Warga memikul paket sembako bantuan presiden di tempat pengungsian Stadion Manakarra Mamuju, Sulawesi Barat, Selasa (19/1). Pembagian sembako tersebut untuk memenuhi kebutuhan warga korban gempa Mamuju-Majene. | AKBAR TADO/ANTARA FOTO

Tajuk

Perhatikan Korban Bencana

Kita menginginkan masyarakat yang tertimpa bencana segera mendapat bantuan semestinya.

 

Gempa bumi di Sulawesi Barat (Sulbar) dan banjir di Kalimantan Selatan menimbulkan dampak yang cukup besar. Selain kerusakan bangunan, puluhan ribu warga terpaksa mengungsi dan meninggalkan rumah.

Di Sulawesi Barat, warga yang tertimpa gempa  kekurangan tenda-tenda untuk mengungsi. Selain mengungsi di barak pengungsian, warga juga banyak yang memilih mendirikan tenda darurat  di halaman rumahnya. Pada Selasa (19/1) pagi, ratusan warga terlihat mengantre di depan rumah jabatan milik wakil bupati Mamuju di Jalan Ahmad Kirang. Selain itu, ada enam desa yang berada di titik gempa masih terisolasi akibat jalan longsor. Mereka membutuhkan bantuan segera.

Sementara itu, sebagian warga yang tertimpa bencana di Kalimantan Selatan masih bertahan di pengungsian karena rumahnya masih terendam air. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir di Kalsel merenggut belasan jiwa. Adapun jumlah pengungsi mencapai 70.166 orang. Sedangkan jumlah rumah terendam sebanyak 54.960 unit. Mereka juga membutuhkan bantuan logistik selama berada di barak pengungsian.

 
Sementara itu, sebagian warga yang tertimpa bencana di Kalimantan Selatan masih bertahan di pengungsian karena rumahnya masih terendam air. 
 
 

Presiden Jokowi sudah mengunjungi kedua provinsi yang dilanda bencana tersebut. Di Sulawesi Barat,  Jokowi mengatakan, kunjungannya itu untuk memastikan penanganan dampak gempa berjalan baik, mulai dari penyaluran bantuan, pemenuhan logistik pengungsi, hingga proses evakuasi korban. Terkait bantuan rehabilitasi rumah, Jokowi menyebut besaran dana yang akan diberikan bergantung pada skala kerusakan.

Sebelumnya, di Kalimantan Selatan, Jokowi mengatakan, pemerintah pusat dan daerah harus berkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan logistik pengungsi. Jika ada kekurangan logistik di pemerintah daerah, menurut Presiden, pemerintah pusat akan membantu untuk memenuhi kebutuhan itu.

Kita berharap kebutuhan warga, terutama logistik, bisa teratasi. Dalam setiap bencana, yang terjadi adalah koordinasi di tingkat lapangan sering kali lemah. Hal tersebut membuat distribusi logistik menjadi tidak merata.  Ada wilayah terdampak bencana yang sampai kelebihan logistik, sementara ada wilayah yang tak tersentuh bantuan sama sekali.

Untuk itu diperlukan koodinasi yang lebih erat pada pelaksana teknis di lapangan. Baik unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun organisasi masyarakat yang turut membantu penanganan bencana.

 
Kita berharap kebutuhan warga, terutama logistik, bisa teratasi. 
 
 

Selain persoalan logistik, hal penting lainnya yang harus diperhatikan dalam bencana kali ini adalah mencegah agar bencana ini tidak menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Banyaknya pengungsi  di barak-barak pengungsian dalam kondisi berdesak-desakan justru berpotensi untuk penyebaran Covid-19.

Karena itu, penanganan pengungsi bencana saat ini harus mendapat perhatian yang lebih serius. Tantangan tak hanya mengatasi kebutuhan mereka selama di pengungsian, tapi sekaligus juga mencegah agar Covid-19 tidak menyebar. Maka itu, dibutuhkan koordinasi yang lebih intensif tadi dari para pihak yang terlibat dalam penanganan bencana.

Kita menginginkan masyarakat yang tertimpa bencana segera mendapat bantuan semestinya. Kita mengingatkan agar penanganan itu tetap memperhatikan aspek pencegahan Covid-19. Kita berharap masyarakat yang tertimpa bencana tak terpapar Covid-19. Jangan sampai sudah jatuh tertimpa tangga. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat