Nasional
Gawai Jadi Tantangan Budaya Membaca
Budaya membaca buku sangat penting untuk mencerdaskan bangsa.
JAKARTA -- Penggunaan gawai atau gadget menjadi tantangan besar budaya membaca buku di masyarakat Indonesia. Padahal, budaya membaca buku sangat penting untuk mencerdaskan bangsa.
Selain gawai, ia juga menyoroti ketersediaan fasilitas agar masyarakat dapat mengakses buku untuk dibaca. “Kita ini, kalau bicara soal literasi, kita rendah. Sekarang kita lebih banyak bicara dengan handphone,” kata Inosentius dalam kegiatan Evaluasi Implementasi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan yang digelar secara daring, Kamis (17/3).
Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman Nugraha berpendapat, Indonesia telah mengalami kegagalan literasi. Menurut dia, literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya.
"Dalam kasus yang sekarang-sekarang terjadi, itu tidak ada. Memaknai informasi secara kritis itu tidak ada. Manfaat terhadap kualitas hidup kita juga tidak ada. Ini persoalan besar dalam literasi kita," kata dia.
Pada kesempatan itu, Arys menyinggung persoalan literasi pada kasus binary option yang belakangan menjadi perhatian publik. Dia mengatakan, kasus yang menjerat tokoh yang terkenal di dunia internet itu menunjukkan literasi digital atau literasi finansial yang ala kadarnya gagal membendung penipuan semacam itu.
"Orang-orang telah gagal membedakan mana judi dan mana investasi. Itu bukan sekadar masalah literasi digital atau finansial, itu adalah kegagalan literasi dasar yang meniscayakan pengetahuan," kata Arys.
Ia juga menyebut perilaku pamer atau flexingdi media sosial dapat ditanggulangi apabila seseorang memiliki kecerdasan literasi dasar. Menurut dia, tanpa kecerdasan literasi dasar, yang terkait dengan baca tulis, masyarakat tidak akan dapat membedakan mana penipuan, pernyataan, personal branding, gimik pemasaran, dan lainnya.
“Literasi baca tulis tidak tergantikan. Metodenya bisa macam-macam. Kita bisa membaca buku, mendengarkan buku, menonton buku. Kita bisa melihatnya dalam bentuk kertas, bentuk layar, tapi baca tulis tak boleh tergantikan," kata dia.
Industri buku
Arys mengatakan, lemahnya budaya literasi di Indonesia membuat industri perbukuan Indonesia mengalami kemerosotan. Arys menyebutkan bahwa industri perbukuan Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
"Saya ingin menyampaikan bahwa para penerbit anggota IKAPI tak ketinggalan. Buku digital 4.0 itu kita sudah sampai di sana. Persoalannya bukan pada bagaimana transformasi teknologinya, tapi ini adalah pada lemahnya kultur literasi di negeri kita," kata dia.
Kepala Pusat Perbukuan BSKAP Kemendikbudristek Supriyatno mengatakan, tantangan perbukuan terkait dengan para pengguna buku itu, yakni potensi pembaca buku. Selain itu, lembaga perbukuan juga menjadi persoalan karena lembaga perbukuan timbul-tenggelam sejak terbitnya UU Sistem Perbukuan.
"Jadi pernah kelembagaan perbukuan itu berada di bawah Badan Bahasa dan Perbukuan. Hanya sekitar 10 bulan. Persis waktunya seperti ketika kami membahas UU Sistem Perbukuan. Kemudian hilang," terang dia.
Persoalan lain perbukuan, yakni buku bermutu, buku murah dan merata, dan SDM perbukuan. "Ada 10 pelaku perbukuan yang ada di UU Sistem Perbukuan yang seharusnya menjadi pelaku-pelaku yang mendapatkan pembinaan dari lembaga perbukuan," ungkap Supriyatno.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mendag: Ada yang Bermain Minyak Goreng
Masyarakat khawatir kenaikan harga minyak goreng merembet ke harga lainnya.
SELENGKAPNYAPuskes Haji Kirim Tim untuk Cek Alkes di Saudi
Kemenag optimistis Indonesia akan memberangkatkan jamaah untuk ibadah haji 2022.
SELENGKAPNYASirkuit Mandalika 100 Persen Siap Dilintasi Pembalap
BMKG memperkirakan potensi terjadi hujan sedang hingga lebat selama tiga hari ke depan di Mandalika.
SELENGKAPNYA