Sejumlah siswa kelas dua Sekolah Dasar (SD) mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di SDN Patrakomala, Jalan Patrakomala, Kota Bandung, Senin (13/12/2021). | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Kurikulum Prototipe Diterapkan Dua Tahun

Survei Kemendikbut menyebut kurikulum darurat mengurangi dampak learning loss.

JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Kebudayaa Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan, satuan pendidikan akan menerapkan kurikulum prototipe mulai 2022 hingga 2024. Kurikulum itu disebut bukanlah kebijakan kurikulum baru, melainkan kebijakan pemulihan pembelajaran lanjutan akibat pandemi Covid-19.

“Selama dua tahun, yaitu tahun 2022 sampai dengan 2024 sekolah dapat menerapkan kurikulum prototipe ini. Untuk kemudian akan kita evaluasi kembali," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Zulfikri Anas,, Rabu (29/12).

Dia menerangkan, pihaknya telah melakukan beberapa terobosan, antara lain dengan menyederhanakan Kurikulum 2013 menjadi kurikulum darurat. Itu dilakukan sebagai upaya pemulihan pembelajaran sebagai bagian dari mitigasi hilangnya pembelajaran (learning loss). Karena bersifat pemulihan, dilakukan pengurangan materi dari Kurikulum 2013 yang padat dan dipilih materi yang esensial.

"Sehingga guru punya waktu memulihkan proses pembelajaan itu dan melakukan inovasi pembelajaran yang fokus kepada anak berdasarkan konteks, kebutuhan, dan potensi anak yang beragam," kata dia.

photo
Sejumlah pelajar mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di SDN 065 Cihampelas, Jalan Cihampelas, Kota Bandung, Selasa (7/12/2021). - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Dalam waktu dekat, Kemendikbudristek mengeluarkan opsi kebijakan kurikulum prototipe. Ini untuk mendorong pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Zulfikri menyebutkan, untuk melihat efektivitas penerapan kurikulum prototipe secara terbatas, satuan pendidikan yang telah bergabung dalam barisan Sekolah Penggerak akan dilibatkan. Penerapan kurikulum prototipe bukanlah suatu perintah atau kewajiban bagi satuan pendidikan, melainkan pilihan.

“Kami ingin, satuan pendidikan menerapkannya berdasarkan pemahaman yang baik sehingga merasa memiliki dengan kurikulum apapun yang dipilih. Bukannya mengatakan ini kurikulum pusat. Sekali lagi, tidak ada unsur paksaan karena kalau status kebijakan ini wajib, maka siapapun akan menjalankannya meski sebenarnya dia tidak mau atau tidak paham," kata dia.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti mengatakan, kurikulum darurat yang digunakan selama pandemi Covid-19 telah terbukti mengurangi dampak learning loss. Dari hasil survei Kemendikbudristek pada 18.370 siswa di 612 sekolah di delapan provinsi, menunjukkan perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kurikulum 2013 dan kurikulum darurat. 

Diketahui, kurikum darurat masa pandemi Covid-19 mulai diterapkan pada Agustus lalu untuk menggantikan kurikulum 2013. “Kurikulum darurat terbukti mengurangi dampak learning loss atau kehilangan kesempatan belajar akibat pandemi. Dalam hitungan kami, selisihnya kurang lebih empat bulan waktunya,” ujar Suharti dalam taklimat bidang PMK mewujudkan SDM Unggul Indonesia Maju di Jakarta, Rabu (29/12).

Suharti menjelaskan hasil survei tersebut. Untuk bidang numerasi, jika tidak terjadi pandemi dan learning loss, maka seharusnya mencapai angka 522. Namun karena adanya pandemi dan diintervensi dengan kurikulum darurat, capaian poinnya sebanyak 517. Sementara capaian dengan kurikukulum 2013 adalah 482.

Di bidang literasi, capaian seharusnya adalah 583, namun karena adanya pandemi dan diintervensi dengan kurikulum darurat capaiannya mencapai 570. Sementara capaian dengan menggunakan kurikulum 2013 adalah 532. “Selisih antara skor kurikulum 2013 dan skor kurikulum darurat baik literasi dan numerasi mencapai empat bulan," terang dia. 

Dengan demikian, siswa pengguna kurikulum darurat mendapat capaian belajar yang lebih baik dari pada pengguna kurikulum 2013 secara penuh, terlepas dari latar belakang sosio ekonominya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat