Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada warga di Sentra Vaksinasi Bersama BUMN di Lanud Soewondo, Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (26/6/2021). | ANTARA FOTO/Fransisco Carolio

Nasional

Jumlah Nakes Terpapar Covid-19 Mengkhawatirkan

Kemenkes mengeklaim, jumlah tenaga kesehatan di Indonesia masih mencukupi.

MAJALENGKA – Tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid-19 terus bertambah seiring lonjakan kasus positif di Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir. Jumlahnya pun kian mengkhawatirkan karena meningkat signifikan dalam rentang waktu relatif singkat.

Di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, ratusan nakes dinyatakan positif Covid-19 hanya dalam waktu tak lebih dari dua pekan. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, hingga Sabtu (26/6), tercatat 162 nakes terpapar Covid-19. Dari jumlah itu, sebanyak 97 nakes bertugas di puskesmas, 30 nakes di RSUD Majalengka, dan 35 nakes di RSUD Cideres.

“(Jumlah 162 nakes yang terpapar Covid-19) itu merupakan jumlah 14 hari ke belakang,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Agus Susanto, Ahad (27/6).

Agus menyatakan, para nakes yang terpapar Covid-19 itu seluruhnya hanya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Mereka kebanyakan merupakan orang tanpa gejala (OTG). Kendati demikian, akibatnya adalah para nakes yang ada kini harus bekerja lebih keras dengan beban yang kian bertambah.

Menurut dia, mayoritas para nakes yang terpapar sudah mengikuti vaksinasi Covid-19 dosis pertama. Kebanyakan dari mereka terpapar dari pasien. “Doakan saja kami insan kesehatan diberi kekuatan,” ujar Agus.

Di RSUD Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, sebanyak 39 orang nakes juga dinyatakan positif Covid-19. Kondisi itu membuat manajemen RS kewalahan dalam menangani pasien yang terus meningkat. Sebanyak 39 orang nakes yang positif itu terdiri atas perawat dan petugas anestesi yang biasa bertugas saat operasi pasien.

Sementara itu, 32 nakes lainnya, telah terpapar Covid-19 terlebih dahulu dan saat ini tengah menjalani isolasi. Mereka terdiri atas 9 dokter, 14 perawat, 2 analis, 1 petugas rontgen, dan 6 bidan. “Kita kewalahan,” ujar Direktur Utama RSUD Arjawinangun Bambang Sumardi.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Jawa Barat, Novarita, mengatakan, ada puluhan nakes yang terkonfirmasi positif Covid-19. Saat ini, kata dia, nakes yang positif dirawat di RS dan isolasi mandiri di rumah. “Ini mungkin mereka kewalahan dan kecapaian melayani membeludaknya pasien Covid-19,” ujar dia.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat, per 1 Juni 2021, sebanyak 374 dokter meninggal dunia akibat Covid-19. Kemudian, sejak 2 Juni hingga sekarang, IDI telah menerima laporan ada 26 dokter yang juga meninggal karena Covid-19.

photo
Petugas kesehatan memberikan perawatan kepada pasien yang berada didalam tenda darurat RSUD Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/6). - (Prayogi/Republika.)

Ketua IDI Daeng M Faqih mengatakan, setiap ada lonjakan kasus Covid-19 dan kapasitas rumah sakit hampir penuh, risiko terpapar Covid-19 bagi dokter termasuk nakes makin tinggi. Dia menghitung, lonjakan kasus Covid-19 sudah lima kali terjadi dan menyebabkan peningkatan jumlah nakes yang jatuh sakit, bahkan meninggal dunia.

“Kalau diforsir, ini berat. Akibatnya nanti kalau ambruk tenaga kesehatannya, bukan kita sangat ego ke badan kita, tidak, yang dipikirkan juga pelayanan bisa terhenti,” kata Daeng.

Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengatakan, sebanyak 325 perawat meninggal dunia akibat Covid-19. “Mereka meninggal dan dinyatakan Covid-19,” ujar Harif.

Dia menuturkan, kondisi Covid-19 di Indonesia pada pekan terakhir ini dapat dikatakan sudah darurat. Sebab, kapasitas beberapa rumah sakit, khususnya yang berada di Jabodetabek,sudah hampir penuh, bahkan unit gawat darurat (UGD) digunakan sebagai ruang perawatan. Namun, belum ada tambahan tenaga kesehatan yang cukup untuk menangani lonjakan pasien Covid-19 ini.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeklaim, jumlah nakes di Indonesia masih cukup untuk melayani pasien, baik pasien Covid-19 atau bukan. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, pemerintah sudah mengoordinasikan penambahan relawan untuk rumah sakit rujukan dengan beban yang tinggi.

“Sudah ada penambahan relawan,” kata Siti.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat