Seorang penjaga berdiri di menara pengawas penjara Kashgar di Kashgar, Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, Cina, beberapa waktu lalu. Amerika Serikat menyoroti tindakan diskriminatif Cina terhadpa Muslim Uighur di wilayah itu. | REUTERS/Thomas Peter

Internasional

AS Rilis Laporan Kebebasan Beragama

Menlu AS Blinken menyebut, ada kenaikan serangan keagamaan di India.

WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) pada Kamis (2/6) merilis laporan 2021 International Religious Freedom Report tentang kebebasan beragama di seluruh dunia. Salah satu negara yang disorot adalah India.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebutkan, kekerasan keagamaan di India naik, dan terkadang serangan itu didukung sejumlah oknum pemerintahan India. Ia mendampingi paparan laporan yang disampaikan Duta Besar Khusus Kebebasan Beragama Internasional, Rashad Hussain.

"Laporan ini menampilkan tinjauan yang saksama, berdasarkan fakta mengenai kebebasan beragama di hampir 200 negara dan teritori di seluruh dunia," kata Blinken, Kamis.

Biden mengingatkan, menghargai kebebasan beragama adalah prioritas vital kebijakan luar negeri AS. Alasannya, kebebasan ini akan mendorong orang untuk berkontribusi pada keberhasilan komunitas, sehingga pada akhirnya seluruh masyarakat pun akan menjadi lebih baik. Tanpa kebebasan beragama maka akan menumbuhkan konflik.

Blinken memuji kemajuan di sejumlah negara. Maroko misalnya, dengan kebijakannya untuk merenovasi warisan sejarah Yahudi, seperti sinagog dan pemakaman. Maroko juga memasukkan sejarah Yahudi ke dalam kurikulum sekolah mereka.

Ia juga memuji Timor Leste. Blinken mencatat, presiden baru Timor Leste, Ramos Horta, baru-baru ini berjanji untuk membela hal seluruh rakyatnya tanpa membedakan latar belakang agama mereka.

Irak, menurut Blinken, telah menyambut kedatangan Paus Fransiskus yang menjadikan kedatangan pertama seorang paus di negeri itu. Blinken mengutip ucapan seorang tokoh di Nasiriyah, Sheikh Haider al-Dubaisi, tentang Paus Fransiskus, "Beliau datang meski sulit berjalan. Beliau menyampaikan pesan tidak saja kepada bangsa Irak, tetapi kepada seluruh dunia bahwa Islam dan agama lain dapat duduk bersama secara damai."

Namun, Blinken pun menyoroti sejumlah kondisi yang masih memprihatinkan. Sejumlah negara, menurut dia, masih mengekang kebebasan beragama kaum minoritas. Pembatasan itu, misalnya, terkait pada pakaian keagamaan dan penggunaan istilah dalam keagamaan.

"Dan seluruh masyarakat, termasuk kita sendiri dan seantero Eropa, harus berbuat lebih banyak lagi untuk memerangi meningkatnya bentuk kebencian, termasuk sentimen anti-Semitisme dan anti-Muslim," kata Blinken.

Blinken juga menggarisbawahi nasib Muslim Rohingya di Myanmar. Ia menyebut perlakuan militer terhadap warga Rohingya sebagai genosida dan kejahatan kemanusiaan. Ini ditandai dengan penghancuran masjid dan penghinaan terhadap Alquran di sana.

Kritik juga disampaikan pada Afghanistan, Pakistan, Vietnam, Nigeria, dan Eritrea. Tudingan genosida juga disematkan kepada Cina terhadap Muslim Uighur dan kelompok minoritas lainnya.

Arab Saudi dinilai meningkatkan dialog antaragama. Namun, Biden menyayangkan karena praktik ibadah secara terbuka bagi selain Islam masih dianggap ilegal.

Sebut India

Blinken dan Hussain juga menyoroti kelompok minoritas yang terancam. Salah satunya adalah India. "Misalnya di India, negara demokrasi terbesar dunia dan rumah bagi keberagaman keyakinan, kami menyaksikan ada peningkatan serangan terhadap orang dan tempat beribadah," kata Blinken.

Hussain juga menyampaikan catatan senada dengan Blinken. "Di India, sejumlah pejabat mengabaikan atau bahkan mendukung peningkatan serangan terhadap orang dan tempat beribadah," katanya.

Kementerian Luar Negeri India menampik catatan AS. Mereka menyebutkan, laporan AS tersebut "komentar yang miskin informasi dari pejabat tinggi AS".

"Sangat disayangkan bahwa politik 'mengumpulkan suara' dipraktikkan dalam hubungan internasional," kata juru bicara Kemenlu India, Arindam Bagchi, dalam pernyataannya.

Ia pun balik menyebutkan, para pejabat India mencatat "serangan yang dimotivasi rasis dan etnis, kejahatan karena kebencian, dan kekerasan senjata" di AS. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Investor Kaya Asal Amerika Resmi Akuisisi AC Milan 

Elliott datang menjanjikan stabilitas keuangan klub, manajemen baik, dan kesuksesan AC Milan.

SELENGKAPNYA

Utang Menggunung Klub Top Eropa

Jumlah utang mereka terbilang sangat tinggi mencapai puluhan triliun rupiah.

SELENGKAPNYA

Reuni Antonio Conte-Perisic Terwujud di London

Keberhasilan Spurs menggaet Antonio Conte tentu sebuah kesuksesan.

SELENGKAPNYA