
Pareto
Menangkap Peluang Ekonomi Digital
BUMN sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia memiliki tugas besar dalam memperkuat ekosistem digital.
OLEH MUHAMMAD NURSYAMSI
Ekonomi digital diproyeksikan menjadi tulang punggung Indonesia pada masa depan. Kontribusi ekonomi digital pada 2020 mencapai Rp 632 triliun atau empat persen dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia dan kemungkinan mencapai Rp 4.531 triliun atau 18 persen pada 2030.
"Potensi ekonomi digital kita akan tumbuh delapan kali lebih cepat daripada pertumbuhan PDB, ini luar biasa dan menjadi potensi yang harus kita perhatikan, selain sumber daya alam (SDA)," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, beberapa waktu lalu.
Indonesia berpeluang menahbiskan diri sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Dengan catatan, investasi ditanamkan secara besar-besaran di sektor infrastruktur digital.
Erick mengatakan, pemerintah mengambil langkah antisipatif dalam menghadapi gelombang disrupsi digital. Bukan tanpa sebab, digitalisasi telah mengubah model bisnis dan membuat banyak jenis pekerjaan hilang. Pola hidup masyarakat pun berubah serbadigital beberapa tahun belakangan ini.
Sebuah tantangan yang datang biasanya juga disertai munculnya pelbagai peluang baru. Menurut Erick, generasi muda harus menyiapkan diri memiliki kemampuan dan pola pikir digital, mengingat Indonesia memerlukan 17,5 juta tenaga kerja yang melek teknologi pada 2034.
Indonesia harus memanfaatkan momentum karena memiliki market besar sebagai negara dengan populasi terbesar keempat, yang mana 70,72 persen penduduk berada pada usia produktif. Erick tak ingin Indonesia terus bergantung pada melimpahnya SDA dan pasar yang besar, tanpa mengembangkan knowledge based economy.
BUMN sebagai sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia memiliki tugas besar dalam memperkuat ekosistem digital. Kementerian BUMN pun menjadikan transformasi digital sebagai salah satu dari lima pilar utama yang harus dijalankan BUMN.
Langkah transformasi dan refocusing bisnis pun dilakukan terhadap Telkom dan Telkomsel. Erick memfokuskan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk di infrastruktur digital dan bussiness to bussiness, seperti pembangunan menara, data center, komputasi awan, jaringan fiber optik, dan G5, sedangkan afak usaha Telkom, yakni Telkomsel fokus ke bussiness to consumer sebagai digital company atau agregator bagi kreator konten, gim lokal, dan startup lokal.
Erick menambahkan, BUMN juga telah membentuk Merah Putih Fund, yang memberikan dukungan pendanaan bagi startup atau perusahaan rintisan yang memiliki founder orang Indonesia, beroperasi di Indonesia, dan akan go public di Indonesia.
"Untuk startup, BUMN sudah berinvestasi di 157 startup melalui BRI Ventures, Mandiri Capital, hingga Telkom. Kita dorong mereka yang soon to be Unicorn naik kelas ke Merah Putih Fund, lalu yang Unicorn kita minta masuk ke Indonesia Investment Authority (INA)," kata mantan presiden Inter Milan tersebut.
Sebagai bentuk kontribusi dalam mengakselerasi ekonomi digital Indonesia, Telkomsel menghadirkan PT Telkomsel Ekosistem Digital atau Indonesia Digital Ecosystem (Indico) pada Maret lalu. Indico tampil sebagai digital powerhouse, yang didedikasikan untuk meningkatkan inovasi digital yang berpusat pada pengguna, dengan menawarkan produk dan layanan di luar konektivitas.
IndiCo akan diposisikan sebagai holding company yang membawahi beberapa anak perusahaan dari portofolio bisnis vertikal Telkomsel yang sedang berkembang di sektor digital, dengan mengoptimalkan sinergi ekosistem aset unggulan yang dimiliki perusahaan.
Erick berharap Indico dapat menjadi agregator besar untuk pertumbuhan digital ekonomi Indonesia dan menghadirkan banyak terobosan ke depannya. "Saya melihat sebuah transformasi yang luar biasa dari Telkomsel, karena di era transformasi ini kita tidak boleh terus berpuas diri dengan kondisi yang ada, mengingat perubahan selalu terjadi," kata Erick.

Erick menyebut Telkomsel berani menancap gas dengan meluncurkan Indico sebagai perusahaan agregator dan market access untuk kreator lokal. Menurut Erick, Indico dapat membangun sebuah ekosistem, yang diharapkan dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi digital nasional. Erick mendorong Indico harus menjadi agregator besar untuk pertumbuhan digital ekonomi versi Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, akselerasi infrastuktur digital menjadi fokus utama Presiden Joko Widodo saat pandemi, selain sektor kesehatan, bantuan sosial, dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "Pada 2020 hampir semua kementerian dan lembaga dipotong anggarannya, yang naik hanya untuk kesehatan, sosial, UMKM, dan belanja teknologi," kata mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.
Sri mengatakan, infrastruktur digital merupakan komponen penting dalam pengembangan digitalisasi. Infrastruktur digital akan beriringan dengan infrastruktur lain, seperti jalan tol hingga pelabuhan guna menciptakan konektivitas yang efisien. Ia menyebutkan, kehadiran infrastruktur digital akan meningkatkan akses pemerataan ekonomi dan kesempatan bagi seluruh penduduk Indonesia.
Associate Director BUMN Research Group LMUI, Toto Pranoto mengatakan, refocusing bisnis Telkom dan Telkomsel merupakan langkah tepat. Dengan begitu, Telkom akan fokus kepada pusat data, infrastruktur telekomunikasi, seperti jaringan kabel komunikasi dan lainnya. Sementara Telkomsel menitikberatkan di sektor industri kreatif Indonesia, seperti konten dan media.
Toto menilai segmentasi pasar yang jelas akan meningkatkan daya saing Telkom dan Telkomsel ke depan. Melalui transformasi tersebut, Telkomsel bisa berkembang menjadi perusahaan content provider, yang memiliki diferensiasi yang kuat sehingga peluang merebut pasar over the top (OTT) menjadi lebih terbuka.
Di sisi lain, menurut Toto, Telkom bisa semakin fokus dalam menggarap sektor infrastrukur telekomunikasi. Toto menyebut perubahan model bisnis juga mendorong pertumbuhan Telkom, bahkan mengungguli kompetitor dari negara tetangga seperti BUMN Malaysia, yakni Telekom Malaysia dan Singapura, yakni Singtel. Telkom mencatatkan perubahan aset sebesar 11,3 persen dan perubahan revenue sebesar 1 persen.
"Profit margin Telkom Indonesia pada 2020 juga cukup bersaing dibandingkan kompetitor. Sebagian besar pendapatan Telkom, yakni 44,2 persen dikontribusikan segmen data, internet, dan jasa TI," kata Toto.
Ambisi Jadi Top Player
Kebutuhan data center atau pusat data di dunia akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Asia Tenggara diproyeksikan menjadi kawasan dengan pertumbuhan bisnis data center tercepat, dengan tingkat pertumbuhan tahunan di atas 20 persen hingga 2024.
Telkom didirong menjadi top player dalam data center atau pusat data global. "Telkom harus menangkap peluang bisnis data center ini, tidak hanya di market nasional, tetapi juga di market regional dan global. Saat ini, Telkom tengah melakukan konsolidasi bisnis data center guna menjawab tantangan transformasi digital ke depan," kata Menteri BUMN Erick Thohir.
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menilai, Telkom sebagai kunci transformasi ekosistem digital Indonesia. Telkom memiliki model bisnis tiga lapis pada masa depan yang meliputi diversifikasi, daya saing yang fokus pada pengembangan jaringan dan konektivitas, serta peningkatan platform digital.
"Saat ini kami sedang mengintegrasikan data center di bawah Telkom dan kami berharap dapat memperkenalkannya ke publik pada tahun depan," kata Kartika.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, pengembangan data center merupakan bentuk keseriusan Telkom menjadi pemain besar pada bisnis digital platform. Tak hanya infrastruktur, Telkom juga menawarkan konsep lengkap dalam bisnis data center.
Ririek menjelaskan, tiga aspek penting Telkom dalam bisnis data center, yakni seamless, connectivity, dan eyeball. Seamless nantinya akan terhubung dengan seluruh data center milik Telkom, termasuk juga ke edge data center. Connectivity karena hyperscale data center terhubung dengan infrastruktur backbone broadband Telkom.
Terakhir, akses kepada pelanggan Telkom (eyeball) yang merupakan pengguna bisnis digital. "Dengan kapasitas dan kapabilitas Telkom mengembangkan platform digital melalui data center, diharapkan dapat mengakselerasi digitalisasi nasional," kata Ririek.
Menurut Ririek, peningkatan pangsa pasar data center harus diimbangi dengan infrastruktur yang memadai. Oleh karena itu, Telkom sudah dan akan terus membangun serta meningkatkan kapasitas data center yang dikelola.
Telkom kini memiliki serta mengelola 27 data center yang terdiri atas 22 data center domestik dan lima data center luar negeri, termasuk data center tier 3 dan 4 di Singapura. Selain itu, Telkom juga sedang membangun sebuah hyperscale data center (HDC) di Cikarang, Jawa Barat, yang berkapasitas total 75 MW dan mampu menampung 10 ribu rak, yang mana tahap pertama dengan kapasitas 22 MW ditargetkan mulai beroperasi pada kuartal II 2022.
"Telkom berharap, langkah ini dapat mendukung cita-cita Indonesia yang berdaulat dalam dunia digital bisa segera tercipta, dan membawa kemaslahatan bagi seluruh lapisan masyarakat," ujar Ririek.
Telkom juga menggandeng pemain besar dunia, seperti Microsoft dan Singtel dalam memperkuat portofolio perusahaan di sektor data center. Menurut Ririek, kerja sama tersebut merupakan langkah strategis bagi Telkom dalam mengembangkan bisnis data center regional, sekaligus membuka jalan untuk menjadi pemain utama data center global.
Wakil Ketua Komisi VI DPR Mohamad Hekal mengapresiasi perkembangan data center milik TelkomGroup, terutama terkait progres pembangunan HDC yang berlokasi di Cikarang. Hekal mengaku bangga dengan perkembangan data center yang dilakukan Telkom, terutama dengan pembangunan HDC.
Telkom juga menggandeng pemain besar dunia, seperti Microsoft dan Singtel dalam memperkuat portofolio perusahaan di sektor data center.
"Alhamdulillah kita telah dengar Telkom telah memiliki fasilitas dengan kualitas tier 3 dan tier 4 dengan tingkat keamanan 99,99 persen. Itu sangat membanggakan dan mudah-mudahan ini bisa turut mendukung pengembangan teknologi pada masa yang akan datang," kata Hekal.
Anggota Komisi VI DPR Eko Hendro Purnomo juga mengapresiasi keseriusan Telkom dalam mengembangkan data center. Eko menyebut kebutuhan data center akan ke depan sangat tinggi dan sangat bermanfaat bagi generasi muda Indonesia. Eko juga melihat keseriusan Telkom untuk mengembangkan data center.
"Ke depan, data center ini sangat dibutuhkan untuk melayani startup, apalagi kalau milik anak-anak negeri. Selain itu, kebutuhan data center ke depan juga sangat tinggi, baik berkaitan dengan kebutuhan startup tadi, maupun (industri) gim, juga aplikasi-aplikasi lain yang semakin berkembang," kata Eko.
* Tren ekonomi digital Indonesia:
2015: Rp 112 triliun
2019: Rp 560 triliun
2020: Rp 616 triliun
2021: Rp 998 triliun
2025: Rp 2.055 triliun (proyeksi)
2030: Rp 4.531 triliun (proyeksi)
* Kontribusi ekonomi digital Indonesia terhadap PDB nasional 2020: 4 Persen
* Potensi kontribusi ekonomi digital pada 2030:
- E-commerce: Rp 1.900 triliun atau 34 persen
- Business-to-business: Rp 763 triliun atau 13 persen
- Health-tech: Rp 471,6 triliun atau 8 persen
* Nilai investasi ekonomi digital Indonesia kuartal I 2021: 4,7 miliar dolar AS. Tertinggi selama empat tahun terakhir.
* Indonesia jadi tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara, melewati Singapura.
* Pengguna internet Indonesia:
- 2015: 72,7 juta pengguna
- 2021: 202,6 juta pengguna atau 73,7 persen dari total penduduk
Sumber: Kementerian BUMN, Kemenkeu, Kementerian Koperasi dan UKM, hasil studi Google, Temasek, Bain & Company; We Are Social, Indonesiadata.id, Startup Ranking, dan BPS
Mitratel Siapkan Rp 1 Triliun untuk Buyback Saham
Rencana aksi buyback dinilai dapat menekan penurunan saham Mitratel.
SELENGKAPNYASarinah Bantu Rempah Indonesia Mendunia
Pengaturan fasilitas perdagangan dan bisnis Sarinah dirancang untuk mengekspor merek domestik
SELENGKAPNYAKNEKS Dorong Pemulihan Wisata Halal
Pasar Muslim global diperkirakan tumbuh hingga 2,4 triliun dolar AS pada 2024.
SELENGKAPNYA