Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) membantu calon haji kloter pertama dari embarkasi Jakarta Bekasi setibanya di Bandar Udara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMMA), Madinah, Sabtu (4/6/2022). Sebanyak 2.776 calon haji Indonesia y | ANTARA FOTO/HO/Media Center Haji 2022

Kabar Tanah Suci

Kisah Burung Pipit dan Militansi Petugas Haji

Fabel itu menjadi motivasi bagi petugas haji dalam mengemban amanah di Tanah Suci.

OLEH ACHMAD SYALABY ICHSAN dari Madinah 

Kisah burung pipit mengawali pekan kedua para petugas haji di Daker Madinah, Arab Saudi. Pada apel pagi yang dikomandani petugas perlindungan jamaah, Abdul Aziz, Sekretaris Daker Madinah Abdillah mengungkap cerita burung pipit dan Nabi Ibrahim.

Syahdan, seekor burung pipit melihat Nabi Ibrahim Alaihissalam yang berada di tengah panasnya tungku api. Suami dari Sarah itu dibakar Raja Namrud karena menolak untuk mengakui sang raja sebagai tuhan. Namrud lantas memerintahkan agar Ibrahim dibakar dengan api raksasa. Burung pipit yang iba berupaya untuk menolong dengan membawa secuil air di dalam mungil paruhnya.

Burung kecil itu beberapa kali mondar-mandir menyirami api raksasa. Di tengah perjalanan, dia diledek teman-temannya. “Sungguh tak sebanding air di dalam paruhmu dengan besarnya api. Kapan api itu akan padam?” Ejek seekor koleganya.

Burung itu lantas menjawab, “Bukan padamnya api raksasa yang aku tuju tetapi dengan sedikit air ini aku masih menyimpan jawaban jika ditanya Allah kelak apa yang engkau lakukan saat menyaksikan Nabi Ibrahim dibakar.”

Fabel itu menjadi motivasi bagi para petugas haji dalam mengemban amanah di Tanah Suci. Ada ratusan petugas yang sudah bekerja bahkan sebelum Kloter Solo (SOC 1) mendarat di Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah, pada 4 Juni 2022 lalu.

 
Fabel itu menjadi motivasi bagi para petugas haji dalam mengemban amanah di Tanah Suci.
 
 

Saat jamaah kloter pertama tiba, tampak seorang ibu tertatih berjalan di pintu keluar Terminal Haji. Salah satu petugas  dari daker bandara pun menghampirinya. Ibu itu ternyata menderita stroke. Jangankan naik ke mobil golf, jamaah tersebut bahkan sulit untuk berjalan.

Tanpa ragu, Febby Lazuardi, petugas itu, menaikkan sang ibu ke punggungnya untuk dibawa ke paviliun ruang tunggu jamaah haji Indonesia di Bandara AMAA. Letaknya sekitar seratus meter dari pintu keluar Terminal Haji.

Lelaki berkacamata itu harus menggendong jamaah hingga sampai ke tempat duduknya. “Itu memang tugas. Anggap saja jamaah itu ibu sendiri,” ujar Feby saat berbincang dengan Republika, Kamis (8/6).

Feby mengaku pasti ada saja jamaah yang harus digendong setiap musim haji. Paling ringan, dia harus membopong jamaah dari kursi tunggu di paviliun ke bus yang hendak berangkat ke Madinah. Jika semua jamaah fit, tangannya akan meraih koper mereka.

Tugas ini kerap dilakoninya sehari-hari. Setiap hari, Febby dan tim harus mondar-mandir menunggu jamaah yang datang dari tiga belas gerbang (gate) yang berbeda. “Teman-teman kakinya pada lecet. Anggap saja ibadah,” ujar dia.

Totalitas petugas juga ditunjukkan oleh para petugas kesehatan di bandara. Salah satunya yakni dr Nugraheni Ratna. Dia tak lelah berkeliling menyosialisasikan pesan-pesan kesehatan bagi para jamaah. ‘Bersenjatakan’ megaphone, Nugraheni terus berkampanye agar para jamaah waspada terhadap cuaca panas yang rata-rata mencapai suhu 43 derajat Celcius. “Air ditambah oralit leres. Ojo lali topi, kocomoto ireng, biar enggak silau,” ujar tim promosi kesehatan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) tersebut.

 
Feby mengaku pasti ada saja jamaah yang harus digendong setiap musim haji. Paling ringan, dia harus membopong jamaah dari kursi tunggu di paviliun ke bus yang hendak berangkat ke Madinah.
 
 

Dokter yang fasih berbahasa jawa ini pun mengenakan banner berisi pesan-pesan kesehatan di tubuhnya. Di banner itu, jamaah haji diingatkan untuk menghindari sengatan panas matahari (heat stroke), minum air jangan tunggu haus, memakai pakaian longgar yang dapat menyerap keringat, memakai alas kaki ketika keluar ruangan, hingga membasahi bagian tubuh yang terpapar sinar matahari.

Para petugas di seksi konsumsi pun sigap memastikan pelayanan bagi katering jamaah. Mereka sudah harus berburu delapan dapur pada dini hari. Mereka ini yang bertanggung jawab untuk memastikan jika katering bisa sampai ke tangan jamaah untuk sarapan sesuai jadwal. Tak hanya itu, menu yang disiapkan mesti dipastikan sesuai, baik komposisi, gizi, hingga rasanya.

Kepala Seksi Konsumsi Daker Madinah Dewi Gustikarini mengungkapkan, pekerjaan seksi konsumsi untuk musim haji kali ini terbilang berat. Jatah katering jamaah bertambah tiga kali sehari. Pengecekan harus dilakukan tidak hanya perihal bahan baku tetapi juga kesiapan sumber daya manusia di dapur. “Karena itu kita sudah ke dapur dini hari,” ujar dia.

 
Masih banyak sebenarnya petugas seksi lain yang punya kontribusi tak kalah besar dari teman-teman yang sudah saya ceritakan.
 
 

Tidak ketinggalan petugas pos jaga di Sektor Khusus Masjid Nabawi. Mereka harus mengawasi jamaah di lima pos yang berbeda. Satu pos diisi oleh petugas dari seksi perlindungan jamaah (linjam), tenaga kesehatan dan tenaga musiman (temus). Yang terakhir ini biasanya fasih berbahasa Arab sehingga mampu berkordinasi dengan petugas dari Masjid Nabawi.

Sekretaris Sektor Khusus Masjid Nabawi PPIH Arab Saudi Jasarudin mengungkapkan, para petugas jaga dibagi menjadi dua shift, siang dan malam. Durasi satu shift adalah delapan jam.

Mereka harus mengawasi agar jamaah terhindar dari kriminalitas, tidak tersesat, melakukan penanganan medis bagi mereka yang tiba-tiba sakit. Tambahan tugas lainnya, mereka akan membagikan sandal untuk jamaah yang kehilangan alas kaki. “Saya sehari-hari ya mobile di sekitaran sini. Tidur sedikit di sektor,” jelas Jasarudin.

Masih banyak sebenarnya petugas seksi lain yang punya kontribusi tak kalah besar dari teman-teman yang sudah saya ceritakan. Mereka yang bertugas di seksi bimbingan ibadah punya kewajiban untuk memastikan jamaah kita bisa beribadah sesuai dengan jadwal dan aturan syariat.

Begitu juga teman-teman di transportasi dan pemondokan yang harus memastikan kenyamanan jamaah. Menyaksikan amal mereka, saya berharap bisa sedikit mencontohnya. Minimal, saya bisa seperti burung pipit yang sudah menyimpan jawaban saat ditanya Allah kelak.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Muslim Indonesia Diajak Tahan Diri

OKI meminta India tegas menyelesaikan penghinaan terhadap Nabi Muhammad dan Islam.

SELENGKAPNYA

Haji Khusus Tunggu Kepastian Harga

Jamaah haji khusus yang berangkat melalui PIHK di bawah AMPHURI direncanakan mulai berangkat pada 15 Juni nanti.

SELENGKAPNYA

Minta Kartu Nama Hotel Antisipasi Tersesat

Jamaah jangan menyimpan sandal di rak-rak penyimpanan di masjid.

SELENGKAPNYA