Umat Islam menjalankan ibadah Shalat Tarawih di Masjid Raya Al-Mashun di Kota Medan, Sumatra Utara Sabtu (2/4/2022). | ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/aww.

Tajuk

Tarawih Rapat Lagi

Shalat tarawih yang menjadi ibadah khas Ramadhan pun terlihat dipenuhi para jamaah.

Kaum Muslim di Tanah Air telah menjalani puasa hari pertama pada Ahad (3/4) kemarin. Sebagian malah telah memulai ibadah puasa sejak Sabtu (2/4). Meskipun dimulai dengan hari yang berbeda, ada hal persamaan ketika masyarakat memasuki bulan Ramadhan pada tahun ini.  

Berbeda dari dua tahun belakangan, masjid dan mushala terlihat ramai oleh para jamaah yang hendak beribadah. Shalat tarawih yang menjadi ibadah khas Ramadhan pun terlihat di berbagai masjid yang dipenuhi oleh para jamaah.

Lantaran penyebaran virus Covid-19, banyak masjid yang tidak menggelar shalat berjamaah, termasuk shalat tarawih ketika Ramadhan. Jamaah diimbau untuk menjalankan ibadah secara mandiri bersama keluarga di rumah masing-masing.

Akan tetapi, kabar baik datang pada tahun ini. Setelah melihat penurunan tren kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah melakukan beberapa penyesuaian aturan. Beberapa pelonggaran yang dilakukan termasuk mengenai aturan di transportasi umum, seperti pesawat terbang dan kereta api.  

 
Setelah melihat penurunan tren kasus Covid-19 di Indonesia, pemerintah melakukan beberapa penyesuaian aturan.
 
 

Dengan aturan baru, maka masyarakat tidak perlu menjaga jarak ketika duduk di KRL. Kapasitas transportasi pun diperbolehkan mencapai 100 persen. Begitupun dengan aktivitas olah raga, sudah dimungkinkan dihadiri penonton dengan kapasitas 100 persen.  

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun kemudian melakukan penyesuaian dengan membolehkan aktivitas ibadah shalat berjamaah yang dapat dilaksanakan dengan merapatkan shaf, tanpa berjarak. Sebelumnya, fatwa tentang kebolehan perenggangan shaf shalat merupakan rukhshah atau dispensasi karena ada udzur mencegah penularan wabah.

MUI pun menjelaskan, dengan melandainya kasus serta adanya pelonggaran aktivitas sosial, termasuk aturan jaga jarak di dalam aktivitas publik, maka udzur yang menjadi dasar adanya dispensasi sudah hilang. Dengan demikian, shalat jamaah kembali pada aturan semula, dirapatkan.

Hal ini pun disambut baik oleh kaum Muslim Indonesia. Alhasil, penyelenggaraan shalat tarawih pada awal Ramadhan pun ramai oleh jamaah. Berbagai unggahan di sosial media bahkan memperlihatkan kebahagiaan mereka karena akhirnya bisa kembali datang ke masjid dan menjalani shalat tarawih dengan shaf rapat.

 
Jika kondisi tetap seperti ini, maka bisa dipastikan bahwa shalat Ied pun nantinya akan dapat dilakukan seperti saat sebelum pandemi.
 
 

Jika kondisi tetap seperti ini, maka bisa dipastikan bahwa shalat Ied pun nantinya akan dapat dilakukan seperti saat sebelum pandemi. Memang, pelonggaran ini patut kita syukuri mengingat sudah banyak masyarakat yang rindu untuk dapat shalat tarawih dan menjalankan ibadah sepanjang Ramadhan di masjid bersama-sama dengan jamaah lainnya.

Akan tetapi, ada fakta yang tidak boleh kita abaikan. Fakta bahwa virus Covid-19 masih ada di antara kita. Kita tidak boleh lupa bahwa virus ini masih menjadi ancaman karena memang belum ada senjata ampuh yang benar-benar dapat memusnahkan virus ini.

Hingga saat ini, penggunaan masker dan vaksin masih menjadi satu-satunya cara yang kita gunakan untuk mengatasi perkembangan Covid-19. Bahkan, cepatnya program vaksinasi juga yang menjadi alasan pemerintah memutuskan untuk melonggarkan beberapa aturan terkait pandemi.  

Hingga 31 Maret 2022, tercatat 379 juta dosis vaksin telah diberikan kepada masyarakat di Tanah Air. Dari jumlah itu, 159 juta di antaranya sudah divaksinasi lengkap atau sekitar 58,2 persen dari populasi penduduk di Indonesia. Sementara sekitar 8,4 persen atau 23,01 juta penduduk telah mengambil booster atau suntikan ketiga vaksin Covid-19.

Jika melihat data itu, maka hampir setengah dari penduduk Indonesia belum mendapatkan vaksin lengkap sehingga masih memiliki potensi lebih besar terpapar Covid-19. Untuk itu, mari kita optimalkan pelaksanaan ibadah Ramadhan dengan khusyuk dan semarak. Akan tetapi, kita tetap harus berdisiplin dalam menjaga kesehatan dan memastikan bahwa virus ini tidak menyebar lebih luas.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Nuansa Ramadhan Lebih Semarak

Suasana Ramadhan tahun ini kembali semarak dengan melandainya kasus Covid-19.

SELENGKAPNYA

Mega Konversi Bank Syariah

Mega konversi bank umum konvensional akan mengangkat pangsa pasar perbankan syariah menjadi di atas 10 persen.

SELENGKAPNYA

Bulan Penguatan Tauhid

Ibadah shaum melatih setiap Mukmin untuk menguatkan ketauhidan.

SELENGKAPNYA