
Nasional
Megawati yang Resah Pimpin Kembali PDIP
Megawati mengumumkan partainya tak menjadi oposisi Prabowo.
Megawati Soekarnoputri pernah mengungkapkan keresahannya atas isu ada pihak yang ingin mengambil posisi Ketua Umum PDIP. Kondisi itu membuat Megawati bersedia kembali memimpin PDIP.
"Begitu dengar ini kayaknya diambil PDI Perjuangan, saya mau jadi ketua umum lagi," kata Megawati dalam pengumuman calon kepala daerah tingkat kabupaten/kota dan gubernur untuk gelombang pertama di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Keresahan itu berbuah "tertutupnya" pelaksanaan Kongres keenam PDIP. Semua kader PDIP menutup rapat informasi kapan pelaksanaan Kongres hingga hari H-nya. Republika pun baru mengetahui informasi pasti pelaksanaan kongres sehari jelang pelaksanaannya.
Pada akhirnya pelaksanaan kongres itu berjalan tanpa gangguan keamanan sepanjang kegiatan mulai 1-2 Agustus 2025. Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Partai, Komarudin Watubun menerangkan kalau persiapan kongres sebelumnya sengaja disiapkan secara tertutup.
Informasi menyangkut adanya kongres PDIP di Bali pun belum terungkap ke publik sampai hari pelaksanaan kongres. Walau pada Rabu (30/7/2025) PDIP sempat melakukan Bimbingan Teknis Fraksi PDIP se-Indonesia di Sanur, Denpasar. Hal itu yang menurut Komarudin membuat pihak yang ingin mengganggu pelaksanaan kongres tak bisa melakukan persiapan.

"Kalau ada yang merencanakan gangguan juga tidak sempat mempersiapkan diri karena kami melakukan itu secara hati-hati dan sangat tertutup," kata Komarudin kepada wartawan setelah rampungnya Kongres keenam pada Sabtu (2/8/2025) malam.
Komarudin memandang persiapan matang sekaligus tertutup tersebut membuat kongres PDIP berjalan lancar sampai dengan penutupan. Komarudin menyebut langkah itu menjadi salah satu bentuk antisipasi. "Termasuk teman-teman wartawan baru tahu persiapan sudah sekian lama. Jadi kita mengantisipasi betul jadi sampai ditutup ini alhamdulillah tidak ada gangguan," ujar Komarudin.
Diketahui, pelaksanaan kongres PDIP berjalan selama dua hari dengan dihadiri Ketua, Sekretaris, dan Bendahara setiap DPD dan DPC partai. Pada hari pertama, Megawati langsung dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDIP untuk periode 2025-2030.
Pada hari kedua, Kongres PDIP dikagetkan oleh kedatangan Hasto Kristiyanto di tengah pidato Megawati pada akhir kongres. Kemunculan Hasto inilah yang membuat Megawati berderai air mata. Di hari kedua itu sekaligus pengumuman struktur DPP PDIP dimana mayoritas diisi nama lama. Megawati masih mengisi posisi Sekjen PDIP.

Pada momen kongres ini pula, muncul momen keakraban antara Megawati dengan anak-anaknya yaitu Ketua DPP PDIP Bidang Ekonomi Kreatif M.Prananda Prabowo, dan Ketua DPP PDIP Bidang Politik Puan Maharani. Ketiganya sempat melambaikan tangan kepada para peserta sebelum memasuki ruangan kongres. Ketiganya pun bersama-sama meninggalkan ruangan kongres.
Megawati tampil mengenakan batik merah bermotif kepala banteng khas PDIP. Sedangkan Prananda dan Puan tampil serasi dengan setelan serba hitam. Kebersamaan tersebut sekaligus menepis isu perpecahan di internal PDIP.
Ketua DPP PDIP Deddy Yevri Sitorus menilai kebersamaan itu mencerminkan keharmonisan hubungan internal di tubuh partai. Deddy menegaskan momen berpelukan antara Puan dan Prananda adalah hal yang wajar sekaligus membantah spekulasi adanya konflik internal partai.
“Itu sesuatu yang biasa saja. Kami melihat interaksi antara Mas Prananda dengan Mbak Puan sehari-hari sebagai saudara dan sesama pengurus partai tidak pernah ada masalah,” ujar Deddy.
Anggota Komisi II DPR RI ini menjelaskan Prananda dan Puan memang memiliki peran yang berbeda di PDIP. “Mas Prananda fokus pada penguatan internal partai, sementara Mbak Puan lebih berpolitik praktis, mengurus hal-hal kenegaraan sebagai mantan menteri dan Ketua DPR RI,” ujar Deddy.

Tak jadi oposisi
Ketum PDIP terpilih Megawati Soekarnoputri juga menegaskan posisi partainya bagi pemerintahan Prabowo Subianto. "PDIP tidak memposisikan sebagai oposisi dan juga tidak semata-mata membangun koalisi kekuasaan," kata Megawati.
Megawati menyampaikan sikap itu sesuai dengan prinsip yang dipegang PDIP. Megawati berharap partai penyeimbang dapat memastikan pembangunan sesuai kepentingan rakyat.
"Kita adalah partai ideologis yang berdiri di atas kebenaran, berpihak pada rakyat dan bersikap tegas sebagai partai penyeimbang demi menjaga arah pembangunan nasional tetap berada dalam rel konstitusi dan kepentingan rakyat banyak," ujar Megawati.
Megawati memastikan PDIP bakal mendukung kebijakan pemerintahan Prabowo yang pro rakyat. Tapi Megawati mewanti-wanti pemerintahan Prabowo bisa diseruduk PDIP kalau menjauh dari Pancasila.
"Namun kita juga akan bersuara lantang dan bertindak tegas terhadap setiap penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila, keadilan sosial dan amanat penderitaan dan saya tambahkan hukum yang berkeadilan," ucap Megawati.
Megawati juga menjelaskan keberpihakan PDIP bukanlah soal berada di dalam atau di luar kekuasaan, tapi menyangkut konsistensi atas nilai-nilai Bung Karno. "Keberpihakan bukan soal berada di dalam atau di luar pemerintahan, tetapi setia pada kebenaran dan berpijak pada moralitas politik yang diajarkan oleh bapak kita, Bung Karno,” ujar Megawati.
Megawati merasa demokrasi Indonesia tak bisa dikecilkan hanya dengan perebutan kekuasaan antar elite politik. Sehingga Megawati mensinyalkan pentingnya persatuan di kalangan elit politik. "Sejarah kelam membuktikan hanya dengan persatuan, disiplin dan keberanian membela kebenaran, bangsa ini merdeka," ujar Megawati.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.