Sejumlah santri menghadiri peringatan Hari Santri Nasional di Puskesmas Sukaraja, Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis (22/10). | ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah

Jawa Barat

Klaster Pesantren Kembali Muncul di Kuningan

Kasus pertama terdeteksi saat tes cepat massal terhadap 443 orang yang di pesantren.

KUNINGAN -- Klaster pesantren kembali muncul di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kali ini, dari 156 orang yang menjalani tes usap di Pesantren Al-Mutawally, Kuningan, sebanyak 150 warga dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

“Infonya (ada penambahan kasus baru) 154 orang, dengan perincian 150 orang dari Ponpes Al-Mutawally dan empat orang dari sebaran lainnya,” ujar Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Kuningan, Indra Bayu, kepada Republika, Jumat (27/11).

Klaster pesantren di Kabupaten Kuningan sebelumnya terjadi di Ponpes Husnul Khotimah. Dari sekitar 405 orang di pesantren itu yang positif Covid-19 pada awal November 2020, kini semuanya sudah dinyatakan sembuh.

Menurut Indra, dari jumlah kasus positif di Ponpes Al-Mutawally, sebagian besar merupakan pasien tanpa gejala (OTG). Sementara ini mereka menjalani isolasi mandiri di pesantren. “Untuk kegiatan belajar mengajar (KBM), dari pekan kemarin sudah dihentikan sementara,” kata Indra.

Kasus itu pertama kali terdeteksi saat dilakukan rapid test atau tes cepat massal terhadap 443 orang yang ada di ponpes, baik santri maupun tenaga pengajar. Hasilnya, diketahui ada 156 orang yang reaktif sehingga dilanjutkan dengan uji usap.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta pengurus ponpes, santri, kiai, dan masyarakat Jabar disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun. Sebab, protokol kesehatan saat ini menjadi senjata satu-satunya untuk melawan Covid-19.

“Kepada para kiai dan masyarakat untuk tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata Uu di Kota Bandung.

Uu mengatakan, kendati masyarakat harus menjalani aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, protokol kesehatan tak boleh disepelekan. Abai terhadap protokol berarti juga membahayakan orang lain dan tidak turut berupaya memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Silakan berkegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup, tapi jangan lengah menerapkan protokol kesehatannya. Semua jangan lelah, jangan malas, untuk melaksanakan protokol kesehatan,” ujar dia.

Menurut dia, kedisiplinan masyarakat menerapkan protokol kesehatan amat penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19. “Kalau lengah, pasti terjadi kasus baru. Namun, kalau kita disiplin, mudah-mudahan penularan Covid-19 bisa dicegah,” kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat