Perang Salib II, ilustrasi dalam naskah Histoire d | DOK Wikipedia

Kitab

Memetik Hikmah dari Sejarah

Buku ini menyajikan panorama sejarah Islam sejak zaman Nabi hingga era Perang Salib.

OLEH MUHYIDDIN

 

 

Sejarah adalah guru terbaik, demikian pepatah Yunani Kuno. Adagium itu berlaku pula bagi kaum Muslimin. Banyak ibrah atau pelajaran yang dapat dipetik dari sejarah masa lalu untuk masa kini dan mendatang.

Para pembaca sejarah Islam seyogianya meneladani hikmah yang baik, sedangkan kejadian yang buruk bisa dikaji agar polanya tidak muncul lagi di kemudian hari.

Dari berbagai buku yang khusus membahas historiografi Islam, Atlas Sejarah Islam dapat menjadi pilihan sebagai referensi. Buku ini mengulas sejarah Islam, sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga abad modern. Buku terbitan Kaysa Media tersebut juga membedah secara bernas aspek-aspek kebesaran berbagai dinasti Islam, serta pasang surut kejayaannya.

Selain itu, Atlas Sejarah Islam juga membahas tentang dua gelombang pertempuran besar yang pernah dialami kaum Muslimin pada abad pertengahan. Keduanya adalah Perang Salib (1096-1271) dan serangan bangsa Mongol atas negeri-negeri Islam di Asia.

Masing-masing berdampak bagi perkembangan kedaulatan Islam. Bahkan, efeknya masih terasa hingga kini, seperti sentimen terhadap dunia Barat sebagai “antitesis” peradaban Islam (Timur).

 
Berdampak bagi perkembangan kedaulatan Islam. Bahkan, efeknya masih terasa hingga kini.
NAMA TOKOH
 

Bagian pertama buku ini dibuka dengan ulasan mengenai sejarah Negeri Hijaz. Kawasan itu menjadi lokasi Makkah dan Madinah—yang dahulu bernama Yastrib. Tim penulis Dar al-Ilm menuturkan keadaan Hijaz pada masa sebelum Islam.

Selanjutnya, penyampaian dilakukan secara kronologis, mulai dari kelahiran Nabi Muhammad SAW, kehidupan beliau, risalahnya, peristiwa hijrah, pelbagai jihad, dan pembebasan Kota Makkah (Fathu Makkah).

Setidaknya, ada dua unsur penting dalam pembicaraan tentang Islam sejak hijrahnya Rasulullah SAW sampai wafatnya beliau. Pertama, keadaan masyarakat Islam pada masa pemerintahan Nabi SAW di Madinah.

Kala itu, dakwah dan syiar Islam mulai tersebar luas. Berpusat di Masjid Nabawi, beliau mendidik para pejuang Islam, menggembleng tunas-tunas muda yang akan meneruskan perjuangan demi tegaknya agama tauhid.

Kedua, bagaimana Rasul SAW menjaga masyarakat yang heterogen di kota tersebut dan melindunginya. Pengaruh Nabi Muhammad SAW demikian besar bagi kaum Muslimin. Sebab, beliau memang merupakan sosok teladan paripurna, bahkan keteladanannya juga menimbulkan maslahat bagi kaum non-Muslim.

Nabi SAW selalu memotivasi mereka untuk mengerjakan suatu perbuatan kebajikan. Terhadap perbuatan-perbuatan yang tercela, beliau menjadi yang paling utama menjauhinya.

Setelah itu, kisah berlanjut ke periode khulafur rasyidin. Pada masa ini, dunia menyaksikan tersebar luasnya Islam ke berbagai penjuru bumi. Belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah umat manusia kedaulatan menyebar luas begitu pesatnya.

Buku ini mengungkapkan, kemajuan Islam pada masa empat sahabat Nabi SAW yang utama itu—Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib—terjadi antara lain dengan faktor kepemimpinan mereka.

Kemajuan yang pertama pada masa itu adalah peletakan asas atau dasar sistem pemerintahan Islam. Pemimpin pemerintahannya disebut khalifah. Namun, ketika khalifah kedua memegang tampuk pemerintahan, kemudian dipilihlah gelar amirul mu`minin. Artinya, pemimpin orang-orang beriman. Setelah itu, gelar tersebut tetap digunakan untuk seluruh pemimpin Muslim setelahnya.

 
Pemerintahan khulafaur rasyidin menjadi kepemimpinan duniawi yang didasari agama Islam.
 
 

Pemerintahan khulafaur rasyidin menjadi kepemimpinan duniawi yang didasari agama Islam. Tujuannya memimpin kehidupan umat dengan dasar kemaslahatan.

Karena itu, tiap khalifah wajib ditaati perintahnya, selama tidak berbenturan dengan nash-nash syariat Islam. Khalifah pun mengemban tugas sebagai hakim, yakni memutuskan perkara berdasarkan petunjuk Alquran dan Sunnah Nabi SAW.

Khulafaur rasyidin berfatwa mengenai hukum jika fatwa itu diperlukan. Karena itu, yang terpilih sebagai khalifah bukanlah orang biasa. Memimpin pasukan perakan perang juga termasuk tugas khalifah pada masa itu.

Kendati demikian, pada praktiknya mereka tidak selalu terjun langsung di lapangan. Posisinya sebagai komando tertinggi di ibu kota. Adapun pelaksana tugas di medan jihad ialah para panglima yang terpilih berdasarkan kapabilitas dan integritas.

Pada bagian kedua buku ini, penulisnya menceritakan sejarah Dinasti Umayyah, baik semasa kedaulatan itu berpusat di Damaskus (Suriah) maupun Andalusia (Spanyol). Tidak lupa digambarkan pula mengenai pembebasan (futuhat) yang terus-menerus dilakukan dinasti ini.

Penyusun buku tersebut menutup bagian kedua dengan menampilkan sebagian peninggalan peradaban Arab Islam pada periode di Suriah dan Spanyol. Tidak hanya itu, ada pula suplemen bacaan mengenai kemajuan dinasti tersebut dalam aspek sosial, kebudayaan, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya, bab ketiga dalam buku ini menyorot kekuasaan Dinasti Abbasiyah, lengkap dengan periode-periodenya yang berbeda-beda. Mulai dari geliat kemunculan wangsa tersebut hingga fase-fase puncak kejayaan dan keruntuhannya sama sekali.

Inilah salah satu sebab banyak yang memisahkan diri dari kekhalifahan. Dalam bingkai tersebut, penyusun menampilkan sejarah dinasti-dinasti yang mandiri pada masa Abbasiyah, pengaruh, jejak, dan masalah politik mereka. Untuk menguatkan buku ini, penyusun menampilkan peta, ilustrasi, dan gambar-gambar peninggalan sejarah.

Bagian keempat, yang merupakan bagian akhir, dikhususkan menggambarkan perang-perang besar dalam sejarah dunia yang pernah berimbas langsung pada umat Islam. Bila dikaitkan dengan riwayat kekhalifahan-kekhalifahan Islam yang pernah ada, sejak Umayyah hingga Abbasiyah, maka dampaknya menjadi lebih signifikan. Umat Islam kala itu—dan mungkin hingga saat ini—cenderung terpecah belah ke dalam beberapa negeri.

Pada bagian penutup dalam buku ini, ditampilkan narasi historis tentang ekspedisi-ekspedisi Pasukan Salib. Kaum Salibis itu mulai bertolak dari Eropa, khususnya Prancis, ke pantai timur Laut Tengah, hingga memasuki wilayah salah satu jantung dunia Islam—Yerusalem.

 
Ditampilkan narasi historis tentang ekspedisi-ekspedisi Pasukan Salib.
 
 

Gelombang peperangan sejak akhir abad ke-11 itu terus terjadi secara periodik hingga 200 tahun kemudian. Bagaimanapun, kaum Muslimin lebih banyak mengalami kemenangan atas gerombolan Salibis tersebut.

Secara umum, buku ini cocok untuk mereka yang masih pada tahap awal menggemari bacaan sejarah Islam. Isinya bagaikan panorama yang menampilkan berbagai sisi historis syiar agama ini yang merentang berabad-abad lamanya. Karena buku ini cenderung berisi potongan-potongan snapshot, pembaca yang ingin mengkaji lebih detail tentunya memerlukan referensi yang lebih spesifik.

Yang jelas, pembaca tidak akan bosan dengan membaca sejarah Islam. Sebab, semua pembahasan dalam buku ini disisipi dengan peta, ilustrasi, dan foto-foto yang menunjukkan legasi historis Islam. Hal ini juga bisa menambah pengetahuan tentang sejarah Islam yang begitu luar biasa.

Namun, bagi pembaca yang ingin mengetahui sejarah Islam lebih komprehensif tidak bisa hanya berpatokan kepada buku ini saja. Karena, buku ini hanya menjelaskan sejarah Islam secara singkat dari masa ke masa. Kelebihan dari buku ini hanya terletak pada gambar peta ataupun peninggalan sejarah yang ditampilkan di sisi tulisan.

Umumnya sejarawan bersepakat, Islam merupakan sebuah peradaban yang paling besar pengaruhnya di dunia. Bahkan, dampaknya terasa tidak hanya beberapa ratus setelah wafatnya Rasulullah SAW. Pada masa kini pun, berbagai warisan peradaban Islam masih dapat disaksikan, baik di dalam maupun luar negeri. Karena itu, mempelajari sejarahnya adalah cara untuk menjaga spirit Islam, menebar maslahat di manapun berada, rahmatan lil ‘alamin

photo
Buku Atlas Sejarah Islam menyuguhkan narasi historis peradaban Islam sejak zaman Nabi SAW hingga dinasti-dinasti Muslim abad pertengahan. - (DOK PRI)

DATA BUKU

Judul: Atlas Sejarah Islam: Sejak Masa Permulaan Hingga Kejayaan Islam

Penulis: Tim Dar al-‘Ilm

Penerbit: Kaysa Media

Tebal: 162 halaman

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat