Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Adab Berdoa

Dalam berdoa bukan sekadar mengajukan permohonan melainkan juga pembuktian tauhid kepada Allah.

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Allah SWT berfirman: “Ud’uunii astajib lakum” (QS Ghafir: 60). “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.”

Perintah “ud’uunii” memang bersifat umum. Jadi, dalam berdoa tidak mesti berbahasa Arab. Sebab, Allah Maha Mengetahui semua bahasa dan Maha Mendengar.

Bagaimanapun, berdoa dalam bahasa Arab, bagi yang mampu, akan lebih baik. Sebab, Kalamullah diturunkan dalam bahasa tersebut. “Innaa anzalnaahu qur’aanan ‘arabiyyan la’allakum ta’qiluun (Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab suci berupa Alquran berbahasa Arab agar kamu mengerti).” (QS Yusuf: 2).

Dalam ibadah shalat pun, teks doa dan zikir menggunakan bahasa Arab. Terlepas dari perbedaan pendapat di kalangan ahli fikih, para ulama tetap menguatkan penggunaan bahasa Arab untuk bacaan shalat.

Kecuali bagi orang yang belum mampu membaca bacaan Arab-nya, sebagian mazhab membolehkan bahasa selainnya dengan catatan ia harus belajar sampai bisa membaca bacaan Arab-nya. Artinya, bahasa Arab tetap menjadi alternatif utama dalam menegakkan shalat.

Tidak perlu mencari-cari alasan, umpamanya, bahwa Allah bukan “orang Arab”. Boleh jadi, alasan ini muncul dari keselip lidah. Sebab, sebutan “orang” memang tidak pantas digunakan untuk Allah. Adalah kesalahan besar menganggap Allah setara dengan makhluk. 

Jika maksudnya adalah bahwa Allah bukan Tuhannya orang Arab saja, itu benar. Namun, berdoa dengan bahasa Arab tetap sangat direkomendasikan. Dalam Alquran dan hadis Rasulullah SAW, ada banyak sekali contoh teks doa dengan bahasa tersebut.

Orang yang berdoa dengan teks asli yang diambil dari Alquran dan hadis tentu lebih baik. Ibaratnya, seseorang mengajukan permohonan ke sebuah perusahaan. Tentu, dia lebih baik menggunakan formulir yang memang disediakan perusahaan itu, bukan format yang dibuatnya sendiri. Demikian juga teks doa yang dari Allah dan Rasul-Nya, jauh lebih kuat daripada doa yang dibuat sendiri.

Kalaupun pada kenyataannya doa yang redaksinya dibuat sendiri itu dikabulkan Allah, itu memang sudah janji-Nya, seperti ditunjukkan oleh ayat di atas. Namun, hal itu tidak menafikan keagungan doa dengan bahasa Arab.

Sebab, dalam berdoa bukan sekadar mengajukan permohonan melainkan juga pembuktian tauhid kepada Allah, yaitu “tauhidul ibadah” (tunduk hanya kepada Allah) dan “tauhidul isti’anah” (memohon pertolongan hanya kepada-Nya) seperti pada ayat “iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin” (QS al-Fatihah: 5).

Rasulullah SAW bersabda: “Man lam yas’alillaha yahgdhab ‘alaihi (Siapa yang tidak meminta kepada Allah, Ia murka kepadanya)." (HR Ahmad).

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat