Warga Baduy Muslim mengikuti upacara HUT ke-75 Kemerdekaan RI di Kampung Lebah Barokah Ciboleger, Lebak, Banten, Senin (17/8/2020). Masyarakat pedalaman membutuhkan sosok dai untuk menjadi panutan. | MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA FOTO

Khazanah

Meski Pandemi, Dakwah di Pedalaman tak Berhenti

Dakwah Hidayatullah-BMH hadir di 34 provinsi dan 363 kabupaten/kota di Indonesia.

 

JAKARTA — Masyarakat pedalaman yang umumnya sangat terbatas aksesnya di segala bidang membutuhkan sosok dai untuk menjadi panutan sekaligus pembimbing mereka. Karena itu, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) tetap  menjalankan program dai pedalaman meski di tengah pandemi Covid-19.

Direktur Utama BMH Ustaz Supendi menyampaikan, dakwah Hidayatullah-BMH hadir di 34 provinsi dan 363 kabupaten dan kota di Indonesia. Menurut dia, di tengah pandemi Covid-19 ini, program dan aktivitas dai di pedalaman tetap berjalan.

"Kehadiran seorang dai dalam kondisi seperti ini sangat penting untuk memberikan penguatan sehingga akidahnya tidak tergadaikan dengan keyakinan lain," kata Ustaz Supendi saat talkshow di Youtube Republika Official dengan tema “Program DAI Pedalaman di Tengah Pandemi”, Jumat (6/8).

Dia menjelaskan, ketika seorang dai menjadi tokoh sentral di tengah lingkungan, kehadirannya menjadi sangat penting bagi kehidupan masyarakat. Umumnya di sejumlah tempat pedalaman belum ada dai yang berasal dari sana untuk membimbing komunitasnya. Karena itulah, kehadiran dai BMH menjadi sangat penting.

Ia mengingatkan, ketika seorang dai tidak bisa hadir untuk membina keseharian masyarakat pedalaman, akan berdampak pada aspek keberlangsungan ibadah. Sebab, dai juga berperan dalam mengawal tata cara ibadah dan akidah mereka, agar tidak goyah oleh keyakinan-keyakinan lain.

Ustaz Supendi juga menyampaikan, aktivitas di kawasan pedalaman, termasuk dakwah, bisa dikatakan belum berisiko dari penyebaran Covid-19. Biasanya komunitas masyarakat pedalaman tidak terlalu banyak. Interaksi dengan orang-orang dari luar juga tergolong minim sehingga kemungkinan tertular Covid-19 juga minim. Selain itu, pada umumnya masyarakat pedalaman ditempa oleh lingkungan sehingga fisiknya sehat, kuat, dan imunnya bagus.

"Inilah salah satu alasan pembinaan (program dai pedalaman) tetap dilakukan (pada masa pandemi), tentu dengan tetap memperhatikan aspek protokol kesehatan," ujar Ustaz Supendi.

Selain itu, dia melanjutkan, BMH juga melihat dukungan masyarakat terus mengalir. Sebab, umat berharap pembinaan mualaf jangan sampai kendur.  

Untuk terus melaksanakan program ini, tentu kesehatan dai harus diperhatikan. “Dai didukung dengan bantuan berupa pemeriksaan kesehatan dan gizi yang mencukupi sehingga dai-dai kita bisa menunaikan tugas dakwahnya secara maksimal,” kata Ustaz Supendi.

Saat ini, menurut dia, keberadaan dai BMH sangat dinanti oleh masyarakat pedalaman. Kehadiran mereka dinilai bisa memberikan kebahagiaan bagi masyarakat pedalaman. Tentu, kebahagiaan bisa meningkatkan imun masyarakat.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Baitul Maal Hidayatullah (official.bmh)

Kehadiran dai juga bisa menjadi generator kebaikan agar terus berjalan dan bergerak. Pihaknya, menurut Ustaz Supendi, sangat bersyukur bahwa  di tengah pandemi Covid-19, dakwah serta pendidikan di pedalaman dapat berjalan dengan baik serta lancar, meski tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Wakil Pemimpin Redaksi Harian Republika Nur Hasan Murtiaji mengapresiasi program dakwah di pedalaman yang dilaksanakan Hidayatullah-BMH. Menurut dia, bukan hal yang mudah menjalankan program dai pedalaman saat pandemi Covid-19. 

"Ini suatu yang harus kita apresiasi tentunya, mengingat kondisi pandemi ini tidak mudah untuk kita beraktivitas. Pembatasan kegiatan membuat mobilitas masyarakat tidak bebas," kata Hasan.

Ia menyampaikan, dengan adanya varian baru virus korona yang penyebaran dan penularannya makin cepat, ini menjadi tantangan tersendiri bagi dai dan ulama. Para dai dan ulama perlu menyampaikan cara menghadapi Covid-19 yang sesuai dengan syariat Islam dan ilmu pengetahuan kepada masyarakat di pedalaman.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat