebijakan lingkungan, yang memungkinkan lingkungan lebih sustainable.

Ada juga yang bergerak dalam bidang pelatihan usaha dan pemberian kredit kepada petani kecil. Dan ia fokus pada petani perempuan. Fokus pada kesetaraan gender sangatlah penting, karena perempuan kerap dikesampingkan dari bantuan teknis, dalam hak akses untuk persaingan dan kerap kali mereka juga kurang dalam kepemilikan lahan produktif.
Ada lagi sosok dari perusahaan kertas dan pulp. Saya melihat cara pandang sektor swasta dengan tanggung jawab sosial, mencoba untuk menjadi pemain yang sustainable. Mereka semua mengagumkan dan kami mendukung mereka.
Kami tertarik pada buku Anda, Paradise Beneath Her Feet: How Women Are Transforming the Middle East yang terbit 2010. Ada apa dengan perempuan di Timur Tengah?
Tentu, thank you. Selama puluhan tahun saya fokus pada peran perempuan dalam masyarakat, keluarga, dan ekonomi. Kita tahu, dengan berinvestasi pada perempuan, maka akan ada keuntungan bagi masyarakat, keluarga, dan negeri secara keseluruhan.
Saat perempuan berpendidikan baik, maka anak-anaknya akan menyantap makanan lebih sehat, lebih maju dalam pendidikannya, dan penghasilan keluarga yang lebih tinggi. Keuntungan positifnya begitu besar.
Di sejumlah negara tersebut yang mengekang hak perempuan dengan mengatasnamakan Islam.
Saya menulis buku itu lebih dari satu dekade silam, jadi saat itu ada negara yang berkeras tidak memberikan hak penuh kepada perempuan, baik dalam peluang ekonomi hingga pendidikan untuk perempuan. Di sejumlah negara tersebut yang mengekang hak perempuan dengan mengatasnamakan Islam.
Namun, ada banyak perempuan luar biasa di seluruh dunia yang, pemimpin perempuan Muslim, yang menyatakan bahwa hal itu tidak benar. Bahwa Islam mendukung hak perempuan, bahkan harus belajar memahami sumber tertulis Islam, fatwa, dan mereka menentang penafsiran Islam yang menghalangi hak perempuan. Jadi buku itu melihat dari dampak semua itu.
Buku itu memang tentang Timur Tengah, dan juga Pakistan dan Afghanistan. Namun, saya juga berbicara tentang sosok perempuan Indonesia, Siti Musdah Mulia. Beliau Aktif di NU, giat mempromosikan hak perempuan termasuk mendapatkan akses pada Keluarga Berencana dan pendidikan.
Hasilnya, Indonesia luar biasa karena memiliki sosok-sosok perempuan di berbagai bidang. Menurut saya perempuan Indonesia akan terus memiliki peran di pentas global dan mempromosikan hak perempuan di seluruh dunia.

Sekarang, apakah ada perubahan dibanding saat Anda menulis buku itu?
Oh tentu saja. Sekarang di Arab Saudi perempuan sudah boleh menyetir, bahkan sudah ada diplomat Saudi. Begitu juga di Indonesia, sudah memiliki UU tentang Penghapusan Pekerasan dalam Rumah Tangga dan meningkatkan batas usia menikah.
Di seluruh dunia kita bisa melihat perubahan positif. Namun, sayang di Afghanistan misalnya, ada kemunduran. Saya membahas dengan pejabat Kemenlu Indonesia, tentang kemungkinan ulama Indonesia untuk memberi masukan kepada mereka, mengapa perempuan harus mendapat pendidikan. Dan pendidikan bukan hanya diizinkan dalam Islam, bahkan diwajibkan.
Pesan Anda untuk generasi muda Indonesia?
Indonesia memiliki keragaman yang mengagumkan, dinamis, dan negara yang luar biasa. Begitu banyak pulau, bahasa, orang, budaya, semua dalam satu negara. Juga sangat mengagumkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir hingga saat ini Indonesia mengalami transisi dari militer menjadi negara demokrasi yang terus tumbuh.
Indonesia memiliki keragaman yang mengagumkan, dinamis, dan negara yang luar biasa. Begitu banyak pulau, bahasa, orang, budaya, semua dalam satu negara.
Sebagai orang Amerika, kami menjalani demokrasi hampir 250 tahun. Namun, kita harus terus berupaya memperjuangkan hak kita dan ruang untuk masyarakat madani. Begitu banyak perubahan positif yang berlangsung di Indonesia. Saya juga yakin generasi muda Indonesia maju memperjuagkan demokrasi dan HAM, mewujudkan masarakat madani yang kuat dan tangguh, dan juga berpkiran tentang bagaimana negara ini tumbuh dan berembang dengan cara yang sustainable.
Di Jakarta, saya menyaksikan begitu banyak asap. Saya tahu, ini masalah berat bagi Jawa dengan populasi yang padat, dengan sumber utama energinya dari batubara, yang menciptakan masalah kesehatan dan tantangan pada lingkungan. Namun, peran dan kepemimpinan Indonesia berupaya untuk memastikan transisi energi dari batubara dan bahan bakar fosil menjadi renewables. Ini sangat mengagumkan dan inspiratif.
Saya tahu, anak muda di sini membantu berperan Indonesia bersama Brazil dan Kongo sebagai tiga hutan tropis yang penting bagi dunia, Mereka adalah paru-paru dunia.
AS dan Indonesia itu adalah mitra dan kami siap bekerja sama, untuk memperkuat dan memperdalam kemitraan dalam membantu Indonesia mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, memperkuat demokrasi, memainkan peran sebagai pemimpin yang memang layak untuk Indonesia di kawasan dan secara global. Kini G-20 dan tahun depan di ASEAN.
Tim Khusus Dibentuk Atasi Kebocoran Data
Data-data yang dibocorkan Bjorka diklaim merupakan data yang bersifat umum.
SELENGKAPNYARobohnya Jurnal Penelitian Kami
Dalam setahun BRIN terbentuk, sejumlah lembaga hilang (dihapuskan) yang juga berdampak pada terhentinya penerbitan jurnal.
SELENGKAPNYAAturan Baru Masuk PTN Resahkan Orang Tua
Aturan baru ini dinilai akan berdampak pada skema mengajar yang dilakukan guru-guru di sekolah.
SELENGKAPNYA