
Safari
Gelora Dinamika Pariwisata Terkini
Salah satu dinamika yang kerap mewarnai aktivitas pariwisata nasional adalah perubahan regulasi perjalanan.
OLEH ADYSHA CITRA RAMADANI
Pandemi Covid-19 memberikan hantaman keras bagi industri pariwisata di Indonesia. Meski harus menghadapi dinamika dalam berbagai bidang, aktivitas pariwisata di Indonesia mulai kembali bergelora.
"Kita patut bersyukur karena perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif dalam negeri terus bergeliat," ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno kepada Republika, pekan lalu.
Salah satu dinamika yang kerap mewarnai aktivitas pariwisata nasional adalah perubahan regulasi perjalanan untuk para pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN). Vaksinasi dosis ketiga (booster) menjadi salah satu syarat perjalanan untuk PPDN sejak 17 Juli 2022. Booster juga menjadi syarat bagi masyarakat jika ingin memasuki sejumlah fasilitas umum, mulai dari perkantoran, pusat perbelanjaan, mal, hingga tempat wisata.
Meski begitu, aktivitas masyarakat termasuk aktivitas berwisata tetap berjalan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara per Juni 2022 meningkat sebesar 1.973,96 persen dari Juni 2021. Jika dibandingkan dengan Mei 2022, peningkatannya sebesar 62,69. Kunjungan dari Januari hingga Juni 2022 mencapai 743.210 orang atau naik 929,66 persen dari periode yang sama tahun lalu.
"Kunjungan wisman ini berpengaruh besar kepada ekonomi di Indonesia karena hampir seluruh sektor menerima dampaknya," ujar Sandiaga.
Geliat pariwisata juga tampak di berbagai destinasi wisata Tanah Air. Ini ditunjang oleh beberapa faktor, seperti berbagai kegiatan dan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat dan disiplin. "Kami mendorong agar masyarakat melakukan booster yang menjadi salah satu syarat perjalanan."
Perubahan lainnya adalah harga tiket yang naik cukup signifikan. "Dulu kita bisa dapat jarak dekat Rp 1 juta sampai Rp 2 juta, sekarang Rp 5 juta sampai Rp 6 juta," ujar Head of Marketing Communication Golden Rama Tours and Travel, Ricky Hilton. Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, yang salah satunya adalah kenaikan harga avtur sebesar 55 persen.
Kenaikan ini, kata dia, memengaruhi alokasi biaya wisatawan untuk bepergian. Karena itu, Ricky menganjurkan para wisatawan mempersiapkan rencana perjalanannya jauh-jauh hari, terlebih untuk destinasi luar negeri.
Tak hanya itu, sebut Ricky, pengurusan visa juga memakan waktu. Itu sebabnya, ada baiknya wisatawan meluangkan waktu sekitar tiga bulan lebih awal untuk mengurus berbagai dokumen dan menyiapkan kebutuhan perjalanannya.
Faktor-faktor itulah yang mendorong Golden Rama Tours and Travel mengubah strategi bisnisnya. Salah satunya adalah dengan kampanye Booking Jauh-Jauh Hari, Bikin Tenang di Hati. "Kami mengedukasi mereka (wisatawan) untuk mempersiapkan secara matang," ujar Ricky.
Selain itu, ada promo pre-order untuk paket perjalanan ke beberapa destinasi wisata menarik, contohnya untuk tur liburan Natal dan tahun baru.

Perubahan lain adalah kedisiplinan dalam menerapkan prokes yang diperketat lagi. Hal ini pula yang ditemui oleh wisatawan dan juga penulis Trinity saat berwisata ke Eropa belum lama ini. Ada di beberapa negara yang sudah tidak mewajibkan masker, ada yang masih menerapkannya.
"Kalau penerbangan jarak jauh, seperti Qatar Airways, dia masih mewajibkan. Tapi kalau pesawat antarkota atau antarnegara (di Eropa), sudah tidak wajib pakai masker," ujar Trinity.
Karena itu, dia mengimbau agar wisatawan yang ingin bepergian di dalam atau luar negeri untuk bisa menjaga diri dari risiko penularan Covid-19 dengan menjalankan prokes di tempat publik. "Harus kita sendiri yang menjaga diri dan menyelamatkan diri masing-masing," ungkap Trinity.
Momen Bangkitnya Pariwisata
Tahun 2022 tampak membawa angin segar bagi para pelaku industri pariwisata dan juga wisatawan di Tanah Air. Meski belum pulih seutuhnya, aktivitas pariwisata berhasil tumbuh subur di tahun ini.
"Sepanjang 2022 ini kami melihat ini adalah tahun rebound (memantul ke atas kembali—Red) secara bisnis," ungkap Head of Marketing Communication Golden Rama Tours and Travel, Ricky Hilton, kepada Republika, pekan lalu.
Ricky mengungkapkan, tantangan terbesar untuk industri pariwisata terjadi pada 2020 dan 2021 karena pandemi. Saat itu, tak sedikit bisnis di bidang pariwisata yang mengalami hambatan. Memasuki 2022, perubahannya lebih positif. Bagi Golden Rama Tours and Travel, perubahan terlihat dari naiknya transaksi. Jika dibandingkan dengan 2021, kata dia, transaksi pada periode Januari sampai Mei 2022 naik sebesar 665 persen.
Tak hanya itu, dia juga melihat tren meningkatnya kasus Covid-19 belum berdampak signifikan pada tingkat kepercayaan diri masyarakat untuk berwisata. Perubahan aturan dalam perjalanan kerap terjadi sepanjang pandemi dan hal ini, kata Ricky, tak memberikan hambatan berarti.
"Konsumen memiliki tendensi untuk mematuhi peraturan yang ada. Wisatawan Indonesia sudah cukup mematuhi peraturan yang ada," ungkap Ricky.
Saat ini, destinasi luar negeri yang paling banyak dicari, Ricky menambahkan, adalah Eropa. Sedangkan, destinasi wisata dalam negeri adalah Bali dan Labuan Bajo.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan, pandemi Covid-19 turut mendorong perubahan tren berwisata. "Saat ini banyak destinasi yang diminati bersifat personalize, customize, localize and smaller in size. Banyak wisatawan yang memilih destinasi-destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan," ujar Sandiaga.
Destinasinya biasanya menawarkan alam terbuka dengan ragam budaya, seperti di desa-desa wisata. "Terdapat peningkatan kunjungan sebesar 30 persen ke desa-desa wisata Tanah Air di masa pandemi," ujar Sandiaga.
Karena itu, dia mengajak pemerintah daerah untuk menyiapkan destinasinya guna menyambut wisatawan dengan menghadirkan program Anugerah Desa Wisata Indonesia.

Sementara itu, di bidang akomodasi perhotelan, travel-tech company OYO juga melihat ada perbaikan pada kinerja sektor perhotelan. BPS mencatat tingkat hunian kamar hotel berbintang pada Mei 2022 meningkat mencapai 49,85 persen. Untuk non-bintang, tingkat huniannya naik sebesar 6,69 poin menjadi 24,75 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Untuk meningkatkan okupansi properti mitra, OYO meluncurkan program Stay on Us lewat akuisisi pelanggan baru. Inisiatif itu memungkinkan pelanggan mendapatkan kamar OYO secara gratis hanya dengan memberikan kode referral atau rujukan kepada teman untuk menggunakan aplikasi OYO.
"Kami optimistis dapat terus menjaga momentum kembalinya pariwisata di Indonesia, menghidupkan kembali bisnis para patron pemilik properti dan penginapan skala kecil dan menengah," ungkap Country Head OYO Indonesia, Agus Hartono Wijaya, dalam pernyataannya.
Agus mengungkapkan bahwa inisiatif Stay on Us ini juga diharapkan dapat semakin mendorong potensi pertumbuhan pariwisata lokal di Indonesia, termasuk desa wisata yang saat ini menjadi fokus pemerintah. Melalui inisiatif Stay on Us, OYO juga mengakomodasi tren staycation dan work from hotel yang masih menjadi pilihan banyak masyarakat di masa transisi pandemi menuju endemi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Virus Langya Ditemukan di Cina
Langya henipavirus (LayV) ditemukan pada 35 orang di Provinsi Shandong dan Henan, Cina.
SELENGKAPNYATema Pokok Alquran
Surah al-Fatihah telah mengandung tema pokok yang dibahas terperinci dalam berbagai surah Alquran.
SELENGKAPNYABatavia Menjiplak Amsterdam
Bukan hanya nama Batavia diputuskan di Belanda, tapi juga pembangunan kota dirancang dari Kota Amsterdam.
SELENGKAPNYA