Pejuang Taliban melakukan patroli di Kabul, Kamis (19/8/2021). | AP/Rahmat Gul

Kabar Utama

Erdogan-Putin Tekankan Stabilitas di Afghanistan

Taliban mengeklaim bakal menerapkan sistem pemerintahan yang inklusif. 

MOSKOW – Sejumlah pemimpin dunia mulai melakukan pembicaraan bilateral untuk membahas situasi di Afghanistan setelah Taliban berkuasa. Pembicaraan itu, antara lain, dilakukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui sambungan telepon pada Sabtu (21/8). 

Menurut pernyataan Kantor Kepresidenan Rusia atau Kremlin, Putin dan Erdogan melakukan diskusi yang cukup mendalam terkait Afghanistan. "Mereka membahas pentingnya memastikan stabilitas dan perdamaian sipil di negara itu, kepatuhan yang ketat terhadap aturan hukum dan ketertiban,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS, Ahad (22/8). 

Putin dan Erdogan pun menekankan pentingnya untuk tetap memerangi terorisme dan perdagangan narkoba di Afghanistan. “Presiden (Presiden Putin) setuju memperkuat koordinasi bilateral dalam masalah Afghanistan.” 

Sementara itu, Erdogan berharap Taliban tak mengulangi kesalahannya di masa lalu saat memerintah Afghanistan pada 1996-2001. Dalam konteks ini, Erdogan menginginkan Taliban lebih inklusif. 

photo
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara selepas rapat kabinet tentang Afghanistan di Ankara, Turki, Kamis (19/8/2021). - (ap/Turkish Presidency)

Direktorat Komunikasi Turki menyampaikan, Erdogan menekankan bahwa Turki menginginkan transisi yang mulus di Afghanistan. "Juga menekankan bahwa penting bagi Taliban tidak mengulangi kesalahan masa lalu, menjadi inklusif, mewakili keragaman rakyat Afghanistan, dan mengimplementasikan janji-janji mereka," kata Direktorat Komunikasi Turki dalam pernyataanya, seperti dikutip Anadolu Agency.

Erdogan mengungkapkan, untuk saat ini Turki menyambut baik pesan moderat yang telah disampaikan Taliban. Kendati demikian, Erdogan menekankan bahwa kata-kata atau janji yang telah dibuat perlu dibuktikan dengan tindakan. Sebab, hal itu bakal membantu proses yang akan datang.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga melakukan diskusi tentang Afghanistan dengan Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Mohamed bin Zayed Al Nahyan pada Sabtu. Menurut keterangan yang dirilis Gedung Putih, pada kesempatan itu Biden menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas dukungan UEA dalam proses evakuasi warga serta staf diplomatik AS dari Afghanistan.

Biden dan Al Nahyan menekankan bahwa upaya kolaboratif mencerminkan kemitraan abadi kedua negara. Biden pun membahas perkembangan situasi di Afghanistan dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. Biden mengucapkan terima kasih kepada Sanchez atas kepemimpinan Spanyol dalam menggalang dukungan internasional untuk perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.

Biden turut mengapresiasi kesediaan Spanyol menampung sementara warga Afghanistan yang berisiko di pangkalan militer di Rota dan Moron. Dari sana, para warga Afghanistan tersebut akan diproses menuju AS. 

AS telah mengimbau warganya yang masih berada di Afghanistan untuk tak bepergian ke bandara Kabul. Hal itu karena adanya potensi ancaman keamanan. Penasihat kedutaan AS meminta mereka menunggu instruksi individu dari perwakilan Pemerintah AS. 

Kekacauan terjadi di bandara Kabul setelah Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus lalu. Ribuan warga berbondong-bondong ke bandara tersebut dan berharap dapat dievakuasi. Mereka enggan jika harus hidup di bawah pemerintahan Taliban.

Taliban menyatakan kekacauan yang berlangsung di bandara Kabul bukan tanggung jawab mereka. “Barat bisa memiliki rencana yang lebih baik untuk mengungsi,” kata seorang pejabat Taliban saat diwawancara Reuters

Beberapa warga Afghanistan dilaporkan meninggal akibat berdesak-desakan di bandara Kabul. Karena sepekan telah berlalu, situasi di sana kian memprihatinkan. Suplai makanan dan minuman mulai menipis.

Pejabat Komisi Kebudayaan Taliban, Abdul Qahar Balkhi, mengungkapkan, pembicaraan untuk membentuk pemerintahan baru Afghanistan terus dimatangkan. “Konsultasi sedang berlangsung tentu saja itu akan menjadi sistem yang inklusif tetapi saya tidak memiliki perincian siapa yang akan berada di pemerintahan dan siapa yang tidak akan berada di pemerintahan,” katanya saat diwawancara Aljazirah.

photo
Pejuang Taliban melakukan patroli di Kandahar, Senin (16/8/2021).  - (AP/Sidiqullah Khan)

Ada pula pembicaraan tentang apakah ibu kota akan tetap berada di Kabul atau dipindahkan ke Kandahar, yakni tempat kelahiran Taliban. Balkhi turut mengomentari tentang kekacauan yang terjadi di bandara Kabul. Menurutnya, krisis di sana terjadi karena AS bergegas mengevakuasi ribuan orang dari negara tersebut.

“Saya pikir sangat disayangkan orang-orang bergegas ke bandara seperti saat ini. Kami telah mengumumkan amnesti umum untuk semua orang," katanya. 

Dia pun membantah laporan bahwa saat ini anggota Taliban sedang melakukan penggerebekan ke rumah-rumah tokoh pemerintah dan masyarakat sipil, kemudian mengintimidasi atau melecehkan mereka. Ia bahkan menyebut Taliban bakal menghukum anggotanya jika ada yang melakukan hal demikian. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Afshin Ismaeli (afshinismaeli)

Operasional KBRI 

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah mengatakan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kabul tetap beroperasi. Namun, pengoperasiannya dilakukan dari negara terdekat, yaitu Pakistan.

"Saat ini mereka (staf kedutaan) melaksanakan operasional KBRI Kabul dari Islamabad," katanya kepada Republika, Ahad (22/8).

Jika kondisi Kabul sudah terkendali, kata Teuku, staf perwakilan Indonesia akan kembali ke Afghanistan. Pemerintah Indonesia saat ini menyiagakan tim kecil atau esensial yang terdiri atas satu kuasa usaha sementara dan tiga home staff yang akan menjalankan misi Kabul dari Islamabad. 

Mereka akan memantau perkembangan di Afghanistan. Tim kecil ini akan terus melakukan asesmen situasi Afghanistan setiap hari dan menentukan langkah selanjutnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat