Ilustrasi PT Len Industri. | Republika/Edi Yusuf

Ekonomi

Len Industri Bidik Proyek di Zimbabwe

Pemerintah Zimbabwe terkesan dengan kapasitas Len Industri dalam sistem persinyalan kereta.

JAKARTA — PT Len Industri (Persero) membidik proyek dalam bidang transportasi kereta dan energi surya dengan Zimbabwe. Terdapat sejumlah potensi yang dapat digarap oleh Len Industri melalui anak usahanya, PT Surya Energi Indotama (SEI), dalam bidang energi surya. 

"Terdapat sejumlah prospek atau potensi bisnis kerja sama dengan Pemerintah Zimbabwe dalam bidang energi baru dan terbarukan," kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan Bisnis SEI, I Made Sandika D, kepada Republika, Senin (30/5).

Sandika menjelaskan, beberapa proyek potensial tersebut adalah pembangunan pembangkit independent power producer (IPP). Selain itu, partnership dengan beberapa private business di Zimbabwe, seperti Zimbabwe Power Company (ZPC), Zimbabwe Energy Regulatory Authority (ZERA), Rural Electirfication Fund (REF), dan Ministry of Energy and Power Development (MoEPD). 

Tak hanya itu, Sandika menyebutkan, ada juga proyek potensial pembangunan Solar Roof Top (SEI sebagai EPC). Begitu juga dengan pengalokasian tenaga surya dalam pembuatan pompa air pertanian. “Kalau dari dua proyek rooftop yang sempat disurvei itu nilainya sekitar 474.777 dolar AS. Itu di luar dari IPP yang pasti akan lebih tinggi lagi,” ujar Sandika. 

Direktur Bisnis dan Kerja Sama PT Len Industri Wahyu Sofiadi mengharapkan akan ada kerja sama yang baik untuk kedua pihak. Seiring semangat menguatkan kerja sama sebagai bagian Solidaritas Asia-Afrika. 

Wahyu menilai, Zimbabwe memiliki posisi strategis pada sektor perkeretaapian karena dilalui sebagai jalur negara-negara sekitarnya. Sementara itu, terkait sektor energi terbarukan, Zimbabwe merupakan daerah dengan intensitas paparan sinar matahari yang tinggi. "Keduanya cocok untuk pengembangan teknologi perkeretaapian dan pembangkit listrik tenaga surya," kata Wahyu.

Terlebih, anak usaha Len Industri, yakni PT Len Railway Systems (LRS), dinilai memliki pengalaman yang baik. LRS telah membangun sistem persinyalan pada 250 lebih stasiun dan 2.550 kilometer (km) jalur kereta di Indonesia selama lebih dari 15 tahun. 

Wahyu menjelaskan, LRS sebagai railway total solution selama ini menyuplai produk teknologi, seperti simulator kereta, sistem persinyalan, telekomunikasi supervisory control and data acquisition, dan power and substasion untuk sistem perkeretaapian. Hal tersebut, baik pengadaan baru maupun revitalisasi atau modernisasi sistem perkeretaapian. 

Pada level internasional, LRS juga telah mengekspor ke Filipina, Bangladesh, Thailand, dan Malaysia. Terbaru, pada 19 Mei 2022, LRS mendapatkan kontrak senilai 585 juta peso atau sekira Rp 170 miliar untuk sistem persinyalan kereta di sepanjang 28 km Jalur Tutuban-Alabang, Filipina.  “Ini adalah kepercayaan luar biasa dari negara-negara berkembang,” ujar Wahyu. 

Sebelumnya, Wakil Presiden Zimbabwe Constantino Chiwenga mengungkapkan, saat ini otoritas terkait sedang mempertimbangkan penawaran yang diajukan Len Industri. Chiwenga mengatakan, proyek revitalisasi perkeretaapian penting untuk kebangkitan ekonomi negaranya. 

“Kami menginginkan sistem perkeretaapian yang kuat dan efisien untuk memfasilitasi pergerakan ekspor dan impor kami ke dan dari pantai karena kami adalah negara yang terkurung daratan,” kata Chiwenga.

Chiwenga mengaku terkesan dengan kapasitas Len Industri dalam sistem persinyalan kereta, elektronika pertahanan, ICT, serta sistem navigasi. Chiwenga juga memahami Len Industri memiliki banyak pengalaman dan sertifikasi standar internasional yang dapat dimanfaatkan.

Selain mengunjungi Len selama kunjungannya di Indonesia, Chiwenga juga menemui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, yakni PT Pindad dan Bio Farma. Untuk kerja sama dengan Bio Farma, Indonesia akan mengupayakan adanya kerja sama pengembangan vaksin ataupun obat-obatan atau industri farmasi yang menjadikan Zimbabwe sebagai hub distribusi kepada kawasan Afrika.

Bersama Pindad, akan ada upaya kerja sama terkait modernisasi kemiliteran di Zimbabwe. Termasuk untuk menawarkan persenjataan yang diproduksi Pindad ataupun peralatan berat lain yang akan berguna bagi pertambangan di Zimbabwe.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Biaya Haji Membengkak

Komisi VIII DPR menyayangkan penambahan anggaran yang mendadak.

SELENGKAPNYA

Presiden Minta Kampanye Pemilu Dipersingkat

KPU periode sebelumnya sempat mengusulkan masa kampanye Pemilu 2024 selama 120 hari.

SELENGKAPNYA

Menkeu: Daerah Berminat Bangun Kawasan Industri Halal 

Wapres berpesan agar KIH yang telah dibangun di sejumlah daerah dioptimalkan.

SELENGKAPNYA