Biksu Buddha menjalani vaksinasi Covid-19 di Bangkok, Thailand, beberapa waktu lalu.Para pemimpin agama dan tokoh kesehatan global menyerukan keadilan distribusi vaksin Covid-19. | EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT

Internasional

Tokoh Agama: Distribusi Vaksin Harus Adil

Para pemimpin agama dan tokoh kesehatan global menyerukan keadilan distribusi vaksin Covid-19.

JENEWA – Para pemimpin agama dan tokoh kesehatan global menyerukan keadilan distribusi vaksin Covid-19. Mereka memperingatkan dunia tengah berada pada titik balik.

“Ada pilihan. Dunia 10 tahun ke depan bisa menjadi salah satu dunia dengan keadilan, kelimpahan, dan martabat yang lebih besar. Atau bisa juga konflik, ketidakamanan, dan kemiskinan. Kita berada di titik balik,” kata mereka dalam deklarasi tersebut pada Ahad (23/5), dikutip laman the Guardian.

Imam besar al-Azhar Sheikh Ahmed al-Tayeb, Uskup Agung Canterbury sekaligus pemimpin Gereja Anglikan global Justin Welby, serta para pemimpin Kristen, termasuk Yahudi, menandatangani sebuah deklarasi internasional berisi seruan keadilan distribusi vaksin.

Deklarasi itu turut ditandatangani Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Eksekutif Unicef Henrietta Fore, Presiden Komite Palang Merah Internasional Peter Maurer, dan Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi.

Mereka menegaskan, tidak ada negara yang belum tersentuh pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, distribusi vaksin yang adil, baik di dalam maupun antarnegara, dibutuhkan. Berbagi pengetahuan dan keahlian dalam penanganan pandemi pun diperlukan.

“Kami yang telah menandatangani deklarasi ini mewakili organisasi yang berakar pada komunitas di seluruh dunia. Kami bekerja erat dengan mereka yang terkena dampak konflik, bencana dan kelaparan, dan mengetahui tantangan besar yang mereka hadapi, tapi juga ketahanan mereka bahkan dalam situasi terburuk,” kata mereka.

Menurut mereka, pada 2021, perekonomian dunia mengalami penurunan terparah sejak 1945, saat Perang Dunia II berakhir. Bagi beberapa negara, hal itu berarti meningkatkan kemiskinan dan penderitaan secara tajam. Sementara bagi negara lainnya, penurunan ekonomi dapat memicu kelaparan serta kematian.

Mereka menekankan, dampak pandemi akan menyertai dunia dalam waktu lama. Bakal ada dampak ekonomi berkelanjutan, dengan semua penderitaan manusia yang ditimbulkannya. Generasi anak-anak, terutama perempuan, telah meninggalkan sekolah dan tidak akan kembali.

“Dunia sedang menghadapi tantangan bagaimana membalikkan dinamika yang menghancurkan ini dengan kesehatan sebagai bagian penting dari respons tersebut,” kata mereka.

Lampaui 300 ribu

India menjadi titik perhatian akibat perkembangan kasus yang pesat. Jumlah kasus kematian akibat Covid-19 India lampaui 300 ribu orang, Senin.

Kondisi ini terjadi di tengah distribusi vaksin yang lambat. Akibatnya, banyak warga yang gagal divaksin. Program vaksinasi Covid-19 juga tidak cukup cepat untuk meredakan krisis saat ini. Sementara kasus jamur hitam atau Mucormycosis pada pasien Covid-19 menambah beban sistem kesehatan India.

Dengan angka kematian tersebut, maka angka kematian akibat Covid-19 di India menduduki peringkat ketiga terbanyak dunia. Angka terbanyak terjadi di Amerika Serikat lalu Brasil. Total kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia pada kisaran 3,7 juta orang.

Pada Senin (24/5), Departemen Kesehatan India mencatat ada 4.454 kematian dalam 24 jam. Maka total kematian di India mencapai 303.720 orang dari 27 juta kasus infeksi di India.

Penghitungan itu diyakini lebih kecil dari angka sesungguhnya. Laman BBC menyebutkan, ada rumusan penghitungan memperkirakan, jumlah kasus kematian terkait Covid-19 di India tembus satu juta.

Data mortalitas India cukup buruk dan kematian di rumah terutama di pedesaan kerap kali tidak tercatat. Ada laporan yang menyebutkan jurnalis menghitung sendiri jumlah jenazah di ruang jenazah untuk mendapatkan angka yang lebih akurat.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat