Sejumlah WNI dievakuasi dari Lviv di Ukraina menuju Rzeszow, Polandia, Senin (28/2/2022). | Kemenlu RI

Kabar Utama

WNI yang Dievakuasi Terus Bertambah

Total sebanyak 31 WNI telah meninggalkan Ukraina seiring invasi Rusia yang semakin memburuk.

JAKARTA – Warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Ukraina terus bertambah. Total sebanyak 31 WNI telah meninggalkan Ukraina seiring invasi Rusia yang semakin memburuk setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan unit kekuatan nuklir mengambil posisi siaga tinggi.

“Hari ini (28/2) enam WNI dan satu WNA (pasangan WNI) berhasil dievakuasi dari Lviv menuju Rzeszów Polandia. Mereka dalam keadaan sehat,” cicit Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI di media sosial Twitter resmi, Senin (28/2).

Sebanyak 25 WNI pada Ahad (27/2) telah berhasil dievakuasi dari Odessa, Ukraina, ke Rumania. Setelah tiba di Rumania para WNI dibawa ke Bukares. Kemenlu terus memastikan evakuasi seluruh WNI di berbagai kota di Ukraina. Misi evakuasi itu dilakukan saat situasi di Ukraina masih dibekap ketegangan dan kegentingan akibat serangan Rusia.

Kemenlu sebelumnya memang telah menyampaikan bahwa WNI di Ukraina kemungkinan bakal dievakuasi ke Rumania dan Polandia. “Konsentrasi WNI terbesar berada di Kiev dan Odessa. Saat ini para WNI sudah berkumpul di safe house, dan pada waktunya akan segera dievakuasi ke wilayah terdekat Polandia dan Rumania,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu Judha Nugraha, Sabtu (26/2) lalu.

Menurut dia, terdapat 153 WNI di Ukraina. Angka itu bertambah dari sebelumnya, yakni 138 WNI. Judha mengungkapkan, penambahan itu terjadi karena adanya sejumlah WNI yang baru melaporkan diri. Dari 153 WNI tersebut, 82 di antaranya sudah berkumpul di safe house KBRI Kiev. Sebanyak 25 WNI ditampung di safe house di Odessa.

Terdapat pula 13 WNI di wilayah timur Ukraina yang menjadi titik panas konflik dengan Rusia. Dari ke-13 WNI tersebut, sembilan di antaranya berada di Chernihiv. Sementara empat lainnya berada di Kharkiv. Mereka dilaporkan tinggal bersama majikannya dan sudah berhasil terhubung dengan pihak KBRI Kiev.

“Kami sudah berhasil menghubungi WNI yang berada di timur Ukraina, mereka tinggal dengan majikannya dalam keadaan aman dengan bunker di rumah masing-masing dan logistik yang mencukupi. Upaya awal kami ingin menjemput mereka, namun karena kondisi di lapangan, hal itu tidak memungkinkan,” kata Judha.

Amerika Serikat dan Prancis meminta warganya yang berada di Rusia untuk segera meninggalkan negara tersebut. Tensi situasi yang masih tinggi menyebabkan banyak maskapai membatalkan penerbangan dari dan ke Rusia.

“Warga AS harus mempertimbangkan untuk segera meninggalkan Rusia melalui opsi komersial yang masih tersedia,” demikian bunyi peringatan keamanan yang diunggah Kedutaan Besar AS di Moskow di situs webnya.

photo
Pengungsi dari Ukraina beristirahat setibanyak di stasiun kereta di Przemysl, Polandia, Ahad (27/2/2022). - (AP/Czarek Sokolowski)

Sama seperti AS, Prancis juga meminta warganya yang tengah berada di Rusia untuk segera meninggalkan negara tersebut. Selain Rusia, Prancis juga meminta warganya yang berada di Belarusia untuk segera keluar. Uni Eropa telah menutup wilayah udaranya bagi Rusia. Itu merupakan salah satu bentuk sanksi perhimpunan Benua Biru atas langkah Moskow menyerang Ukraina.

Pada 24 Februari lalu, Rusia memulai serangannya terhadap Ukraina. Serangan itu buntut dari ‘diabaikannya’ tuntutan jaminan keamanan Rusia kepada Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Moskow meminta NATO agar tak membuka pintu bagi keanggotaan Ukraina di aliansi tersebut.

Menurut Presiden Putin, jika Kiev bergabung dengan NATO, ada kemungkinan mereka akan berusaha merebut kembali Krimea. Rusia menganeksasi Krimea pada 2014. Putin menilai, jika Ukraina mengambil langkah semacam itu, Rusia berarti harus berhadapan langsung dengan NATO. Dengan demikian, perang tak terhindarkan.

Putin mengakui, secara postur militer, Rusia kalah jika dibandingkan NATO. Namun dia pun mengingatkan bahwa Rusia adalah salah satu kekuatan nuklir dunia. Dalam pandangan Putin, tidak akan ada pemenang jika Rusia berperang dengan NATO.

Mulai berdialog

Pembicaraan antara pejabat Rusia dan Ukraina dimulai di perbatasan Belarusia pada Senin (28/2). Pembicaraan dimulai lima hari setelah Rusia menginvasi Ukraina, yang menjadi serangan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Kantor Kepresidenan Ukraina mengatakan, pembicaraan dimulai dengan tujuan gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia. Sementara Kremlin menolak memberikan keterangan mengenai tujuan pembicaraan. Pembicaraan itu diadakan di perbatasan Belarus yang merupakan sekutu kuat Rusia. 

Delegasi Ukraina telah tiba di perbatasan Belarus untuk melakukan pembicaraan dengan perwakilan Rusia pada Senin (28/2). Kantor Kepresidenan Ukraina mengatakan, pembicaraan akan fokus pada pencapaian gencatan senjata segera.

Delegasi Ukraina yang ikut dalam pembicaraan di antaranya Menteri Pertahanan Oleksii Reznikov dan penasihat presiden Mykhailo Podolyak. “Masalah utama dari pembicaraan itu adalah gencatan senjata segera dan penarikan pasukan dari Ukraina,” ujar pernyataan Kantor Kepresidenan Ukraina, dilansir Alarabiya.

photo
Darah dari jenazah prajurit tampak di depan kendaraan militer Rusia di pinggiran Kharkiv, Ukraina, Jumat (25/2/2022). - (AP/Vadim Ghirda)

Kantor berita Interfax pada Senin (28/2) melaporkan, pasukan Rusia merebut dua kota kecil di tenggara Ukraina dan daerah sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir. Tetapi upaya pasukan darat Rusia untuk merebut pusat-pusat kota besar telah mendapatkan perlawanan.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukan militer mereka telah mengambil alih Kota Berdyansk dan Enerhodar di wilayah tenggara Zaporizhzhya, Ukraina. Termasuk daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhya. Interfax juga melaporkan, Ukraina membantah pembangkit nuklir itu jatuh ke tangan Rusia.

Sepanjang Ahad (27/2) malam terjadi pertempuran di sekitar kota pelabuhan Ukraina, Mariupol. Kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet, mengatakan, sedikitnya 102 warga sipil di Ukraina telah tewas sejak Kamis (24/2) lalu. Sementara 304 lainnya terluka. "Tetapi angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi dari itu,” ujar Bachelet.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta agar Uni Eropa segera memberikan izin kepada Ukraina untuk menjadi negara anggota di Benua Biru tersebut. “Tujuan kami adalah untuk bersama semua orang Eropa, dan yang paling penting, untuk menjadi setara. Saya yakin kami pantas mendapatkannya,” kata Zelensky.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kokohkan Persatuan dan Hindari Mafsadah

Peringatan Isra Mi’raj juga menjadi momentum umat Islam meningkatkan iptek.

SELENGKAPNYA

Penyintas Erupsi Semeru Masih Butuh Uluran Tangan

Republika menyampaikan terima kasih kepada pembaca atas donasi warga terdampak erupsi Gunung Semeru.

SELENGKAPNYA