Warga melintasi reruntuhan gedung yang terkena misil di Kiev, Ukraina, Senin (14/3/2022). | AP/Vadim Ghirda

Internasional

Guterres Ingatkan Prospek Konflik Nuklir

Guterres meminta keamanan dan keselamatan fasilitas nuklir juga harus dijaga.

WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti keputusan Rusia yang meningkatkan tingkat siaga pasukan nuklirnya. Guterres mengatakan, hal itu meningkatkan momok konflik nuklir yang sudah tidak terlihat selama beberapa dekade.

"Prospek konflik nuklir yang dulu tidak terpikirkan sekarang kembali ke ranah kemungkinan. Keamanan dan keselamatan fasilitas nuklir juga harus dijaga. Sudah waktunya untuk menghentikan kengerian yang terjadi pada rakyat Ukraina dan mengambil jalur diplomasi dan perdamaian," kata Guterres.

Guterrres memperingatkan bahwa, Ukraina menghadapi bencana kemanusiaan yang mengerikan di tengah peningkatan eskalasi perang oleh Rusia. Guterres mengatakan, Rusia mendesak perang yang berpotensi menyebar jauh melampaui perbatasan negara.

"Eskalasi perang lebih lanjut, baik secara kebetulan atau disengaja, mengancam seluruh umat manusia," ujar Guterres.

Guterres telah melakukan kontak dengan para pemimpin Cina, Prancis, Jerman, India, Israel, dan Turki untuk upaya mediasi. PBB akan memberikan tambahan bantuan kemanusiaan  sebesar 40 juta dolar AS. Bantuan kemanusiaan ini akan digunakan untuk membantu mereka yang paling terpukul oleh konflik.

Sementara badan PBB yang mengurusi pengungsi, United Nations Refugee Agency (UNHCR), menyatakan pada Selasa bahwa jumlah pengungsi Ukraina nyaris mencapai 3 juta jiwa. UNHCR memperhitungkan rencana bantuan untuk 4 juta pengungsi. Namun, mereka khawatir jumlah pengungsi mungkin akan terus bertambah.

Menurut UNHCR, para pengungsi Ukraina tahap awal umumnya sudah memiliki bekal dan kontak di luar Ukraina. Namun, pengungsi saat ini banyak yang pergi terburu-buru dan dalam kondisi lebih rentan. Mereka umumnya orang yang semula bertahan.  

 
photo
Pemadam kebakaran memegang foto seorang anak yang ia temukan dari reruntuhan gedung yang terkena misil di Kiev, Ukraina, Senin (14/3/2022). - (AP/Vadim Ghirda)

"Kami menyaksikan banyak warga berusia lanjut dan orang-orang dengan disabilitas, orang-orang yang terus berharap hingga titik akhir bahwa situasi akan berubah," kata Tatiana Chabac, seorang petugas UNHCR.  

Perang Rusia-Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah menarik kecaman internasional. Hal ini mendorong Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan negara lainnya menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Selain itu, sebagian besar perusahaan global hengkang dari Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina. Satu-satunya tujuan dari operasi militer itu adalah demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina.

Putin menuduh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, mengabaikan permintaan Rusia untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan tidak memberikan jaminan keamanan yang diminta Rusia.

Siaran Langsung Kecolongan

Seorang perempuan pengunjuk rasa antiperang menyelinap ke dalam studio televisi Channel One saat sedang menyiarkan berita secara langsung, Senin (14/3). Ia berdiri di belakang mengangkat poster bertuliskan pesan anti-perang.

Kertas yang dibawa oleh seorang pengunjuk rasa itu ditulis dalam bahasa Inggris dan Rusia. Tulisan itu berbunyi; "Jangan Ada Perang. Hentikan perang. Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong kepada Anda di sini. Hentikan perang. Tidak untuk perang," ujar si pengunjuk rasa.

Kejadian ini berlangsung selama beberapa detik, sebelum saluran televisi itu beralih ke laporan lain.

photo
Foto lansiran Layanan Kedaruratan Ukraina menunjukkan pemadam kebakaran mengevakuasi seorang perempuan dari reruntuhan gedung yang terkena misil di Kiev, Ukraina, Senin (14/3/2022). - (AP/Ukrainian State Emergency Servic)

"Wow, gadis itu keren," ujar juru bicara pemimpin oposisi, Alexei Navalny, Kira Yarmysh di Twitter. Yarmysh mengunggah cuplikan video itu di Twitter. Saat berita ini ditulis, cuplikan video itu sudah mendapat 8,6 juta view.

Sebuah kelompok pemantau aksi protes independen, OVD-Info mengidentifikasi pengunjuk rasa yang menyelinap di studio televisi pemerintah itu sebagai Marina Ovsyannikova. Dia adalah seorang karyawan di saluran televisi tersebut. Ia mengaku ayahnya orang Ukraina dan ibunya orang Rusia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pembalap MotoGP Mengaspal di Jakarta

Para pembalap akan terlebih dulu disambut oleh Presiden Joko Widodo.

SELENGKAPNYA

Larangan Berhijab yang Merenggut Identitas Aliya

Muslim India khawatir hak mereka terpinggirkan sebagai minoritas.

SELENGKAPNYA

Menelusuri Jalan Luka 360 Kilometer Demi Perdamaian

Atacocugu menelusur kembali perjalanan 360 kilometer ke dua masjid Christchurch.

SELENGKAPNYA