Sejumlah petugas kesehatan menunggu relawan saat simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8). | M Agung Rajasa/ANTARA FOTO

Nasional

Eijkman: Indonesia Harus Kembangkan Vaksin Sendiri

Vaksin Merah Putih untuk Covid-19 akan diproduksi massal pada 2022.

JAKARTA – Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) kini terus mengembangkan vaksin Covid-19 yang diberi nama vaksin Merah Putih. Vaksin produksi dalam negeri dinilai penting untuk memastikan masyarakat di Tanah Air mendapat vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok.

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Amin Soebandrio menjelaskan, Indonesia membutuhkan minimal 175 juta masyarakatnya harus dilakukan vaksinasi Covid-19. Hal ini agar kondisi herd immunity melalui vaksinasi bisa tercapai. Untuk memenuhi kebutuhan itu, pengembangan vaksin di dalam negeri perlu dilakukan.

“Apakah kita mau beli (vaksin) dari luar semuanya? Belum tentu kapasitas seluruh dunia bisa mencukupi. Indonesia harus memiliki kemampuan untuk mengembangkan vaksin sendiri. Maka kami bertekad untuk semuanya memproduksi vaksin Merah Putih,” kata Amin, dalam diskusi daring yang diselenggarakan Iluni UI, Rabu (26/8).

Menurut dia, hingga pekan ketiga Agustus 2020, keseluruhan pengerjaan vaksin Merah Putih masih sesuai timeline yang ditentukan di awal pembuatan. “Kami bersama-sama Bio Farma untuk memastikan produk ini bisa betul-betul membangkitkan kekebalan di individu. Di sisi lain, vaksin ini memiliki keamanan yang tinggi,” kata Amin.

Amin mengatakan, paling cepat vaksin Merah Putih untuk Covid-19 akan diproduksi massal pada 2022. Ia mengaku diberi waktu 12 bulan untuk melakukan pengembangan vaksin Covid-19.

“Kalau uji klinis fase 1, 2, 3 mungkin akan selesai akhir tahun 2021. Kemudian setelah proses administrasi dan sebagainya mendapatkan izin edar, maka diharapkan pada trimester kedua paling lambat 2022 sudah bisa diproduksi massal,” kata Amin.

Saat ini vaksin Merah Putih masih berada dalam skala laboratorium. Lembaga Eijkman sudah selesai melakukan kloning gen dan dimasukkan ke dalam sistem ekspresi dengan menggunakan sel.

Saat ini, kata Amin, pihaknya masih menunggu proses ekspresi tersebut selesai. “Sel yang masuk di gen itu akan memproduksi dominan yang sudah kami desain,” kata dia.

Presiden Joko Widodo sebelumnya meminta, sebagian besar vaksin Covid-19 diproduksi di dalam negeri. Vaksin yang dimaksud presiden yakni hasil komitmen Indonesia dengan Cina dan Uni Emirat Arab terkait pengadaan sebanyak 290 juta dosis vaksin untuk periode 2020-2021.

Komitmen pengadaan vaksin yang dimaksud presiden, rinciannya adalah sebanyak 20-30 juta vaksin untuk tahun 2020 ini. Sementara untuk kebutuhan pada kuartal pertama tahun 2021, pemerintah Indonesia bersama Cina dan UEA telah meneken komitmen pengadaan 80-130 juta vaksin. Sedangkan untuk kuartal kedua hingga keempat tahun 2021, pasokan yang sudah diamankan sebanyak 210 juta vaksin.

Kerja sama dengan beberapa negara di luar negeri memang dilakukan pemerintah Indonesia untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 secara cepat. Selain itu, masih ada kerja sama lain yang dijalin antara perusahaan farmasi nasional dan luar negeri. Antara lain, Kalbe Farma dengan Genexine asal Korea Selatan. Vaksin yang ditargetkan masuk uji klinis tahap kedua pada akhir 2020 ini berjuluk ‘GX-19’.

Kemudian ada juga Kimia Farma yang bekerja sama dengan Group42, perusahaan riset berbasis di Abu Dhabi. Riset vaksin bersama Group42 ini juga menggandeng Sinopharm, sebuah pabrikan produk farmasi asal Cina. Selain itu, pemerintah juga masih menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi asal Inggris, AstraZeneca.

Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma, Neni Nurainy, menjelaskan, proses pengembangan vaksin tidaklah mudah. Sebab, untuk dapat menghasilkan vaksin yang aman dan efektif harus melalui suatu proses yang sangat kompleks. Selain itu, vaksin juga harus bisa diproduksi dalam kondisi yang konsisten.

“Ini memerlukan proses yang cukup panjang, karena syarat dari WHO untuk vaksin ini betul-betul ketat. Jadi kemurniannya harus sangat tinggi,” kata Neni.

Terkait vaksin untuk penyakit yang mewabah, seperti Covid-19, juga diperlukan kecepatan. Saat ini, relaksasi regulasi sudah diterapkan agar vaksin bisa cepat bisa diproduksi dan digunakan oleh masyarakat. Namun, di satu sisi, proses pengembangan vaksin tidak boleh menghilangkan keamanan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat