Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia | Badan Pusat Statistik

Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Dapat Tertekan Inflasi

Lonjakan harga komoditas memberikan dampak positif terhadap kinerja perdagangan.

JAKARTA -- Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia meminta pemerintah mewaspadai risiko inflasi dari kombinasi tekanan internal dan eksternal. Risiko tersebut dapat menekan laju pemulihan ekonomi tahun ini.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menyampaikan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2022 akan mendekat ke level sebelum pandemi atau berada di kisaran 4,85 persen. "Faktor pull dari sisi permintaan telah mendorong naiknya daya beli seiring meningkatnya aktivitas produksi, mobilitas masyarakat, dan pecahnya pent-up demand," ujar Riefky kepada Republika, Ahad (8/5).

Meski begitu, Riefky menekankan, faktor penahan pertumbuhan ekonomi dapat muncul dari peningkatan harga bahan baku yang menekan daya beli masyarakat. Meskipun belum terwujud dalam angka inflasi saat ini, tekanan tersebut sudah mulai muncul.

"Eskalasi tensi antara Rusia-Ukraina mempercepat inflasi pada harga pangan dan energi global," kata dia.

Terlepas dari disrupsi akibat varian omikron pada awal 2022, Riefky menyebut, pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini masih menunjukkan aktivitas ekonomi dan performa yang baik didukung kinerja neraca perdagangan. Riefky menilai, pertumbuhan ekonomi tahun ini dapat kembali ke level prapandemi di level 4,90 hingga 5,10 persen.

Riefky menyampaikan, beberapa faktor pendorong pertumbuhan tahun ini antara lain dari sisi investasi. Realisasi penanaman modal selama kuartal I 2022 sebesar Rp 282,4 triliun atau naik 28,5 persen (yoy) dan mencapai tingkat tertingginya dalam sepuluh tahun belakangan. Kinerja penanaman modal asing (PMA) tumbuh 31,8 persen hingga menjadi Rp 147,2 triliun.

"Sebagian besar didorong oleh sektor logam dasar, barang hasil logam, dan pengolahan peralatan," ucapnya.

Penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 135,2 triliun atau tumbuh 25,1 persen. Pertumbuhan tersebut dikontribusi oleh sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi.

Dari sisi perdagangan, Riefky menilai, lonjakan harga komoditas memberikan dampak positif terhadap keseluruhan neraca dagang Indonesia. Indonesia kembali mencatatkan surplus hingga 9,33 miliar dolar AS pada kuartal I 2022. Surplus tersebut lebih tinggi 20 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Surplus ini didorong oleh harga komoditas, terutama batu bara dan CPO. Kombinasi surplus perdagangan dan adanya arus modal masuk mendorong stabilnya nilai tukar rupiah," kata dia.

Sebelumnya, pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I 2022 sebesar 4,5 persen sampai 5,2 persen. Prediksi ini dipengaruhi oleh tekanan eksternal, yaitu perang Ukraina dan Rusia dan perubahan kebijakan moneter negara-negara maju.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, secara keseluruhan 2022 pertumbuhan ekonomi akan mencapai antara 4,8 hingga 5,5 persen. "Ekspektasi yang sebelumnya positif terhadap pemulihan ekonomi global seiring meredanya Covid-19 tertahan atau mengalami tekanan karena eskalasi dari kondisi perang yang terjadi di Ukraina," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2022 sebesar 4,5 persen. Bhima mengatakan, pemulihan ekonomi didukung mobilitas masyarakat yang diperlonggar.

"Selain itu, ada boom harga komoditas baik perkebunan dan pertambangan yang mampu mendorong kinerja ekspor neto. Ini karena windfall saja, bukan transformasi struktural," ujarnya.

Bhima menyebut, hal yang perlu diantisipasi, yakni meningkatnya inflasi harga produsen ataupun konsumen pada semester II 2022. Daya beli yang sedang pulih bisa terganggu oleh inflasi berlebihan. "Lockdown di Cina serta konflik di Ukraina juga berdampak luas terhadap rantai pasok dan kinerja ekspor," ucapnya.

Menurut dia, risiko lain, yakni naiknya tingkat suku bunga juga dapat berpengaruh terhadap kinerja berbagai lapangan usaha termasuk sektor properti. Jika biaya KPR lebih mahal, kelas menengah berpotensi menunda membeli hunian. "Jadi, tidak bisa terlena pertumbuhan positif pada kuartal I 2022. Tantangan akan jauh lebih kompleks pada kuartal berikutnya," ucapnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Data Haji 2022 Sudah Final

Daftar calon jamaah haji reguler tahun ini bisa diakses via situs Kemenag.

SELENGKAPNYA

Ancaman La Viola Fiorentina

Fiorentina juga memiliki motivasi tambahan berlaga di kompetisi Eropa musim depan.

SELENGKAPNYA

Arus Balik di Kampung Rambutan tak Terpengaruh WFH

Terminal Kampung Rambutan menjadi salah satu titik arus balik terbesar.

SELENGKAPNYA