Pekerja mengisi tabung oksigen yang sudah dipesan di Manggarai, Jakarta, Senin (31/1/2022). Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan ketersediaan pasokan oksigen di seluruh fasilitas kesehatan Jakarta tercukupi seiring dengan meningkatnya k | ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

Nasional

Rumah Sakit untuk Pasien Gejala Sedang-Berat dan Lansia 

Persentase angka kesembuhan varian omikron lebih dari 85 persen.

JAKARTA -- Presiden Joko Widodo memerintahkan rumah sakit (RS) hanya diperuntukan bagi pasien dengan gejala sedang, berat, komorbid, dan lansia. Pasien tanpa gejala atau OTG dan sakit ringan diminta untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) atau isolasi terpusat jika tempat tinggal tidak memadai untuk melakukan isoman.

Berdasarkan data 89 rumah sakit di Jakarta hingga 30 Januari 2022, sebanyak 44 persen keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) Covid-19 rumah sakit di Jakarta adalah pasien tanpa gejala dan bergejala ringan. “Kalau mau melewati pandemi ini dengan baik, prioritaskan rumah sakit untuk mereka yang betul-betul membutuhkan. Jangan terlalu panik, gejala sedikit langsung ke rumah sakit,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo, dikutip dari siaran resmi KSP, Selasa (1/2). 

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah mengantisipasi lonjakan keterisian rumah sakit jika penyebaran varian omikron mencapai puncaknya. Kendati begitu, Luhut mengatakan, kenaikan jumlah kasus omikron hingga tiga kali lipat dari varian delta kecil kemungkinan terjadi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, meskipun angka kenaikan kasus Covid-19 terus meningkat, persentase angka kesembuhan varian omikron lebih dari 85 persen. “Yang kasusnya berat, sedang atau kritis yang membutuhkan oksigen itu sekitar 8 persen-10 persen,” kata Budi.

Berdasarkan data, 90 persen yang masuk rumah sakit umumnya tanpa gejala sekitar 35-40 persen, dan bergejala ringan itu sekitar 50 persen. Budi menjelaskan, stok obat-obatan untuk pasien Covid-19 sudah lengkap, termasuk obat-obatan antivirus yang sudah disetujui organisasi profesi dan para ahli kedokteran.

Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, dr Windhu Purnomo mengatakan, jika penyebaran kasus Covid-19 varian omikron sangat cepat. Meski jumlah masyarakat yang sampai berobat ke rumah sakit akibat terpapar omikron (hospitalisasi) terbilang rendah, Windhu mengimbau semua pihak agar tak menyepelehkan virus tersebut.

"Omikron kenaikannya cepat, tapi lebih ringan. Tapi biarpun ringan, kita juga tidak boleh membiarkan penularan," kata Windhu, Selasa (1/2).

Windhu menjelaskan, untuk situasi penyebaran Covid-19 varian omikron di Surabaya terbilang masih terkendali. Per 30 Januari 2022 hanya ada enam kasus Covid-19 varian omikron di Surabaya. Di seluruh Indonesia terdapat total 1.093 kasus omikron pada periode yang sama.

Menurut dia, ada sejumlah indikator yang membuat hospitalisasi kasus omikron jauh lebih rendah di Kota Surabaya. Salah satunya, capaian vaksinasi Covid-19 yang tinggi. Per 30 Januari 2022, vaksinasi dosis dua di Surabaya sudah mencapai 109,02 persen. Sedangkan vaksinasi lansia berada di angka 93 persen.

Windhu pun mendorong Pemkot Surabaya menerapkan kebijakan PeduliLindungi di seluruh sektor dengan serius. Baik itu di pusat perbelanjaan, restoran, perkantoran, fasilitas umum, industri, maupun rumah ibadah. Menurutnya ini sebagai upaya pengawasan untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19.

"Jika ada pelaku usaha yang melanggar, kalau perlu itu ditutup, harus tegas. Jadi Satgas harus tegas di dalam pelaksanaan implementasi PeduliLindungi," kata dia. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat