Petugas melepas stiker penanda jaga jarak di Masjidil Haram seiring pelonggaran protokol kesehatan diterapkan Kerajaan Saudi, Ahad (6/3/2022). | Balkis Press/ABACAPRESS.COM

Kabar Utama

Puskes Haji Kirim Tim untuk Cek Alkes di Saudi

Kemenag optimistis Indonesia akan memberangkatkan jamaah untuk ibadah haji 2022.

JAKARTA – Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengirimkan tim advance ke Arab Saudi. Tim yang terdiri atas lima orang ini akan berangkat pada akhir Maret 2022 untuk memastikan layanan kesehatan haji siap beroperasi pada penyelenggaraan haji tahun 2022.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan, tim yang dikirim akan mengecek kelaikan alat-alat kesehatan (alkes) yang ada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah, Madinah, dan Jeddah. KKHI merupakan pusat layanan kesehatan haji bagi jamaah Indonesia yang ada di Arab Saudi.

“Sebelum kita gunakan, maka semua alat-alat kesehatan yang ada di KKHI Makkah dan Madinah harus dipastikan kelaikannya. Untuk itu kita mengirimkan tim advance ke Saudi,” kata Budi saat dihubungi Republika, Kamis (17/3).

Budi menuturkan, peralatan kesehatan di KKHI harus dicek dan dinilai kembali kelaikannya dengan melakukan kalibrasi alat-alat yang ada. Langkah tersebut harus dilakukan karena sudah dua tahun alat-alat tidak dipakai. Pemerintah Arab Saudi tidak menyelenggarakan haji pada 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19.

Selain mengecek secara teknis semua alat kesehatan, tim juga akan memperbarui atau memperpanjang memorandum of understanding (MoU) sewa gedung KKHI yang ada di Makkah, Madinah, dan Jeddah. “Kita juga akan menyelesaikan semua perizinan operasional kesehatan haji, mulai dari gedung, ambulans, pemadam kebakaran, dan keperluan teknis lainnya,” ujar dia.

Budi mengatakan, sebelum melakukan pemantauan kondisi fisik gedung KKHI, tim yang dipimpinnya akan bertemu pihak-pihak yang terkait operasional ibadah haji. Pertemuan tersebut merupakan bentuk koordinasi antara Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sebelum kegiatan haji dimulai.

“Kita juga agendakan pertemuan dengan Konsulat Jenderal RI, Kantor Urusan Haji, dan Muassasah Asia Tenggara untuk mendapatkan strategi penyelenggaraan ibadah haji dan membahas isu lain yang perlu mendapat perhatian lebih serius,” ujar Budi.

Tim dari Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama sebelumnya juga telah mengirimkan tim ke Saudi. Mereka ditugaskan untuk meninjau persiapan layanan yang akan diberikan kepada jamaah haji. Ada tiga tim yang dikirim, yakni tim untuk transportasi, akomodasi, dan katering.

photo
Petugas melepas stiker penanda jaga jarak di Masjidil Haram seiring pelonggaran protokol kesehatan diterapkan Kerajaan Saudi, Ahad (6/3/2022). - (Balkis Press/ABACAPRESS.COM)

Tim akomodasi disebut melakukan pengecekan hotel-hotel mana yang siap menampung jamaah haji dari Indonesia. Kondisi, fasilitas, dan izin operasi hotel tersebut juga ikut diperhatikan. Untuk tim transportasi, mereka melihat persiapan dari tiap-tiap perusahaan bus, termasuk kesiapan sopirnya.

Terakhir, tim katering akan pergi ke dapur-dapur perusahaan penyedia katering. Mereka berupaya memastikan dapur-dapur tersebut sebisa mungkin menggunakan produk dari Indonesia. Tim itu merupakan bentuk persiapan yang dilakukan Pemerintah Indonesia. Namun, kontrak belum bisa dilakukan karena Saudi belum memberikan keputusan secara resmi mengenai pelaksanaan haji 2022.

Sebelumnya, Kemenag optimistis Indonesia akan memberangkatkan jamaahnya untuk ibadah haji 2022. Keyakinan itu muncul setelah melihat sejumlah perkembangan pandemi Covid-19 yang terjadi di Saudi maupun di dalam negeri. Salah satu indikasinya adalah dicabutnya beberapa aturan protokol kesehatan di Saudi terhitung sejak 5 Maret 2022.

Dalam rapat dengan Komisi VIII DPR, Kemenag merevisi usulan biaya perjalanan ibadah haji (bipih) 2022 yang harus ditanggung per orang. Dalam usulan alternatif itu, biaya haji reguler menjadi Rp 42 juta atau turun Rp 3 juta dari usulan sebelumnya, yakni Rp 45 juta.

Direktur Umrah Haji Afiliasi Mandiri Pengusaha Umrah dan Haji (AMPUH) Sri Agung Abdul Azis yang melihat kondisi di Saudi menyatakan, sampai saat ini masih banyak hotel di sekitar Masjid Nabawi, Madinah al-Munawarah, tutup. Sebagian besar merupakan hotel dengan kelas bintang tiga dan empat dan pintunya terlihat masih digembok.

“Yang saya lihat, ada hotel bintang empat ramai sekali sebelum Covid-19, sekarang masih tutup, belum operasional. Saya lihat masih digembok, masih dikunci itu pintunya. Kalau (hotel) bintang lima, insya Allah, tak terganggu operasionalnya. Mereka juga pelayanannya bagus, hotelnya juga bersih,” kata dia.

Menurut Sri, selain belum siap dioperasikan, penyebab lainnya adalah terkendala izin. Menurut dia, beberapa bulan ke depan Madinah akan kekurangan hotel karena banyak pengelola hotel belum memiliki legalitas untuk beroperasi sebagai tempat penginapan dan banyak pengelola memperbaiki hotelnya.

Kondisi ini, kata dia, berbeda dengan Masjid Nabawi yang makin luas dan bisa menampung banyak jamaah umrah. Masjid Nabawi makin nyaman digunakan sebagai tempat ibadah. “Alhamdulillah, kalau masjid, sudah diperluas, diperlebar, sudah luas sekali. Untuk bagian wanitanya juga, di luar bertambah luas,” katanya.

photo
Jamah melaksanakan shalat tanpa protokol jaga jarak di Masjidil Haram, Ahad (6/3/2022). - (Presidensi Haramain Arab Saudi)

Aplikasi Haji Pintar

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas merilis aplikasi mobile Haji Pintar pada Kamis (17/3). Dengan aplikasi itu, calon jamaah haji dapat mendaftar haji secara online. Peluncuran aplikasi Haji Pintar dilakukan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

“Saat mendaftar (haji), calon jamaah haji tidak harus datang ke kantor Kemenag kabupaten/kota. Bukti pendaftaran hajinya dikirimkan dalam bentuk elektronik dengan tanda tangan elektronik pula,” ujar Menag.

Yaqut mengatakan, dengan sistem tersebut, warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri pun bisa mendaftar haji. Prosesnya sederhana, cepat, murah, dan mudah. “Inovasi ini digagas semenjak Prof Nizar Ali menjabat Dirjen Haji dan Umrah dan kini diwujudkan oleh Prof Hilman Latif,” kata dia.

Menag juga meminta kepada jajaran Ditjen PHU untuk terus berinovasi dengan perkembangan teknologi. Salah satu yang diusulkan adalah pelaksanaan pembelajaran manasik haji di Tanah Air dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital. “Ini akan sangat membantu jamaah haji kita daripada menggunakan cara konvensional. Saat ini sudah eranya metaverse,” ujar Yaqut.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mendag: Ada yang Bermain Minyak Goreng

Masyarakat khawatir kenaikan harga minyak goreng merembet ke harga lainnya.

SELENGKAPNYA

Radikalisme, Agama, dan Politik

Jelas, radikalisme terkait aktivitas politik saat terjadi krisis dalam masyarakat.

SELENGKAPNYA

Sirkuit Mandalika 100 Persen Siap Dilintasi Pembalap

BMKG memperkirakan potensi terjadi hujan sedang hingga lebat selama tiga hari ke depan di Mandalika.

SELENGKAPNYA