
Otomotif
Helm Lokal Terus Mendunia
Reputasi helm lokal sukses terdongkrak berkat ajang MotoGP.
JAKARTA -- Helm telah menjadi aksesori yang lebih dari sekadar sarana pelindung kepala. Saat ini, helm justru menjadi penunjang gaya hidup dan kenyamanan pengendara. Hal ini pun mendorong sejumlah produsen untuk melakukan inovasi desain yang aman, nyaman, serta stylish.
Selain merek global, inovasi juga dilakukan oleh beberapa jenama dalam negeri. Salah satunya adalah brand KYT yang diproduksi oleh PT Tarakusuma Indah. Promotion Manager PT Tarakusuma Indah, Simon Mulyadi, mengatakan, inovasi yang dilakukan KYT membuat beberapa produk yang diproduksi di Cikarang, Jawa Barat, bisa diterima dengan baik di dalam dan luar negeri.

"Produk terlaris dari KYT adalah TT-Course dan DJ Maru. Kedua produk itu sangat diminati karena mampu memenuhi selera dan kebutuhan pada masing-masing segmen," kata Simon Mulyadi kepada Republika, Senin (4/7).
Apalagi, kini KYT telah sukses mendongrkak reputasi lewat ajang MotoGP. Ini mengingat, sejak 2014, merek tersebut resmi menjadi official helmet bagi beberapa pembalap MotoGP.
Pada musim 2022, beberapa pembalap MotoGP yang menggunakan helm KYT adalah Aleix Espargaro dari Aprilia Racing Team dan Enea Bastianini dari Gresini Racing Team. "Strategi ini terbukti mampu mendongkrak reputasi dan penjualan," ujarnya.

Produk yang digunakan oleh kedua pembalap itu merupakan produk bernama SR-GP. Produk yang dipasarkan dengan harga sekitar Rp 7 juta itu bisa mendapat kepercayaan dari tim MotoGP karena telah memenuhi beragam persyaratan. Mulai dari penggunaan bahan karbon dan lolos sertifikasi Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM).
Dengan produk itu, KYT sekaligus bisa mengakomodasi pengendara yang membutuhkan helm dengan standar kualitas MotoGP. Sedangkan, pengendara yang menginginkan helm bernuansa sporty dengan harga yang lebih terjangkau, bisa menggunakan produk KYT TT-Course.
Helm yang dipasarkan dengan harga Rp 1,3 juta hingga Rp 1,5 juta itu merupakan produk dengan bahan ADT-advanced thermoplastic yang hadir dari campuran thermoplastic resins. Dengan begitu, bisa memberikan perlindungan optimal saat terjadi benturan.
Untuk ekspor, KYT telah mengirimkan produknya ke beberapa negara. Mulai dari Australia, Filipina, Malaysia, Thailand, India, Taiwan, Cina, Amerika Serikat, Brasil, dan Argentina. Bahkan, agar pasar ekspor bisa terus terpenuhi, satu dari empat pabrik milik PT Tarakusuma Indah itu dijadikan pabrik khusus produk ekspor.
"Secara keseluruhan, permintaan domestik dan ekspor terus mengalami peningkatan. Bahkan, pasar domestik sudah berada di level normal seperti saat sebelum pandemi," kata dia.
Hal senada dialami oleh RSV Helmet. Executive Director RSV Helmet, Richard Ryan, mengatakan, saat ini pasar sudah sangat bergairah. "Untuk RSV, volume pasarnya sudah lebih dari pasar saat sebelum pandemi," kata Richard kepada Republika.

Bagi merek yang melakukan produksi helm di Tangerang, Banten, tersebut, produk terlaris ditempati oleh FF500 dan SV300. Kedua produk itu menjadi best seller karena hadir dengan desain yang menarik dan harga yang kompetitif.
FF500 merupakan helm fullface yang hadir dengan bahan polycarbonate di bagian shell dan polystyrene di bagian liner. Selain itu, produk yang dipasarkan dengan harga Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu itu juga dilengkapi dengan chin strap double-d ring dan chin curtain.
Keberhasilan produk itu pun membuat RSV merasa percaya diri untuk ikut meramaikan pasar helm premium. Langkah itu dibuktikan dengan peluncuran produk terbaru yang menggunakan bahan carbon composite dan fiber composite.
"Produk bahan carbon composite dan fiber composite ini hadir dengan nama FFC21. Kehadiran produk ini didorong oleh tingginya kebutuhan akan helm fullface yang mengandalkan bahan carbon composite dan fiber composite sehingga bisa menjadi helm yang aman dan ringan," kata Richard.
Produk ini dikembangkan selama empat tahun dengan mengandalkan keunggulan dari segi keamanan, desain, bobot, dan harga. Dia menekankan, peluncuran produk ini merupakan bagian dari langkah awal RSV dalam menyasar sertifikasi FIM sehingga nantinya produk RSV bisa berkiprah dalam ajang MotoGP.

Helm ini diklaim menjadi pelindung kepala yang aman karena telah menerapkan double-d ring dan expanded polystyrene styrofoam (EPS) dengan multidensity. Di bagian visor, helm ini telah menerapkan polycarbonate antiscratch, flat shape, tear off ready, serta side visor lock.
Dari segi harga, RSV FFC21 dengan bahan carbon composite dipasarkan dengan harga sekitar Rp 3,5 juta. Sedangkan, RSV FFC21 berbahan fiber composite dipasarkan dengan harga Rp 1,7 juta hingga Rp 1,8 juta.
Untuk bobot, RSV FFC21 dengan bahan carbon composite hadir dengan bobot sekitar 1,4 kilogram. Sementara, RSV FFC21 berbahan fiber composite hadir dengan bobot sekitar 1,5 kilogram.
Dia pun yakin, helm yang dibekali dengan empat ventilasi ini bisa hadir sebagai produk yang nyaman dan aman. Serta, mampu menjembatani kebutuhan bikers yang menginginkan perangkat berkendara bernuansa sporty.
Jika nantinya produk ini sukses mengantar RSV melenggang di MotoGP, hal ini bisa makin mengukuhkan kualitas perusahaan sekaligus membuka peluang untuk memperluas jangkauan ekspor. Menurutnya, saat ini, negara tujuan ekspor yang telah dijangkau adalah Filipina.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Menanti Air Bersih Bagi Seluruh Warga Kamal Muara
Warga Kamal Muara diharapkan tidak perlu lagi membeli air dengan harga mahal.
SELENGKAPNYARibuan Warga DKI Ganti Dokumen
Ketua Fraksi PDIP mengkritik pergantian nama jalan buat warga repot mengurus dokumen kependudukan.
SELENGKAPNYAIslam dan AS: Overlapped
Catatan Perjalanan Imam Besar Masjid Istiqlal di Amerika Serikat.
SELENGKAPNYA