Ilustrasi mengaji kitab tentang jin. Prof Quraish Shihab mengulas permasalahan jin dalam bukunya. | ANTARA FOTO/Makna Zaezar

Kitab

Buku Quraish Shihab: Pandangan Islam tentang Jin

Melalui buku ini, Quraish Shihab memberikan penjelasan yang cukup lengkap tentang bangsa jin.

OLEH MUHYIDDIN

Dalam Alquran surah az-Zariyat ayat 56, Allah SWT berfirman, yang artinya, “Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”

Para makhluk-Nya itu diwajibkan untuk tunduk menyembah hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Dalam surah al-Hijr ayat 26-27 diterangkan bahwa Allah menciptakan jin terlebih dahulu sebelum manusia. “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan, Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas.”

Umat Islam meyakini adanya ciptaan-ciptaan gaib, termasuk jin. Untuk mengetahui lebih banyak tentang bangsa jin, ada pelbagai buku yang dapat menjadi rujukan. Salah satunya ialah karya seorang ulama Nusantara yang juga pakar ilmu tafsir Alquran. Dialah Prof Muhammad Quraish Shihab. Adapun kitab yang dimaksud ialah Jin Dalam al-Qur’an.

Mengawali pemaparannya, dai kelahiran Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, itu menuturkan sebuah pengalamannya saat mengisi kajian ilmiah di Boston, Amerika Serikat (AS), tahun 1994. Seorang mahasiswa bertanya kepadanya tentang pandangan Islam terhadap makhluk-makhluk halus, semisal jin dan setan.

Walaupun pertanyaan ini sudah dijawab olehnya di forum tersebut, Prof Quraish Shihab begitu kembali ke Tanah Air menjadi tertarik untuk menulis lebih detail tentang topik itu. Maka lahirlah buku Jin Dalam al-Qur’an.

Buku tersebut merupakan salah satu bagian dari kumpulan karangan bertema “Seri Makhluk Gaib". Isinya tidak hanya menghimpun ceramah-ceramah sang guru besar, tetapi juga penjelasan lebih perinci tentang pembahasan.

Dalam buku ini, para pembaca akan menemukan sekian riwayat dari berbagai literatur Islam tentang makhluk halus, khususnya jin. Penjelasan penulis diharapkan dapat menghapus kesesatan dan kekeliruan yang boleh jadi selama ini melekat dalam benak sebagian masyarakat.

Pada awal pembahasan buku ini, rektor kedelapan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah tersebut menegaskan bahwa kepercayaan akan makhluk halus sudah ada di tengah komunitas manusia. Bahkan, keyakinan itu melekat sejak sebelum mereka mengenal dakwah agama tauhid.

Dalam kepercayaan yang mereka peluk pada masa pra-Islam, makhluk-makhluk itu dikatakan tidak semuanya jahat. Ada yang bersahabat dengan manusia; ada pula yang memusuhi. Ada yang memberi manfaat, tetapi sebagian juga mengakibatkan mudarat.

photo
Melalui buku ini, pakar tafsir Alquran Prof M Quraish Shihab menjelaskan dengan mendetail dalil-dalil Islam tentang jin. - (DOK PRI)

Prof Quraish lalu mengutip beragam pendapat para ilmuwan tentang alasan di balik kepercayaan manusia (pra-Islam) akan eksistensi makhluk halus. Mereka peneliti telah berusaha menjawabnya dan berbagai pendapat banyak dikemukakan.

Namun, upaya elaborasi mereka hingga kini belum juga tuntas, atau belum disepakati seutuhnya. Satu hal yang pasti, sulit membuktikan keberadaan makhluk halus secara metode empiris.

Sementara itu, Alquran menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan alam raya ini sebagai bukti kebesaran-Nya. Semesta yang luas itu ditempati oleh berbagai makhluk ciptaan-Nya, baik yang berjasad maupun nirempiris. Keragaman tersebut begitu beraneka. Ada makhluk yang berakal, hewani, nabati dan lain sebagainya. Jin dan manusia diciptakan Allah dengan misi penghambaan dan beribadah kepada-Nya. Demikian diterangkan dengan begitu jelas dalam surah al-Zariyat ayat 56.

Sebelum menguraikan pandangan para pakar tentang jin di dalam karyanya ini, penulis yang juga mantan menteri agama RI itu terlebih dahulu mengemukakan pandangan masyarakat jahiliyah tentang jin. Sumber-sumbernya merujuk pada kisah sejarah atau sirah nabawiyah. Berbagai takhayul dipercayai kaum pra-Islam tersebut. Bagaimanapun, semuanya terbantahkan oleh kebenaran dari Alquran dan as-Sunnah.

Secara umum, menurut Quraish Shihab, masyarakat Jahiliyah percaya adanya makhluk yang bernama jin. Dalam keyakinannya, bangsa ini adalah makhluk yang memiliki kekuatan tersembunyi.

Menurut kepercayaan mereka, jin di satu sisi mampu memicu gangguan, tetapi di sisi lain juga dapat memberikan manfaat. Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam Alquran surah Saba’ ayat 41, yang artinya, “Sebagian mereka menyembah jin.”

Di samping itu, tidak jarang pula sebagian masyarakat jahiliyah yang meminta bantuan dan perlindungan jin. Kebiasaan itu tentunya dilakukan karena ketidaktahuan mereka. Orang-orang ini hanya mengira-ira tentang kehebatan jin, padahal perbuatan itu pada akhirnya menambah beban dosa dan kesukaran. Hal ini disinggung dalam Alquran surah al-Jinn ayat 6, yang artinya, “Jin-jin itu menambah mereka dosa dan kesalahan (kesulitan).”

Setelah memaparkan tentang pandangan masyarakat Jahiliyah tentang jin, penulis mengungkapkan pandangan para pakar tentang eksistensi atau wujud dari jin. Di antaranya, penulis mengutip pandangan seorang filsuf muslim, Ibnu Sina, yang menyebutkan bahwa jin adalah binatang yang bersifat hawa yang dapat mewujud dalam aneka bentuk.

Seorang pakar tafsir Alquran kenamaan, Fakhruddin ar-Razi (wafat 1210), yang menukil pendapat tersebut mengomentari bahwa definisi yang dikemukakan Ibnu Sina tersebut hanyalah penjelasan tentang arti kata jin. Adapun mahkluk jin itu sendiri tidak memiliki eksistensi di dunia nyata.

Dalam pembahasan selanjutnya, baru kemudian penulis menjelaskan tentang wawasan Alquran tentang jin. Namun, sebelum itu, penulis mengingatkan mengenai beberapa penjelasan dalam Kitabullah. Misalnya, Allah menciptakan banyak makhluk yang hakikatnya tidak diketahui manusia. Karena itu, satu-satunya jalan untuk mengetahui tentang jin adalah melalui wahyu, baik yang disampaikan dari Alquran maupun hadis-hadis Nabi Muhammad SAW.

Quraish Shihab menjelaskan, di dalam Alquran ditemukan paling tidak lima kata yang sering digunakan untuk menunjuk makhluk halus dari jenis jin. Kelimanya adalah jin, jan, jinnah, iblis, dan syaithan. Agar para pembaca dapat memehaminya, penulis pun menjelaskan lima kata tersebut secara lebih perinci.

Lalu bagaimana wawasan Alquran tentang jin? Apa saja yang harus dipercayai oleh seorang Muslim tentang hal ini? Menurut Qurasih Shihab, secara singkat dapat disimpulkan bahwa Alquran menjelaskan adanya makhluk ciptaan Allah yang bernama jin, yang tercipta dari api sebagaimana diakui iblis dan dibenarkan Alquran.

“Aku lebih baik darinya (Adam). Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Engkau menciptakannya dari tanah” (QS al-A’raf [7]: 12).

Penulis juga mengingatkan informasi Alquran yang menyatakan bahwa iblis itu termasuk golongan jin. Allah berfirman, “Iblis (enggan bersujud). Dia adalah dari golongan jin” (QS al-Kahf [18]: 50).

Menurut Quraish, jin mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan ciri manusia. Antara lain, dia dapat melihat manusia sedangkan manusia tidak dapat melihatnya. “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka” (QS al-A’raf [7]: 27).

Makhluk tersebut juga dapat hidup di bumi. Namun, Alquran tidak menjelaskan di mana, tetapi demikian iitulah perintah Allah kepadanya ketika Yang Mahakuasa mengusir dari surga bersama Adam. Mereka juga juga mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan berat, seperti apa yang mereka lakukan untuk Nabi Sulaiman AS.

Terkait putra Nabi Daud AS itu, Alquran menunjukkan sebuah kisah menarik. Para jin terus mengerjakan pekerjaannya, sekalipun Nabi Sulaiman AS sudah wafat. Ya, mereka tidak mengetahui bahwa tuannya itu telah tiada. Ini menunjukkan, kemampuan bangsa jin juga memiliki keterbatasan. Walaupun makhluk tak gaib, mereka pun tidak diberi pengetahuan tentang semua perkara gaib.

Dalam bukunya ini, Quraish Shihab banyak menjelaskan sosok jin berdasarkan ayat-ayat Alquran. Menurut dia, banyak sekali ayat Alquran yang redaksinya dapat dijadikan dalil untuk membuktikan adanya makhluk berwujud yang bernama jin.

Selain itu, buku ini juga juga menyuguhkan pengetahuan kepada para pembaca tentang jenis dan macam-macam jin, makanan dan cara makan jin, tempat dan waktu yang disukai jin, aneka bentuk jin, kemampuan jin, serta mengungkapkan bahwa jin bisa dimanfaatkan manusia.

Dengan membaca buku ini, para pembaca akan mengetahui tentang seluk beluk jin. Bahkan, pembahasan di dalamnya cukup mendetail tentang kalangan jin Muslim. Mereka adalah bangsa yang disebut-sebut taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka selalu siap menyimak tatkala ayat-ayat Allah dibacakan. Tentu, selainnya ada pula kalangan jin yang kafir, munafik, dan kerap bermaksiat. Kondisinya tak jauh berbeda daripada anak cucu Nabi Adam AS.

Buku setebal 161 halaman ini memiliki banyak kelebihan, terutama dalam memperjelas tentang sosok jin yang kadang disalahpahami oleh masyarakat. Di samping itu, buku ini juga disajikan dengan gaya bahasa yang mudah untuk dipahami. Kendati demikian, menurut kami, desain sampul buku ini kurang mewakili apa yang terkandung di dalamnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat