Para guru dan murid perempuan malkukan protes di dalam sekolah swasta menuntuk hak mereka mengenyam pendidikan tinggi di Kabul, Afghanistan, Selasa (5/10/2021). | AP/Ahmad Halabisaz

Internasional

Turki Sesalkan Larangan Perempuan Afghanistan Bersekolah

RI menyesalkan keputusan Taliban melarang anak perempuan sekolah menengah di Afghanistan untuk bersekolah.

ANKARA – Turki menyesalkan keputusan Taliban untuk tetap menutup sekolah menengah di Afghanistan bagi anak perempuan di sana. Ankara menyerukan Taliban agar mengizinkan semua kalangan di Afghanistan mengenyam pendidikan utama.

“Kami menyerukan pemerintahan interim Afghanistan untuk mengizinkan anak perempuan dari segala usia mengambil bagian dalam pendidikan secara inklusif sesegera mungkin, pertama dan terutama untuk kepentingan rakyat Afghanistan, serta menekankan bahwa kami akan terus mendukung rakyat Afghanistan di hari-hari yang sulit ini,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan pada Rabu (23/3) malam.

Turki belum mengakui pemerintahan Taliban di Afghanistan. Namun ia telah menyerukan komunitas internasional untuk meningkatkan keterlibatan dengan Taliban. Ankara juga mengundang pejabat-pejabat Taliban ke forum diplomasi yang hendak digelar bulan ini. Menurut mereka, suara para pemimpin Afghanistan perlu didengar.

Pada Rabu lalu, Taliban secara tiba-tiba menarik kembali pengumuman yang menyatakan bahwa sekolah menengah akan dibuka untuk anak perempuan Afghanistan. Penutupan sekolah bagi perempuan bakal dilanjutkan hingga mereka menyusun rencana sesuai dengan hukum Islam. Jika hal itu sudah dilakukan, sekolah akan dibuka kembali untuk anak perempuan Afghanistan.

photo
Para guru dan murid perempuan malkukan protes di dalam sekolah swasta menuntuk hak mereka mengenyam pendidikan tinggi di Kabul, Afghanistan, Selasa (5/10/2021). - (AP/Ahmad Halabisaz)

Keputusan Taliban mengejutkan banyak orang di Afghanistan. Tak sedikit dari para siswi yang menangis karena terpaksa harus menunda lagi keinginannya bersekolah. Lembaga-lembaga kemanusiaan, kelompok hak asasi manusia, dan sejumlah diplomat telah mengecam langkah Taliban tersebut.

Saat ini Taliban sedang mencari pengakuan internasional untuk pemerintahannya di Afghanistan. Komunitas internasional, terutama Barat, telah mengajukan beberapa syarat jika pemerintahan Taliban ingin diakui. Salah satu syaratnya adalah memenuhi hak dasar perempuan Afghanistan, termasuk di bidang politik, pekerjaan, dan pendidikan.

Sejak pengambilalihan Afghanistan pada Agustus oleh kelompok garis keras Taliban, Turki telah bekerja dengan Qatar untuk mempertahankan operasi di bandara internasional Hamid Karzai Kabul. Turki belum mengakui kepemimpinan Taliban, tetapi telah menyerukan lebih banyak keterlibatan global dengan mereka. Ankara juga mengundang pejabat Taliban ke forum diplomasi yang diselenggarakan bulan ini, dan mengatakan kepemimpinan Afghanistan harus didengar.

Taliban tengah berusaha untuk menjalankan Afghanistan sesuai dengan interpretasinya terhadap hukum Islam. Pihaknya ingin mendapatkan akses bantuan miliaran dolar untuk membantu memenuhi tantangan kemiskinan yang semakin memburuk dan meluas.

Indonesia juga menyesalkan keputusan Taliban untuk melarang anak perempuan sekolah menengah di Afghanistan untuk bersekolah. Indonesia mendesak Taliban untuk mengutamakan pada akses pendidikan termasuk untuk anak perempuan.

"Seperti yang disampaikan Ibu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Twitter terverifikasi beliau, bahwa Indonesia prihatin dengan keputusan Taliban menutup akses ke sekolah menengah untuk anak perempuan di Afghanistan," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam pengarahan media mingguan, Kamis (24/3/2022).

Menlu Retno dalam Twitter-nya mengatakan, Indonesia berharap Taliban dapat meninjau kembali keputusan tersebut. "Indonesia akan terus mendorong pemberdayaan perempuan, khususnya akses pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan di Afghanistan," ujar Menlu Retno.

"Pendidikan untuk semua, termasuk perempuan dan anak perempuan, sangat penting untuk masa depan Afghanistan," imbuhnya.  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Dunia Semakin Terbelah Konflik Rusia-Ukraina

Indonesia mengirim undangan KTT G-20 kepada setiap pemimpin negara anggota G-20, termasuk Rusia.

SELENGKAPNYA

Indonesia Undang Seluruh Anggota G-20

Uni Eropa mengonfirmasi pembahasan tentang status Rusia di G-20.

SELENGKAPNYA

Amanah

Saking pentingnya, Islam mengancam neraka bagi yang mengingkari amanah yang ia emban.

SELENGKAPNYA