Kendaraan berhenti di dekat tiang pancang monorel di kawasan Senayan, Jakarta, Selasa (3/11). Tiang pancang proyek monorel yang terbengkalai itu dimanfaatkan sebagai billboard untuk menyosialisasikan vaksin Covid-19. | Republika/Putra M. Akbar

Tajuk

Menunggu Vaksin Covid-19

Jalan vaksinasi Covid-19 masih panjang. Pemerintah harus menyiapkan segala sesuatunya agar program ini nantinya, bisa berjalan seperti yang diharapkan.

 

Upaya mengatasi pandemi Covid-19 masih bergantung pada vaksin. Tanpa vaksin, langkah pencegahan tidak bisa maksimal. Terbukti saat ini angka positif Covid-19 masih saja tinggi.

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, kemarin mengungkapkan rencana vaksinasi Covid-19 yang bakal dilakukan pemerintah. Pemerintah nantinya akan menyasar sebanyak 107 juta orang Indonesia untuk divaksinasi.

Terawan dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR menyatakan, jumlah sasaran 107 juta orang dengan total dosis 246.575.051 dosis. Ini dua dosis per orang dengan menambahkan wastage rate 15 persen.

Ada banyak isu terkait dengan vaksin ini sebelum benar-benar diterapkan. Pertama, soal sasaran. Dari jumlah 107 juta yang akan divaksin pertama kali itu siapa saja yang akan menerima? Terawan menyebut pelaksanaan vaksinasi di Indonesia terbagi ke dalam dua skema, yaitu vaksin program dan mandiri. Untuk vaksin program, ada tiga kelompok penerima, yaitu tenaga kesehatan, pelayan publik, dan peserta BPJS PBI. Vaksin program, sasarannya 32.158.276 orang, yang membutuhkan 73.964.035 dosis. Di sini masalah berpotensi muncul. Yaitu, pelayan publik dan kepesertaan BPJS. Bagaimana dengan peserta BPJS yang menunggak? Apa saja yang termasuk kategori pelayan publik? 

 
Mestinya mereka yang kurang mampu mendapatkan subsidi dari pemerintah.
 
 

Selanjutnya adalah vaksin mandiri, ditujukan kepada kelompok penerima masyarakat dan kelompok ekonomi lainnya. Sebanyak 75.048.268 orang dengan 150.096.536 dosis vaksin Covid-19 ditargetkan melalui jalur ini. Di sini masalah akan lebih banyak lagi jika pengaturannya tidak jelas dan tegas. Mestinya mereka yang kurang mampu mendapatkan subsidi dari pemerintah. Jangan sampai subsidi salah sasaran ke mereka yang sebenarnya tidak berhak.

Persoalan kedua adalah distribusi. Pemerintah mengatakan, akan menggunakan sarana distribusi yang sama dengan pelayanan imunisasi rutin yang selama ini  berjalan. Nantinya, penyediaan vaksin dan kotak penyimpanan dilakukan pusat kemudian didistribusikan ke gudang vaksin Dinas Kesehatan provinsi kemudian ke kabupaten/kota dan puskesmas. Ini akan terkendala dengan sejumlah daerah yang belum memiliki sarana distribusi. Jikapun diadakan, apakah SDM-nya sudah siap menjalankannya?

Masalah ketiga adalah waktu vaksinasi. Pemerintah belum menetapkan waktu dimulainya vaksinasi. Dalam berbagai kesempatan, pemerintah mengatakan, akhir tahun atau tahun depan. Saat ini sudah mendekati akhir tahun, tapi belum ada tanda-tanda vaksinasi akan dilakukan.

Keempat adalah sumber vaksin. Sumber vaksin program yang saat ini diharapkan pemerintah adalah vaksin dari perusahaan Cina Sinovac dan kerja sama global melalui Badan Kesehatan Dunia (WHO). Untuk vaksinasi mandiri, diharapkan ketersediaan dari Sinovac, perusahaan AS Novavax, dan vaksin Merah Putih yang dikembangkan di dalam negeri. Pemerintah harus benar-benar memastikan bahwa vaksin yang dipakai nanti, sudah melalui uji klinik tahap III. Vaksin itu juga tidak menimbulkan efek samping kepada yang divaksinasi.

 
Jalan vaksinasi Covid-19 masih panjang. Pemerintah harus menyiapkan segala sesuatunya agar program ini nantinya, bisa berjalan seperti yang diharapkan. 
 
 

Masalah kelima adalah kehalalan vaksin. Pemerintah harus memastikan bahwa vaksin yang akan diberikan ke masyarakat terjamin kehalalannya. Ini merupakan isu yang sangat sensitif. Mayoritas penduduk Indonesia adalah Muslim. Keragu-raguan terhadap kehalalan vaksin berpotensi menggagalkan program vaksinasi Covid-19.

Jalan vaksinasi Covid-19 masih panjang. Pemerintah harus menyiapkan segala sesuatunya agar program ini nantinya, bisa berjalan seperti yang diharapkan. Kendala-kendala yang diperkirakan akan muncul dari awal hendaknya diantisipasi.

Bagi masyarakat, sambil menunggu program vaksin berjalan, tetaplah disiplin dalam menjaga protokol kesehatan. Saat ini hanya itu yang bisa dilakukan untuk mengadang laju Covid-19.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat