Nasabah berkomunikasi di kantor Bank BRI Syariah, Jakarta, beberapa waktu lalu. | Republika/Prayogi

Ekonomi

BRI Syariah Naik Kelas ke BUKU III

Pada kuartal III 2020, BRI Syariah mencatat pertumbuhan laba sebesar 238 persen (yoy).

 

JAKARTA -- PT Bank BRI Syariah Tbk naik kelas menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III pada 23 November 2020. Direktur Utama BRI Syariah, Ngatari, menyatakan perseroan telah memperoleh penegasan peningkatan kelas tersebut setelah mencatatkan modal inti pada 30 September 2020 sebesar Rp 5,06 triliun.

Penegasan tersebut diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat bernomor S-192/PB.34/2020 tentang peningkatan modal inti PT Bank BRI Syariah Tbk. Ngatari menyampaikan, peningkatan kelas ini akan berkontribusi positif terhadap perekonomian syariah nasional.

Dengan peningkatan status menjadi BUKU III, peluang bagi BRI Syariah makin terbuka luas, baik di sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), penyaluran dana, pembiayaan perdagangan, perbendaharaan (treasury), maupun pembukaan kantor perwakilan di luar negeri. “Insya Allah kesempatan ini akan berdampak positif terhadap ekonomi syariah nasional,” kata Ngatari, Selasa (24/11).

Sepanjang 2020 BRI Syariah menunjukkan pertumbuhan kinerja yang positif. Pada kuartal III 2020 BRI Syariah mencatat pertumbuhan laba sebesar 238 persen (yoy) menjadi Rp 190,5 miliar. BRI Syariah tetap optimistis untuk melampaui target yang telah ditetapkan hingga akhir 2020.

Per Oktober 2020 BRI Syariah telah melampaui target laba sebesar 182 persen dari yang telah ditetapkan. Ngatari optimistis pencapaian laba pada akhir 2020 akan lebih tinggi lagi.

Di sisi pembiayaan, BRI Syariah telah membukukan pertumbuhan pembiayaan sebesar 57 persen (yoy) atau telah mencapai target 111 persen dari target Oktober 2020. Sementara itu, BRI Syariah telah membukukan pertumbuhan DPK sebesar 78 persen (yoy) atau telah mencapai target 134 persen dari target Oktober 2020.

photo
Petugas melayani konsultasi nasabah di Bank Wakaf Mikro Almuna Berkah Mandiri di komplek Ponpes Krapyak, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. - (Wihdan HIdayat/Republika)

Arahan Wapres

Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meminta merger bank syariah BUMN tidak hanya berfokus pada pembiayaan korporasi besar. Menurut dia, penggabungan tersebut tidak boleh melupakan pembiayaan mikro syariah.

Arahan itu disampaikan Kiai Ma’ruf saat menerima Menteri BUMN Erick Thohir dan Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Hery Gunardi di rumah dinasnya, Jakarta, Senin (23/11).

“Jadi, tetap bermain di mikro juga. Bahkan, Wapres meminta supaya bank wakaf mikro juga dibesarkan,” ujar Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi.

Masduki mengatakan, Wapres juga meminta Menteri Erick agar mengembangkan bank wakaf mikro (BWM). Saat ini BWM banyak dibutuhkan oleh masyarakat kelompok menengah ke bawah. “Bagaimana supaya BWM ini bisa besar. Wapres meminta kepada Pak Erick (Menteri BUMN) supaya mencari model bisnisnya, supaya BWM nanti bisa besar,” ujarnya.

Wapres juga mendorong agar dana APBN bisa dialokasikan untuk pengembangan bank wakaf mikro. Meski begitu, Wapres juga berpesan, hal itu dilakukan dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.

“Manajemennya (BWM) harus ditinjau dulu seperti apa, lalu pesantren yang bagaimana yang akan dikembangkan. Saya kira harus dilakukan studi-studi untuk kesiapannya supaya betul-betul berkembang, supaya tidak menjadi dana yang begitu diserahkan ke sebuah pesantren lantas hilang,” kata Masduki.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat