Dr Strange | Youtube Marvel Entertainment

Geni

Wajah Baru Doctor Strange

Film ini membawa penonton menempuh perjalanan melalui banyak realitas berbeda.

Bayangkan ada banyak versi berbeda dari diri kita yang tinggal di realitas lain. Masing-masing menjalani kehidupan berlainan dengan takdir tidak sama dari yang kita miliki. Konsep multiverse itu menjadi sorotan utama di Doctor Strange in the Multiverse of Madness.

Film terbaru Marvel Studios tersebut bakal membawa penonton menempuh perjalanan melalui banyak realitas berbeda. Multiverse adalah alam semesta paralel tak terbatas. Setiap alam semesta menjadi rumah bagi segala sesuatu yang sudah ada, tetapi dalam realitas yang tak sama.

Doctor Strange (Benedict Cumberbatch), sang tokoh utama, harus menghadapi kekacauan yang terjadi di multiverse. Cumberbatch mengatakan, karakter yang dia perankan pun mengalami perubahan.

Menurut Cumberbatch, film menggali aspek humanis dan sisi lain dari sosok Strange. Sang aktor dituntut memainkan peran ganda dengan kapasitas akting lebih dari sebelumnya. Alih-alih keberatan, dia justru tertantang dan menikmatinya.

Pria 45 tahun asal Inggris tersebut menganggap peran Doctor Strange kali ini amat menyenangkan karena konsep multiverse. "Ada banyak pilihan berlainan, banyak kondisi, dengan konsekuensi yang juga berbeda-beda," kata Cumberbatch dalam konferensi pers virtual, Selasa (2/5).

Latar waktu kisah dalam Doctor Strange in the Multiverse of Madness berlangsung beberapa bulan setelah peristiwa di Spider-Man: No Way Home. Dengan sejumlah bantuan, Strange menempuh perjalanan di multiverse untuk menghadapi musuh baru yang misterius.

Bicara tentang trailer film yang telah dirilis, Cumberbatch mengatakan, klip tersebut sangat memukau, tapi belum mewakili keseluruhan film. Masih banyak tampilan dan nuansa film serta efek visual luar biasa yang dia janjikan untuk para penonton.

Karakter Doctor Strange pertama kali muncul di komik Marvel, Strange Tales edisi #110, pada Juli 1963, diciptakan oleh Steve Ditko dan Stan Lee. Butuh waktu 53 tahun sampai sosok penyihir itu masuk di Marvel Cinematic Universe, yakni pada film Doctor Strange rilisan 2016.

Cumberbatch menyampaikan bahwa sosok Doctor Strange di sekuel film tengah berada di perjalanan pencarian diri. Dengan berbagai versi dan pola perilaku, film akan mengungkap identitas Stephen Strange di sejumlah semesta sekaligus sisi berbahaya dari karakter itu.

"Apakah dia akan menjadi pahlawan bagi musuhnya atau musuh bagi pahlawannya? Doctor Strange benar-benar menghadapi versi dirinya sendiri untuk mencari tahu," ungkap Cumberbatch, dikutip dari catatan produksi Marvel Studios.

Ko-produser film, Richie Palmer, mengatakan bahwa sutradara Sam Raimi adalah sosok yang tepat untuk mengarahkan sekuel tentang Doctor Strange itu. "Kami selalu ingin membuat film Marvel Studios ini paling menakutkan dan paling mendebarkan. Kami benar-benar ingin memenuhi janji itu, dan Sam Raimi adalah penguasa horor. Dia orang yang pas melakukan ini," ujar Palmer.

 
Kami selalu ingin membuat film Marvel Studios ini paling menakutkan dan paling mendebarkan. 
 
 

Sepanjang karier penyutradaraannya, Sam Raimi telah mengarahkan sejumlah sinema horor. Sebut saja sinema thriller supernatural The Gift yang tayang pada 2000 serta Drag Me to Hell rilisan 2009 yang bergenre horor supernatural. Dia pun tidak asing dengan film pahlawan super, menyutradarai Darkman yang tayang pada 1990 dan trilogi film orisinal Spider-Man.

Raimi mengaku senang membawa elemen horor ke sinema Doctor Strange in the Multiverse of Madness. Ketika produser Kevin Feige menawarinya untuk menyutradarai film, pria 62 tahun itu langsung bertekad menghadirkan apa yang sudah dia dalami soal genre horor dalam film.

Menurut Raimi, deretan pengalamannya sangat membantu untuk menerapkan sejumlah teknik guna membangun ketegangan, menggugah penonton, dan menyajikan sequence seram. Dengan gayanya, Raimi menampilkan warna baru dalam MCU dengan konsep film yang lebih gelap dan mencekam.

Disampaikan Raimi, film pertama Doctor Strange membuka pikiran penonton tentang dunia mistis dan magis. Sementara itu, Doctor Strange in the Multiverse of Madness akan membuka hal-hal terkait itu lebih dalam lagi. Film akan memperlihatkan konsekuensi-konsekuensi dari berbagai hal yang telah terjadi di MCU sebelumnya.

Skenario film ditulis oleh Michael Waldron. Selain Cumberbatch, film dibintangi oleh Chiwetel Ejiofor, Elizabeth Olsen, Benedict Wong, Sheila Atim, Adam Hugill, Michael Stühlbarg, dan Rachel McAdams. Kreativitas para aktor dan aktris yang terlibat membuat Raimi sangat terbantu.

Dalam pandangan Raimi, para pemeran amat mengetahui karakternya lebih baik dari siapa pun. Mereka segera tahu jika ada adegan atau plot yang tidak benar. Perubahan dalam ide dan naskah disebut Raimi merupakan hal biasa. Terlebih, plot di Doctor Strange in the Multiverse of Madness terkait dengan sinema dan serial Marvel lainnya.

"Beberapa dibuat secara bersamaan atau baru saja selesai. Seperti "WandaVision" yang baru saja selesai atau SpiderMan: No Way Home juga sedang syuting (saat produksi sekuel Doctor Strange). Dan film kami mereferensikan film-film itu," tutur Raimi. Cerita yang saling terkait tersebut ia sebut dapat menambah daya tarik.

Aktris Elizabeth Olsen mengemukakan perbedaan mendasar dari tokoh Wanda Maximoff/Scarlet Witch yang ada di film. Dalam deretan sinema sebelumnya, sosok Wanda merepresentasikan ketulusan cinta, kehilangan, dan kesedihan. Usai serial "WandaVision" yang tayang 2021 silam, sosok Wanda terus bertumbuh.

Wanda pada akhirnya menerima takdir bahwa dia adalah perempuan dalam mitos, Scarlet Witch. Bagi Olsen, bisa memerankan karakter Wanda Maximoff/Scarlet Witch dan mendalami kompleksitasnya adalah kesempatan luar biasa. Hal yang disebutnya menyenangkan bukan karena memerankan pahlawan dari sebuah cerita, di mana sang tokoh tidak melakukan kesalahan.

Alasan mengapa dirinya sangat menikmati peran Wanda sejak awal adalah karena keyakinan yang dimiliki tokoh tersebut. Meski tidak selaras dengan orang lain, tidak apa-apa. "Dia akan memiliki kesadarannya sendiri dan mengakui ketika dia membuat kesalahan. Saya berpikir dia (Wanda) sudah banyak belajar dan memiliki rasa percaya diri yang tidak pernah terlihat sebelumnya," tutur perempuan 33 tahun itu. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Doctor Strange (doctorstrangeofficial)

Humor dan Horor

Penggemar Marvel pasti sudah penasaran dengan Doctor Strange in the Multiverse of Madness, dan akhirnya film ini tayang 5 Mei 2022 di Indonesia. Dengan melihat trailer yang telah dirilis, kita bisa sedikit menerka-nerka apa yang akan terjadi pada dunia nyata versus dunia multiverse.

Bukan Marvel namanya jika tidak langsung menyajikan pertarungan di awal film. Pada 10 menit awal film dimulai, film ini menyajikan petualangan menegangkan yang dilalui oleh Doctor Strange bersama seorang anak yang disebut memiliki kekuatan mengendalikan multiverse.

Anak itu bernama America Chavez. America bersama Strange berusaha meraih sebuah kitab yang dulu dianggap sebagai mitos, dan kitab itu hendak mereka ambil dalam multiverse, sedangkan kitab itu tampak dijaga oleh sesosok makhluk. Sayangnya, Strange di dunia multiverse dan di dunia nyata adalah dua orang yang sangat berbeda sifat.

Usai petualangan di multiverse itu selesai, keduanya menghadapi satu makhluk misterius berbentuk gurita bermata satu yang datang ke dunia nyata. Makhluk itu mengejar America dengan tujuan yang akan dijawab dalam film, begitu pula dengan asal-usul America yang akan dijelaskan lebih dalam.

Di film kedua ini juga, illuminati sangat ditonjolkan pada beberapa objek pemilik mata satu yang muncul di dalamnya. Berdasarkan komiknya, illuminati merupakan perwakilan tim dari Marvel Universe yang terdiri dari tujuh orang, yaitu Namor (perwakilan Atlantis), Reed Richards atau Mr Fantastic (perwakilan Fantastic Four), Tony Stark atau Iron Man (perwakilan Avengers), Charles Xavier atau Professor X (perwakilan X-Men), T'Challa atau Black Panther (perwakilan Wakanda), Black Bolt (perwakilan Inhumans), dan Doctor Strange (sebagai Sorcerer Supreme dari bumi).

Keberadaan Doctor Strange ini memang menjadi inti dalam MCU setelah kisahnya bersama para Avengers di Planet Titan untuk menghentikan Thanos mendapatkan Infinity Stones, lalu saat ia membantu Peter Parker untuk membuat semua orang lupa bahwa dirinya adalah Spider-Man. Dari dua cerita itu, MCU ingin menunjukkan bahwa multiverse eksis.

Film tersebut memang akan mengambil latar waktu setelah Spider-Man: No Way Home, “WandaVision”, dan “Loki”. Tentang versi Doctor Strange dan Wanda yang berbeda dalam cerita ini juga akan terjawab dalam film yang tiket presale-nya sudah laris terjual tersebut.

Lewat pengalaman yang dijalani sebagai sutradara trilogi Spider-Man saat dibintangi Tobey Maguire, sentuhan tangan Sam Raimi seharusnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Dengan kembali memercayakan Raimi sebagai sutradara Doctor Strange in the Multiverse of Madness, film itu terasa lebih berbobot.

Film ini juga menggelitik harapan penonton untuk memunculkan seni pop dan intrik mengerikan. Namun, itu adalah harapan yang tidak sepenuhnya terwujud dalam film MCU terbaru ini, misalnya pada awal cerita memperlihatkan bagaimana Wanda Maximoff digambarkan sangat seksis oleh penulis skenario Michael Waldron. 

Di sana diperlihatkan bahwa Wanda yang merupakan superhero berkekuatan luar biasa hanya sekadar memiliki mimpi menjadi seorang ibu dengan dua anak. Belum lagi plotnya yang terasa lebih mengarah pada kepentingan bisnis, yang tidak terasa seperti film Marvel biasanya.

Mengapa jadi kepentingan bisnis? Itu karena Doctor Strange in the Multiverse of Madness seperti menjadi jembatan untuk film Marvel selanjutnya, yang entah tayang di bioskop atau platform Disney+. Jika tayang di platform Disney+, jelas sudah para penggemar harus berlangganan karena sebelum Doctor Strange 2, penggemar harus menonton dua seri sebelumnya yang tayang di Disney+.

Meski demikian, memadukan humor dan horor adalah dua hal yang cukup dikuasai Raimi sehingga ada beberapa adegan di awal yang cukup terngiang di ingatan, seperti ketika mata binatang bertentakel dicabut, ketika Doctor Strange menjadi mayat di alam semesta lain, dan ketika pertempuran mistik melibatkan nada musik yang menyala di udara.

Ada juga ketika seluruh alam semesta berubah menjadi kuburan abu-abu dengan hanya satu percikan kehidupan. Lalu, mayat di sana-sini dibiarkan hancur dan berdarah, serta versi alternatif dari karakter yang sudah kita kenal akan muncul di seluruh multiverse. Mereka memiliki karakter yang gelap karena mereka adalah bukti dari jalan lain yang tidak mereka ambil dan gambaran orang-orang yang bisa berubah sifat jika keadaannya berbeda.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Arus Balik Melandai

Masih ada sekitar 46 persen kendaraan yang belum kembali pada arus balik.

SELENGKAPNYA

Kemenkes Pantau Kasus Covid-19 

Dampak mudik Lebaran terhadap kasus Covid-19 baru dapat dilihat dalam waktu sebulan.

SELENGKAPNYA

Profil Lulusan Ramadhan

Lulusan Ramadhan taat beribadah dan gemar memakmurkan masjid dengan mendirikan shalat berjamaah.

SELENGKAPNYA