Rifa mengajak mereka untuk menanam mangrove di bibir pantai pulau terpencil. | DOK Pribadi

Uswah

Menggali Potensi Pulau Terpencil

Rifa mengajak mereka untuk menanam mangrove di bibir pantai pulau terpencil.

 

 

 

 

 

OLEH IMAS DAMAYANTI

Hidup di kawasan terpencil, terluar, tertinggal (3T) seperti Pulau Ransang yang terletak di Kepulauan Meranti, bukanlah perkara mudah. Tak hanya minim fasilitas, kebutuhan pokok warga seperti air bersih juga menjadi permasalahan pelik yang harus dihadapi sehari-hari.

Tantangan ini harus dihadapi Rifatul Mahfuzah yang sudah tiga tahun menjadi relawan dari pemberdayaan komunitas berbasis zakat di Desa Beting, Ransang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Muslimah yang akrab disapa Rifa ini mendedikasikan dirinya untuk berjuang melawan keterbatasan demi masyarakat di pulau terpencil tersebut.

“Dalam tiga tahun pengabdian dalam program ZCD (Zakat Community Development) ini, alhamdulillah banyak sekali suka duka dalam menghadapi tantangan yang ada,” kata Rifa saat dihubungi Republika, Senin (19/7).

Rifa menjelaskan, Desa Beting merupakan daerah berlahan gambut. Kondisi geografis pulau yang terpencil dan terisolasi membuat  akses terhadap fasilitas penunjang seperti sarana pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi terputus. Pulau Ransang yang amat terpencil juga tidak menghasilkan air bersih bagi para warganya.

Alhasil, kata Rifa, keseluruhan air bersih yang tersedia bersumber dari tampungan air hujan yang disimpan warga. Belum lagi, ujar dia, ancaman abrasi yang dapat melanda pulau kapan saja.

Sejauh ini, abrasi telah memakan 20 persen dari total keseluruhan lahan desa. Karena itu, Rifa menilai, konservasi lahan gambut harus segera dilaksanakan. Rifa pun memaksimalkan bermacam bantuan, seperti bibit mangrove dan drum penampung air. “Saya diajak oleh UPT Kehutanan untuk membantu mengkonservasi lahan gambut. Minimal untuk mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan lahan yang lebih jauh,” kata Rifa.

photo
Rifa mengajak mereka untuk menanam mangrove di bibir pantai pulau terpencil. - (DOK Pribadi)

Kerja cerdas dan ikhlas

Bersama warga, Rifa menampung air hujan dengan drum-drum bantuan demi ketersediaan air bersih. Dia pun mengajak mereka untuk menanam mangrove di bibir pantai. Alhasil, akses kebutuhan air bersih secara berangsur-angsur mulai membaik dalam tiga tahun terakhir.

Rifa menjelaskan, satu-satunya cara untuk berjuang di tengah keterbatasan adalah melakukan kolaborasi dalam menghadapi segala tantangan. “Bagaimana caranya kita harus kerja cerdas dan ikhlas. Cerdas karena wilayah ini betul-betul sulit akses, ikhlas karena sulitnya akses itu membuat kita jangan terus-menerus mengeluh. Pecahkan solusi,” kata dia.

Tak hanya itu, Rifa berupaya untuk mencarikan solusi ekonomi masyarakat setempat dengan mendorong potensi lokal. Mayoritas masyarakat Desa Beting yang berprofesi sebagai buruh kopra membuatnya melakukan riset untuk mencari produk turunan yang bisa dihasilkan dari kelapa.

Dari hasil risetnya, Rifa menemukan cara agar masyarakat setempat dapat membuat virgin coconut oil (VCO), yakni minyak yang dihasilkan dari ekstrak kelapa dengan kandungan lemak baik. VCO ini pun dapat berfungsi sebagai antioksidan. “Alhamdulillah, sekarang hanya Desa Beting satu-satunya di Kabupaten Meranti yang dapat memproduksi VCO,” kata dia.

Di samping memaksimalkan potensi ekonomi warga setempat, Rifa juga mencoba melakukan edukasi agar minat masyarakat Desa Beting dapat terbuka terhadap pendidikan. Rifa meyakini, cita-cita dan harapan akan masa depan anak-anak desanya tak boleh redup.

Menurut dia, cita-cita adalah hak setiap anak bangsa. Dari manapun seseorang berasal, bayangan akan cita-cita harus tersemat dan terpatri dalam sanubarinya. Karena itu, di sela-sela waktunya, Rifa mencoba memberikan edukasi kepada anak-anak Desa Beting.

“Kalau mengajar anak-anak itu, saya biasakan mereka kenal dengan desanya, dengan potensi desanya. Misalnya, kalau sedang belajar, sengaja saya suruh mereka duduk dengan beralaskan daun kelapa. Tujuannya agar mereka semakin dekat dan merasa memiliki pulau ini, sehingga kelak dapat menjaga dan tidak merusak pulau mereka sendiri,” kata Rifa.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by rifatulmahfuzah

PROFIL

Nama lengkap: Rifatul Mahfuzah, ST

TTL: Selatpanjang, 15 Agustus 1995

Riwayat aktivitas

- Pelatih Paskibraka Kabupaten 2015-2020

- Sekretaris Purna Paskibraka Indonesia Kab Kepulauan Meranti 2018-2023

- Relawan Demokrasi KPU Kabupaten Kepulauan Meranti 2020

- Pendamping Program ZCD Baznas RI di Desa Beting Kabupaten Kepulauan Meranti

Riwayat pendidikan:

- SD Negeri 32 Selatpanjang

- MTs Negeri 1 Tebing Tinggi

- SMA Negeri 2 Tebing Tinggi

- S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Islam Riau

Prestasi:

- Juara 1 Danton di ajang pertandingan Kodam Pekanbaru se-Provinsi Riau 2012

- Pembawa Baki Sore Paskibraka Kab Kepualauan Meranti 2011

- Pembicara Seminar Nasional "ZCD Online Class" Tema Pemberdayaan Wilayah 3 T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) 2020

- Tokoh Muslimah Menginspirasi Republika. Tema pemberdayaan diwilayah konservasi lahan gambut

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat