Pemain Timnas Indonesia Muhammad Rian Ardianto (kiri) mengembalikan pukulan shuttlecock di samping rekannya Fajar Alfian dalam pertandingan semifinal Korea Open melawan pemain Cina Li Jun Hui dan Liu You Chen. | AP

Olahraga

Timnas Indonesia tanpa Gelar di Korea

Timnas Indonesia Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tumbang di final.

JAKARTA -- Indonesia tak meraih satu pun gelar juara di Korea Terbuka 2022. Dua wakil Merah Putih gagal di partai puncak. Jonatan Christie dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tumbang di final turnamen BWF Super 500 ini.

Pada laga final yang bergulir Ahad (10/4) di Palma Indoor Stadium, Suncheon, Jonatan harus mengakui keunggulan pebulu tangkis non-unggulan asal Cina, Weng Hong Yang. Jojo, sapaan akrab Jonatan, kalah rubber game, 21-12, 19-21, dan 15-21. Kekalahan juga diderita Fajar/Rian. Juara bertahan Korea Terbuka 2019 tersebut harus tumbang dari wakil tuan rumah Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae juga dengan tiga gim, 21-19, 15-21, dan 18-21.

Hasil kali ini menurun jika dibandingkan dengan pencapaian pada 2019. Kala itu, anggota Pelatnas PBSI Cipayung masih menempatkan satu wakilnya di podium tertinggi melalui Fajar/Rian di ganda putra. Fajar/Rian pun mengaku kecewa seraya meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.

"Alhamdulillah, kami sudah menyelesaikan pertandingan ini, tapi kami kecewa dengan hasilnya," kata Fajar dalam keterangan resmi PBSI.

Ia meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia yang mendukung langsung maupun yang mendoakan dari Tanah Air karena belum bisa memberikan gelar juara. Ia berharap bisa segera bangkit dan bermain lebih baik lagi bersama Rian.

Stamina dan ketenangan, menurut Fajar/Rian, menjadi faktor yang harus mereka perbaiki lagi ke depan. Menurut Rian, mereka juga selalu kalah di bola depan pada partai final ini. “Itu salah satu yang harus diperbaiki kalau ketemu mereka lagi," kata Rian.

Korea Terbuka menjadi akhir perjalanan panjang Fajar/Rian pada awal tahun 2022 ini. Total sudah empat turnamen beruntun diikuti pasangan nomor sembilan dunia itu dalam kurun waktu satu setengah bulan. Empat turnamen itu yakni Jerman Terbuka (16 besar), All England (32 besar), Swiss Terbuka (juara), dan Korea Terbuka (runner-up).

Fajar mengatakan, dua turnamen awal mengecewakan untuk mereka. Namun, mereka berhasil bangkit dan juara di Swiss sehingga menambah kepercayaan diri. “Walau tidak berhasil juara di sini, tapi masuk final saja sudah jadi tambahan motivasi kami ke depan," kata Rian.

Sementara itu, Jojo mengaku bersyukur bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera. Namun, ia menyesal karena gagal menjadi yang terbaik setelah sangat dekat dengan gelar juara.

“Sepertinya saya sudah hampir menjuarai turnamen Super 500 pertama saya, tapi kembali lagi Tuhan yang memberi dan Tuhan juga yang mengambil. Jadi, saya tetap bersyukur dengan hasil ini," kata dia.

Ia menceritakan kesalahannya saat sudah unggul 19-16 pada gim kedua. Lawan memberikan bola tanggung dan coba dimatikan oleh Jojo beberapa kali, tapi gagal. “Saya rasa lawan bagus dan cukup siap di momen seperti itu," ujar dia.

Jojo memuji usaha lawan yang tidak mau kalah dan sangat kuat di poin-poin krusial. Sementara itu, dia tidak bisa menerapkan strategi dengan baik. Ia menilai kemenangan lawan tak semata faktor keberuntungan, tapi usaha maksimal dan tidak mau kalah. Di gim ketiga, Jojo menilai Weng lebih menikmati dan percaya diri setelah bisa lepas dari tekanan.

"Kondisi saya sebenarnya memang lelah, tapi itu bukan alasan. Semua pemain juga merasakan. Hari ini saya kurang bisa menerapkan strategi dengan baik di poin-poin krusial," ungkap Jojo.

Dengan hasil ini, Jojo mengulang torehannya di Korea Terbuka 2017. Saat itu, Jojo juga keluar sebagai runner-up setelah dikalahkan rekan senegara, Anthony Sinisuka Ginting, di final.

Disinggung mengenai evaluasi, Jojo mengaku masih harus berdiskusi dengan pelatih. “Sekarang belum terpikirkan," kata Jojo.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Badminton Indonesia (badminton.ina)

Daftar Juara Korea Terbuka 2022

Tunggal putra Weng Hong Yang (China)

Tunggal putri An Seyoung (Korsel)

Ganda putra Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae (Korsel)

Ganda putri Jeong Na-eun/Kim Hye-jeong (Korsel)

Ganda campuran Tan Kian Meng/Lai Pei Jing (Malaysia)

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Demo 11 April Jangan Anarkistis

Mahfud meminta aparat tidak membawa peluru tajam saat mengamankan demo.

SELENGKAPNYA

Jalan Tol Siap Dipakai Mudik

Kemenhub dan PUPR diminta lebih berkoordinasi untuk meminimalisir angka kecelakaan.

SELENGKAPNYA

Masalah Max Verstappen Belum Berakhir

Max Verstappen berusaha mengejar jagoan Ferrari Charles Leclerc yang memimpin balapan sejak awal.

SELENGKAPNYA