Ilustrasi Hikmah Hari ini | Republika

Hikmah

Menjadi Selebritas Langit

Amalannya menjadikan Uwais selebritas langit sehingga doa-doanya makbul.

Oleh HADI SUSIONO PANDUK

OLEH HADI SUSIONO PANDUK         

Baik Kamus Oxford maupun Cambrigde memiliki kesamaan dalam mendefinisikan kata celebrity, yaitu someone who is famous atau seseorang yang masyhur (Hal: 236/217).

Menjadi selebritas atau seleb, tak dapat dimungkiri, merupakan harapan sebagian besar manusia, yakni selain menjadi terkenal juga memiliki kecakapan dan kualitas khusus. Banyak kemudahan yang melekat pada diri selebritas, diminta foto bersama hingga para pengagum histeris. Pendek kata, luapan euforia ketika bertemu dengan sang selebritas.

Ilustrasi tersebut adalah gambaran menjadi terkenal di hadapan manusia, penduduk bumi. Bagaimana jika menjadi selebritas langit? Menjadi masyhur di langit di mana para penduduk langit memuja, mendoakan, dan salut kepada mereka?

Kisah tentang selebritas langit sejatinya telah diabadikan Imam Muslim dalam hadis sahihnya ketika Nabi Muhammad dibuat takjub dengan menyifati Uwais al-Qarni, seorang yang masyhur di langit, meskipun tak dikenal di Bumi, karena kebaktiannya dengan menggendong ibunya dari Yaman hingga Makkah ketika berhaji, bersabar atas penyakit belang di sekujur tubuhnya, dan ridha serta wara’ terhadap kefakirannya.

Inilah yang menjadikan Uwais selebritas langit sehingga doa-doanya makbul, maka tak heran jika sahabat kinasih sekelas Umar bin Khattab harus menyisir setiap rombongan haji dari penjuru negeri demi mencari dan ngalap berkah doa kepada sang penggembala kambing berupah empat dirham tersebut (Syarah Sahih Muslim, hadis: 2542).

Banyak i’tibar maupun tanbih yang dapat direnungi dan dijadikan uswah bagi seorang Muslim untuk menjadi selebritas langit, yakni dengan memiliki laku mencintai dan mengasihi sesama umat manusia.

Dalam perspektif berbangsa dan bernegara, sungguh kedua laku tersebut sangat elementer demi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang hingga kini masih teresidu oleh virus-virus bawaan pasca perhelatan demokrasi yang telah usai.

Rajutan dan anyaman dalam bingkai ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah harus dikedepankan. Dengan mencintai dan menyayangi penduduk bumi, niscaya penduduk langit juga melakukan hal yang sama. Hal tersebut tersarikan pada nukilan hadis yang diriwayatkan oleh Sahabat Abdullah bin Umar (Sunan Tirmidzi, hadis: 1924).

Secara spesifik laku mengasihi dan menyayangi sesama manusia dapat diwujudkan dengan menjenguk mereka yang sedang sakit karena sebagaimana sabda Nabi Muhammad bahwa tidaklah seorang Muslim menjenguk seorang Muslim lainnya di pagi hari, melainkan 70 ribu malaikat bershalawat (memintakan ampunan) untuknya hingga ia berada pada sore hari.

Jika ia menjenguknya pada sore hari, 70 ribu malaikat bershalawat untuknya hingga ia berada pada pagi hari (Sunan Tirmidzi, hadis: 969).

Mendoakan saudara Muslim tanpa sepengetahuannya juga merupakan amalan yang membuat penduduk langit kagum karena dikabulkannya doa seorang Muslim tersebut. Jika ia berdoa kebaikan untuk saudaranya, malaikat berkata “aamiin” dan ia pun akan mendapatkan apa yang saudaranya dapatkan (Sahih Muslim, hadis: 2733).

Meskipun amalan kita tidaklah akan sepadan dengan amalan dahsyat Uwais al-Qarni, setidaknya kita berusaha menapaki suluk menjadi selebritas langit.

Wallahu a’lam bissawab.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat