Pendukung Presiden Prancis Emmanuel Macron menyaksikan hasil pemilu di layar di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis, Ahad (24/4/2022). | AP/Christophe Ena

Kabar Utama

Macron Menang, Le Pen Bersinar 

Sayap kanan Prancis belum pernah menerobos ambang suara sebanyak 40 persen.

PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron memenangkan masa jabatan kedua pada Ahad (24/4). Kemenangan Macron menimbulkan kelegaan di antara sekutu bahwa Prancis tidak akan tiba-tiba mengubah arah di tengah konflik di Ukraina dan upaya NATO untuk menahan ekspansionisme militer Rusia.

Kemenangan Macron juga dianggap menyelamatkan Prancis dan Eropa dari pergolakan yang mungkin terjadi karena pemimpin populis Marine Le Pen. Macrone mengalahkan Le Pen seperti lima tahun yang lalu. 

Meski kalah, Le Pen masih mencetak penampilan elektoral terbaiknya. Sejumlah pihak memperkirakan, banyak pemilih memberikan suara kepada Macron untuk mencegah kemenangan Le Pen yang sangat nasionalis. Macron adalah presiden Prancis pertama dalam 20 tahun yang memenangkan jabatan dua periode sejak Jacques Chirac sebagai pejawat mengalahkan ayah Le Pen pada 2002.

Macron menang dengan memperoleh 58,5 persen suara, sedangkanLe Pen mendapatkan 41,5 persen suara. Dalam pidato kemenangannya, Macron berjanji untuk menyatukan kembali perpecahan di Prancis. Dia juga akan berupaya untuk meredakan kemarahan publik Prancis.  

photo
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyapa pendukungya di tempat pemungutan suara di Le Touquet, bagian utara Pancis, Ahad (24/4/2022). - (AP/Thibault Camus)

“Tidak ada yang akan ditinggalkan di pinggir jalan,” kata Macron dalam pidato kemenangannya, Ahad (24/4) waktu setempat. Ia berpidato dengan latar belakang Menara Eiffel dan proyektor yang menyorotkan warna biru-putih-merah, warna bendera Prancis.

"Banyak orang di negara ini memilih saya bukan karena mereka mendukung ide-ide saya, tetapi untuk mencegah ide-ide sayap kanan. Saya ingin berterima kasih kepada mereka dan saya berutang budi kepada mereka untuk tahun-tahun mendatang," ujar Macron.

Ratusan pendukung Macron bersorak gembira sambill mengibarkan bendera Prancis dan Uni Eropa. "Banyak yang harus kita lakukan dan perang di Ukraina mengingatkan kita bahwa kita sedang melalui masa-masa tragis di mana Prancis harus membuat suaranya didengar," kata Macron.

Sementara itu, Le Pen menyebut hasil pemilihan presiden kali ini sebagai kemenangan yang bersinar. “Dalam kekalahan ini, mau tak mau saya merasakan sebentuk harapan," ujar Le Pen.

Sejauh ini, sayap kanan Prancis belum pernah menerobos ambang suara sebanyak 40 persen. Pada 2017, Le Pen memperoleh 34 persen suara, sedangkan Macron meraup 66 persen suara. Kemudian, pada 2002, ayah Le Pen mendapatkan kurang dari 20 persen suara ketika berhadapan dengan Chirac.

Perolehan suara Le Pen kali ini menjadi buah dari hasil kerja kerasnya selama bertahun-tahun untuk membuat politik sayap kanan diterima oleh para pemilih. Le Pen mengedepankan kampanye tentang masalah biaya hidup. Dia juga membuat terobosan dengan melebarkan dukungan ke pemilih kerah biru di komunitas perdesaan dan di bekas pusat industri.

Pemilih Le Pen, Jean-Marie Cornic (78 tahun) mengatakan, dia memberikan suaranya untuk Le Pen karena menginginkan seorang presiden yang akan memprioritaskan kehidupan masyarakat sehari-hari. Di antaranya mengenai persoalan gaji, pajak, dan pensiun.

photo
Poster kandidat presiden Prancis Marine Le Pen idirusak di Paris, Prancis, Ahad (24/4/2022). - (AP/Francois Mori)

Hal serupa disampaikan pendukung Le Pen lainnya, Adroen Caligiuri, yang berprofesi sebagai manajer proyek. Ia tak menyangka Macron masih mendapatkan tempat di hati pemilih Prancis. “Saya terkejut melihat bahwa mayoritas orang Prancis ingin memilih kembali seorang presiden yang memandang rendah mereka selama lima tahun," kata Adrien Caligiuri. 

Selama kampanyenya, Le Pen diketahui juga berjanji untuk mencairkan hubungan Prancis dengan 27 negara Uni Eropa, NATO, dan Jerman. Le Pen juga menentang sanksi Uni Eropa terhadap pasokan energi Rusia. Le Pen menghadapi pengawasan selama masa kampanye karena kedekatannya dengan Kremlin.

Sementara itu, penurunan dukungan untuk Macron dibandingkan dengan pemilihan presiden lima tahun lalu menunjukkan pertempuran yang sulit. Banyak pemilih Prancis menganggap pertarungan pemilihan presiden 2022 kurang menarik dibandingkan dengan 2017 ketika Macron dianggap sebagai angin segar bagi Prancis.

Pemilih “kiri” tidak terlalu senang dengan pemilihan presiden putaran kedua pada Ahad.  Beberapa pemilih enggan pergi ke tempat pemungutan suara untuk menghentikan Le Pen. Di sisi lain, mereka juga tidak antusias untuk memilih Macron.

Pemimpin sayap kiri Jean-Luc Melenchon adalah salah satu dari 10 kandidat yang tersingkir di putaran pertama pada 10 April. Dia maju ke pemilihan legislatif Prancis pada Juni sehingga mendesak pemilih untuk memberi kursi mayoritas parlemen sebagai upaya melumpuhkan Macron.

“Itu adalah pilihan yang paling tidak buruk,” kata Stephanie David, seorang pekerja logistik transportasi yang mendukung seorang kandidat komunis pada pemilihan putaran pertama.

Sementara itu, seorang pensiunan, Jean-Pierre Roux, memasukkan amplop kosong ke kotak suara pada Ahad. Dia merupakan pendukung kandidat komunis pada pemilihan putaran pertama. “Saya tidak menentang ide-idenya, tetapi saya tidak tahan dengan orang itu,” kata Roux.

Sebaliknya, seorang pemilih, Marian Arbre, memberikan suaranya untuk Macron. Dia mendukung Macron untuk menghindari pemerintah yang mengedepankan sikap fasis dan rasial. “Ada risiko nyata,” ujar Arbre.

photo
Pendukung Presiden Prancis Emmanuel Macron menyaksikan hasil pemilu di  layar di depan Menara Eiffel di Paris, Prancis, Ahad (24/4/2022). - (AP/Thibault Camus)

Para pemimpin Eropa memuji kemenangan Macron. Prancis telah memainkan peran utama dalam upaya internasional untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia dan memasok senjata ke Ukraina. 

"Demokrasi menang, Eropa menang,” kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. "Bersama-sama kita akan membuat Prancis dan Eropa maju," ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi menyebut kemenangan Macron sebagai berita bagus untuk seluruh Eropa. Dia mengatakan, kemenangan Macron merupakan dorongan bagi Uni Eropa untuk menjadi protagonis dalam tantangan terbesar terbesar saat ini.

Parlemen Jadi Tantangan Macron 

Presiden Emmanuel Macron diperkirakan akan menghadapi pemilihan parlemen yang penting dan berjuang untuk mempertahankan kursi mayoritas. Pemilihan parlemen nasional dijadwalkan dalam dua putaran, yaitu 12 Juni dan 19 Juni. Pemilihan parlemen akan memutuskan siapa yang menguasai mayoritas dari 577 kursi di Majelis Nasional. Jika partai Macron menang, dia akan menunjuk pemerintahan baru yang sesuai dan akan dapat mengesahkan undang-undang.

photo
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyapa pendukungya di tempat pemungutan suara di Le Touquet, bagian utara Pancis, Ahad (24/4/2022). - (AP/Thibault Camus)

Jika partai lain mendapat mayoritas kursi, Macron akan terpaksa menunjuk seorang perdana menteri dari partai mayoritas baru di parlemen.  Dalam situasi seperti itu, atau yang disebut “kohabitasi” di Prancis, pemerintah akan menerapkan kebijakan yang menyimpang dari proyek Macron.  Namun, presiden Prancis dapat memengaruhi kebijakan luar negeri.

Perdana Menteri Prancis Jean Castex diperkirakan akan mengajukan pengunduran dalam beberapa hari mendatang. Macron kemudian akan menunjuk pemerintahan sementara yang baru. Tetapi, para menteri hanya akan menjabat selama beberapa pekan. 

Nasib Macron bisa dibilang juga bergantung pada pemilihan parlemen yang akan datang. Pemimpin sayap kiri Jean-Luc Melenchon adalah salah satu dari 10 kandidat yang tersingkir di putaran pertama pada 10 April. Dia maju ke pemilihan legislatif Prancis pada Juni, sehingga mendesak pemilih untuk memberi kursi mayoritas parlemen sebagai upaya melumpuhkan Macron.

Melenchon mengeklaim, dia layak menjadi perdana menteri. Permintaan ini akan memaksa Macron melakukan kerja sama yang canggung dan rawan kebuntuan. "Melenchon sebagai perdana menteri. Itu akan menyenangkan. Macron akan marah, tapi itu intinya," kata Direktur Teknis di Teater Paris, Philippe Lagrue, yang memilih Macron di putaran kedua setelah mendukung Melenchon di putaran pertama. 

photo
Jean-Luc Melenchon menyapa pendukungnya di Paris, Prancis, Ahad (20/3/2022). - (AP/Thomas Padilla)

Sementara itu, Macron dalam pidato kemenangannya  berjanji untuk menyatukan kembali perpecahan di Prancis. Dia juga akan berupaya untuk meredakan kemarahan publik Prancis.   “Tidak ada yang akan ditinggalkan di pinggir jalan. Banyak orang di negara ini memilih saya bukan karena mereka mendukung ide-ide saya, tetapi untuk mencegah ide-ide sayap kanan,” ujar Macron.

Dewan Konstitusi akan mengumumkan hasil resmi pemilihan presiden pada Rabu (27/4) mendatang. Pada hari yang sama, Macron akan mengadakan rapat kabinet. Macron kemudian perlu menetapkan tanggal untuk upacara peresmian, yang harus diadakan pada 13 Mei, di Istana Elysee.  Dia akan menerima penghargaan Garda Nasional dan menyampaikan pidato.

Sebagai tradisi, biasanya 21 meriam akan ditembakkan untuk menandai pelantikan presiden. Namun, Presiden Francois Mitterrand dan Jacques Chirac melewatkan tradisi tersebut ketika kembali terpilih untuk periode kedua pada 1988 dan 2002.

Seperti lima tahun lalu, Macron akan menuju Berlin dalam rangka kunjungan pertama ke luar negeri. Perjalanan Macron ke Jerman merupakan tradisi untuk merayakan persahabatan setelah beberapa perang. Macron akan bertemu dengan Kanselir Olaf Scholz, yang beragenda utama membahas isu keamanan terkait konflik Rusia-Ukraina.

photo
Poster kampanye kandidat Pilpres Prancis 2022, Emmanuel Macron (kiri) dan Marine Le Pen, right, di Salies de Bearn, Prancis, SAbtu (23/4/2022). - (AP Photo/Bob Edme)

Pada titik tertentu, Macron mungkin melakukan perjalanan ke Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. Beberapa jam setelah kembali terpilih sebagai presiden, Macron berbicara kepada Zelenskyy dan Scholz melalui telepon.

Kemudian pada 9 Mei, Macron diperkirakan berpidato tentang Eropa di Strasbourg, yang merupakan rumah bagi parlemen Uni Eropa. Terkait dengan kebijakan dalam negeri, salah satu prioritas Macron adalah meloloskan undang-undang khusus pada musim panas, untuk mendukung daya beli di tengah lonjakan harga pangan dan energi, yang dipicu oleh konflik di Ukraina.

Macron muncul ke panggung politik ketika ditunjuk sebagai menteri ekonomi di bawah pemerintahan Hollande dari 2014 hingga 2016. Serangkaian kejutan politik, termasuk skandal korupsi mendorong Macron menuju kemenangan presiden pada 2017. Dia mengalahkan Marine Le Pen dalam pemilihan presiden 2017 dengan janji meningkatkan ekonomi Prancis, menciptakan lapangan kerja, dan menarik investasi asing. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Hadiah Terbaik dari Allah

Hadiah terbaik yang Allah berikan kepada hamba-Nya setiap Ramadhan adalah malam al-Qadar.

SELENGKAPNYA

Tiktok, Bagaimana Fikihnya?

Pemilik akun Tiktok memastikan penampilan dan kontennya sesuai tuntunan fikih dan adab.

SELENGKAPNYA

Isu Hijab dalam Pemilihan Presiden Prancis  

Le Pen berjanji akan membatasi jaminan sosial hanya untuk warga Prancis asli.

SELENGKAPNYA