Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar . | Prayogi/Republika

Tausiyah

Meneguhkan Road Map Kehidupan

Langkah pertama meneguhkan road map kehidupan ialah ketegasan menentukan visi hidup.

Oleh Kontemplasi Ramadhan

OLEH PROF KH NASARUDDIN UMAR, Imam Besar Masjid Istiqlal

“Maka kalian mau ke mana?” (QS al-Takwir/81:26). Hidup ini tidak lain adalah sebuah perjalanan  panjang sebagaimana di dalam firmannya: “Tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka?” (QS Yusuf [12]:109).

Dalam ayat lain Allah SWTmenyerukan setiap orang untuk menjalani kehidupannya dengan memahami petunjuk yang Allah berikan sebagai sarana di dalam menempuh perjalanan itu,   sebagaimana disebutkan: “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunah-sunah Allah;  karena   itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang    mendustakan (rasul-rasul)” (QS Ali ‘Imran [3]:137).

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam meneguhkan road map kehidupan ialah ketegasan kita di dalam menentukan visi hidup, sebagaimana ditegaskan di dalam ayat di atas:  “Maka kalian mau ke mana?” Pertanyaan Tuhan ini bukan menanyakan sebuah perjalanan pendek,   tetapi juga perjalanan panjang kita menuju akhirat kelak.

Tentu termasuk juga dipertanyakan bekal kehidupan apa yang akan menopang perjalanan panjang itu? Tentu bukan cash money, melainkan lebih bersifat spiritual saving (tabungan spiritual). Semakin banyak tabungan spiritual kita, semakin lega kita di dalam menempuh perjalanan itu.

 

 
Tentu termasuk juga dipertanyakan bekal kehidupan apa yang akan menopang perjalanan panjang itu? Tentu bukan cash money, melainkan lebih bersifat spiritual saving (tabungan spiritual).
 
 

 

Langkah berikutnya ialah kemampuan kita dalam mengelola potensi-potensi kecerdasan kita, terutama kecerdasan spiritual. Martabat spiritual setiap orang ditentukan oleh kemampuannya mengelola kecerdasan spiritualnya. Jika seseorang mampu mengelolanya dengan baik, sudah tentu akan mendapatkan martabat lebih tinggi di mata Tuhan.

Namun, jika seseorang gagal mengelola kecerdasannya, akan jatuh ke lembah yang paling hina, bahkan disebutkan di dalam Alquran seseorang bisa jatuh ke lembah yang lebih hina daripada binatang: “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi  tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS al-A’raf [7]:179).

Pengetahuan dan pengalaman amat diperlukan dalam menjalani visi kehidupan ini.   Sesungguhnya pengetahuan dan petunjuk itu sudah diletakkan Allah di dalam diri kita: “Dan (juga)   pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS al-Dzariyat[51]: 21). Dalam   ayat lain disebutkan: “SiapakahTuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepada   kalian? Apakah kalian tidak mendengar?” (QS al- Qashash[28]:71).

Dan petunjuk paling nyata sesungguhnya ialah Alquran: “Apakah mereka tidak mengkaji Alquran?” (QS an-Nisa’[4]:82).  

 
Allah menciptakan sesuatu di dalam diri kita sesuatu yang amat penting. Jika sesuatu itu berhasil, berhasillah totalitas kehidupan ini dan jika itu gagal, gagallah total kehidupan ini.
 
 

Kita tinggal diminta untuk memikirkan petunjuk  itu: “Apakah kalian tidak berpikir?” (QS Yasin[32]: 62). “Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Maka apakah kamu tidak memikirkan-(nya)?” (QS al-An’am[6]: 50).

Ayat-ayat di atas cukup menjadi dasar sekaligus menjadi keyakinan bagi kita bahwa hidup ini bukanlah sesuatu tanpa tujuan. Kita diminta untuk menempuh perjalanan hidup ini dengan baik dan benar jika kita ingin berhasil.

Allah menciptakan sesuatu di dalam diri kita sesuatu yang amat penting. Jika sesuatu itu berhasil, berhasillah totalitas kehidupan ini dan jika itu gagal, gagallah total kehidupan ini. Sesuatu itu menurut Rasulullah SAW ialah kalbu kita.

Salah satu harapan kita ialah kehadiran bulan suci Ramadhan setiap tahun dapat digunakan sebagai momentum untuk mengevaluasi perjalanan hidup kita. Sudahkah kita memiliki road map yang benar?

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Baznas-KSRelief Sinergi Sambut Ramadhan

Sinergi ini menunjukkan, Baznas mendapat kepercayaan dari dunia internasional.

SELENGKAPNYA

Sukacita Sambut Ramadhan dari Belahan Dunia

Ramadhan menjadi bulan suci yang dikhususkan untuk beribadah.

SELENGKAPNYA

Bantai Adat, Tradisi Sembelih Kerbau Sambut Ramadhan

Ratusan juta orang menyambut kedatangan Ramadhan dengan suka cita

SELENGKAPNYA