Petugas mengukur panjang dimensi arca Dwarapala yang ditemukan di Desa Podorejo, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (19/3/2022). | ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/rwa.

Kisah Dalam Negeri

Temuan Benda Padat Misterius di Lokasi Temuan Arca

Dalam survei dengan pendekatan geologi itu tidak dilakukan penggalian di lokasi temuan arca.

Tim peneliti dari Badan Geologi Bandung berhasil mengidentifikasi sebaran objek padat di dalam tanah sekitar lokasi temuan dua arca dwarapala dan jaladwara, Desa Podorejo, Tulungagung, Jawa Timur. Tim peneliti mengidentifikasi cukup banyak anomali tinggi yang diduga berasal dari benda padat di sekitar lokasi dengan menggunakan perangkat gradiomagnetik.

Kepala Tim Geolog dari Badan Geologi Bandung, Hidayat memaparkan, ada dua metode yang dilakukan guna meneliti kemungkinan adanya benda-benda cagar budaya di sekitar lokasi temuan arca dwarapala dan jaladwara di Desa Podorejo itu. Selain perangkat gradiomagnetik yang memiliki kemampuan mendeteksi benda-benda di kedalaman dangkal, tim geolog juga menggunakan alat georadar.

Piranti elektronik ini merupakan alat pelacak bawah permukaan bumi dengan gelombang radio. Georadar biasanya digunakan untuk eksplorasi dangkal dengan ketelitian (resolusi) sangat tinggi sehingga mampu mendeteksi target bawah permukaan sampai target ukuran sentimeter.

Beberapa sebaran anomali yang telah dideteksi menggunakan gradiomagnetik semua telah dicatat dan ditandai pada setiap bidang seluas dua meter persegi pada bidang tanah kebun dengan total luas sekitar 14 x 30 meter.

photo
Tim geolog dari Badan Geologi Bandung mempersiapkan perangkat gradio magnetik untuk mendeteksi benda di kedalaman dangkal pada lokasi temuan arca Dwarapala dan Jaladwara, Desa Podorejo, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (19/3/2022). Dua arca berbentuk Dwarapala dan Jaladwara atau kepala naga yang diduga peninggalan zaman Majapahit (1293 - 1527) itu ditemukan warga secara tidak sengaja di kedalaman tanah sekitar 30 centimeter saat melakukan penggalian untuk pembangunan gudang masjid setempat. - (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/rwa.)

"Hasil sementara masih akan diproses. Sementara masih dapat data mentah. Nanti akan kami olah, dan hasilnya akan kami sampaikan dalam kurun beberapa hari ke depan," kata Hidayat, akhir pekan lalu.

Dalam survei atau penelitian dengan pendekatan geologi itu tidak dilakukan kegiatan penggalian. Mereka hanya membuat peta sebaran benda yang terbaca pada hasil pendeteksian menggunakan dua perangkat detektor benda di dalam bumi dengan kedalaman dangkal itu, untuk dijadikan petunjuk awal bagi tim arkeologi yang ingin melakukan ekskavasi.

"Mungkin saja anomali tinggi yang terbaca (alat) ada berkaitan arca atau benda bersejarah lain dengan bahan padat berasal dari batuan andesit. Tapi bisa juga benda lain," kata dia.

Menurut penjelasan Hidayat, anomali tinggi yang terbaca alat gradiomagnetik maupun georadar pada dasarnya bisa banyak hal. Misal dari fondasi tembok pagar atau bangunan yang di dalamnya ada otot berbahan besi/baja.

"Bisa juga bolder batu-batu andesitik. Jadi pembuktian butuh kolaborasi dengan teman-teman arkeologi," kata dia menambahkan.

photo
Warga menyingkap selubung kain yang digunakan menutup arca Dwarapala di Desa Podorejo, Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (19/3/2022). - (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/rwa.)

Penelitian itu merupakan permintaan khusus dari Bappeda Tulungagung kepada tim geolog Badan Geologi Bandung yang selama empat pekan ini berada di Tulungagung untuk kepentingan penelitian. Rencana usulan ini berada di kawasan geopark kawah gunung purba di Tulungagung bagian selatan.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur telah melaporkan temuan benda cagar budaya berupa arca dwarapala yang diduga peninggalan zaman kerajaan Majapahit (kurun tahun 1293-1520). "Sudah kami laporkan untuk dilakukan kajian lebih lanjut," kata Pamong Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung, Winarto.

Selain penemuan arca dengan dimensi ukuran 63 cm, lebar 34 cm dan tebal 30 cm, warga maupun petugas Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung juga mendapati struktur bata merah di lokasi penemuan. Arca ditemukan pada Sabtu (26/2) siang saat dilakukan penggalian tanah untuk pembangunan masjid Desa Podorejo.

Kondisi arca masih utuh, ditemukan di kedalaman tanah sekitar 30 cm dengan posisi tengkurap. Di sekitar lokasi temuan arca itu, warga juga mendapati struktur bata merah diduga fondasi sebuah candi atau tempat pemujaan pada masa dahulu.

"Arca dwarapala identik dengan penjaga sebuah daerah atau kawasan yang disucikan. Biasanya arca jenis ini ditemukan di area candi, petirtan maupun bangunan suci lain," terang Winarto.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Densus 88: ISIS Masih Sebarkan Ajarannya di Indonesia

ISIS pusat menugaskan jaringannya di Indonesia untuk melakukan propaganda.

SELENGKAPNYA

Pemilu 2024 Disiapkan, Amendemen UUD Ditunda

KPU meminta DPR segera membahas tahapan Pemilu 2024.

SELENGKAPNYA

Jenderal Andika Pastikan Danki Koramil Gome Diproses Hukum

Jenderal Andika mengungkapkan kebohongan yang dilakukan oleh Komandan Pos Koramil Gome.

SELENGKAPNYA