Pejuang Hamas berdiri dalam formasi menjelang upacara penyerahan sandera Israel ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza, 22 Februari 2025. | AP Photo/Abdel Kareem Hana

Internasional

Akhir Pekan Mematikan untuk IDF di Shujaiya

Komandan dan polisi rahasia Israel tewas disergap pejuang di Gaza.

GAZA – Seorang tentara Israel dan seorang petugas polisi tewas dalam pertempuran melawan Hamas di Shujaiya di Kota Gaza pada Jumat sore. Sepanjang akhir pekan lalu, pasukan Israel bertumbangan diserbu pejuang Palestina di wilayah tersebut.

Times of Israel melansir, militer dan polisi Israel mengumumkan hal ini pada Sabtu waktu setempat. Insiden mematikan itu terjadi ketika pasukan penjajahan Israel (IDF) mengatakan pihaknya sedang melakukan persiapan untuk memperluas serangannya secara signifikan terhadap Hamas di Jalur Gaza jika negosiasi penyanderaan dengan kelompok tersebut terus terhenti. 

Di antara yang dibunuh adalah seorang komandan peleton di Batalyon 46 Brigade Lapis Baja 401 berusia 21 tahun. Sedangkan polisi yang tewas dari unit rahasia Polisi Perbatasan Yamas.

Menurut penyelidikan awal IDF, selama operasi di Shujaiya – sekitar 1,5 kilometer di dalam Gaza – pasukan Brigade Infanteri Cadangan Yerusalem dan anggota unit polisi Yamas menyiapkan penyergapan di sebuah gedung. Pejuang tiba di lokasi penyergapan, dan pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah mereka sekitar pukul 16.40. Selama baku tembak dengan para operator, petugas Yamas terbunuh.

Brigade Al-Qassam merilis rekaman yang menunjukkan penembakan terhadap empat tentara dan perwira Israel di Jalan Al-Awda, sebelah timur Beit Hanoun, Jalur Gaza utara, Sabtu (26/4/2025). - (Dok Hamas)  ​

Pasukan penyelamat kemudian dikirim ke lokasi kejadian untuk mengeluarkan pasukan di lokasi penyergapan. Lima belas menit setelah baku tembak awal, Humvee tentara yang mencoba mencapai daerah tersebut terkena tembakan RPG, dan seorang tentara terluka ringan.

Hampir satu jam kemudian, beberapa tank IDF, yang merupakan bagian dari pasukan penyelamat, mendapat serangan RPG dari para operator di Shujaiya. Setidaknya lima RPG diluncurkan ke tank tersebut, salah satunya membunuh tentara Israel dan melukai ringan tentara lainnya. Satu jam setelah itu, dua anggota Batalyon 7007 Brigade Yerusalem terluka parah akibat tembakan RPG dan senjata ringan di area yang sama.

IDF telah beroperasi di wilayah Shujaiya untuk memperluas zona penyangga di sepanjang perbatasan dengan Gaza.

Juga pada Jumat, empat tentara terluka dalam serangan Hamas di Jalur Gaza selatan. IDF mengatakan bahwa tentara tersebut terkena alat peledak dan tembakan senjata ringan, dan bukan tembakan RPG, seperti yang dinyatakan dalam penyelidikan awal. 

Brigade al-Qassam melakukan operasi Breaking the Sword menyergap pasukan musuh di dekat pagar pemisah sebelah timur Beit Hanoun, Jalur Gaza utara, April 2025. - (Dok Hamas)  ​

Seorang tentara terluka parah, satu orang dalam kondisi sedang, dan dua orang luka ringan. Insiden itu terjadi di kawasan Koridor Philadelphi, di sebelah lingkungan Tel Sultan di Rafah. IDF mengatakan tentara, beberapa di antaranya sedang menjalankan misi pasokan logistik, membalas tembakan setelah diserang.

Sementara itu, militer memperingatkan bahwa selama perundingan penyanderaan dengan Hamas gagal, serangan terhadap Hamas akan meningkat. Para pejabat Israel telah berulang kali memperingatkan bahwa jika kesepakatan penyanderaan tidak segera tercapai, militer akan melancarkan serangan besar-besaran yang bertujuan mengalahkan Hamas.

Serangan intensif ini akan membuat militer memanggil sejumlah besar pasukan cadangan dan beroperasi di wilayah baru di Gaza, menurut IDF. Tiga divisi IDF saat ini beroperasi di Gaza, dalam serangan yang menurut militer bertujuan untuk menekan Hamas agar kembali melakukan kesepakatan terkait penyanderaan, dan bukan menghancurkan kelompok tersebut.

Tentara Israel semakin mempertanyakan sampai kapan perang terus terjadi. Meski sudah ada gencatan senjata, Netanyahu dan elite politik Israel malah mengkhianati perjanjian dan terus memerintahkan pertumpahan darah. 

Brigade Al-Qassam merilis rekaman yang menunjukkan penyelamatan tawanan Israel dari terowongan yang dibom oleh tentara pendudukan. - (Dok Hamas)  ​

Saluran 14 Israel mengungkap kemarahan di antara perwira senior militer Israel. "Keputusan harus diambil: hancurkan Gaza atau tinggalkan. Darah prajurit tidaklah murah,"  mengutip pernyataan mereka. Koresponden militer untuk Channel 12 mengatakan, "Tentara telah beroperasi di Gaza tanpa tujuan yang jelas sejak gencatan senjata berakhir."

Ia menambahkan, "Tidak ada operasi militer berskala besar, maupun gerakan politik yang nyata," seraya mencatat bahwa "para pejuang menghadapi bahaya setiap hari tanpa pencapaian keamanan yang signifikan atau kemajuan dalam pengembalian tahanan." Koresponden saluran TV Israel tersebut mengatakan, "Sudah saatnya para pengambil keputusan memutuskan: kesepakatan atau perang."

Sebelumnya, mantan Perdana Menteri Israel Ehud Barak mengkritik perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, menggambarkannya sebagai "tidak masuk akal". Menurutnya perang itu hanya melayani kepentingan politik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia memperingatkan adanya ancaman yang akan segera terjadi terhadap masa depan dan identitas Israel.

Ia berkata, "Israel saat ini terkunci dalam perang yang sia-sia, dan Netanyahu dipaksa untuk meneruskannya." Ia mencatat bahwa "perang ini terus berlanjut bukan karena kebutuhan keamanan, tetapi karena ini merupakan kebutuhan politik bagi Netanyahu."

Pernyataan ini muncul di tengah agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang telah mengakibatkan puluhan ribu warga Palestina tewas dan rusaknya infrastruktur secara luas. Namun, media Israel melaporkan bahwa Hamas telah mempertahankan kontrol dan otoritasnya atas Jalur Gaza, sementara Israel gagal membebaskan tawanannya setelah hampir satu setengah tahun perang, dan terus menimbulkan kerugian manusia dan militer.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat